Tindak Tutur Ilokusi dan Perlokusi dalam Film La Bonne Épouse (2020)
ADETYASWENING MAHANANI, Dr. Hayatul Cholsy, M.Hum
2024 | Skripsi | SASTRA PERANCIS
Penelitian ini membahas sebuah film berasal dari Perancis yang berjudul La
Bonne Épouse yang rilis pada tahun 2020 dengan latar belakang asrama putri di
Perancis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk tindak tutur ilokusi dan
perlokusi yang digunakan di sebuah asrama putri serta dampak yang muncul dari
bentuk tindak tutur tersebut. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori
pragmatik oleh I Dewa Putu Wijana, dengan menggunakan metode kualitatif
supaya dapat memahami makna dari suatu konteks dalam film. Setelah
menganalisis data bentuk tindak tutur pada film La Bonne Épouse, ditemukan
perbandingan antara kedua bentuk tindak tutur yaitu Tindak Tutur Ilokusi sejumlah
27 bentuk tuturan, 10 bentuk tuturan memiliki makna secara implisit dan 17 bentuk
memiliki makna eksplisit. 8 kategori yang merujuk pada pengertian bentuk tindak
tutur ilokusi yaitu 5 bentuk peringatan, 5 bentuk penjelasan, 10 bentuk pernyataan,
3 bentuk perintah, 1 bentuk perjanjian, 1 bentuk komentar, 1 bentuk menyambut,
dan 1 bentuk membantah. Kemudian pada bentuk tindak tutur perlokusi jumlah
keseluruhan data yang ditemukan yaitu 23 bentuk tuturan yang didalamnya terdapat
10 bentuk memiliki makna secara implisit dan 13 bentuk tuturan memiliki makna
secara eksplisit. Dari bentuk tindak tutur perlokusi ditemukan 6 kategori yang
sesuai dengan pengertian dari tindak tutur perlokusi yaitu 5 bentuk
memperingatkan, 11 bentuk perintah, 4 bentuk membujuk, 1 bentuk meyakinkan, 1
bentuk menyadarkan, dan 1 bentuk ajakan. Secara keseluruhan data, tindak tutur
ilokusi secara eksplisit lebih banyak digunakan dalam pendidikan formal untuk
menyalurkan sebuah informasi.
This research analyzed a French movie entitled La Bonne Épouse. This
research aimed to determine the illocutionary speech acts and perlocutionary used
in a girls dormitory and the impact that arises from the form of speech acts. A
pragmatic theory proposed by I Dewa Putu Wijana was used in this research. A
qualitative method was applied to understand the meaning and the context of the
movie. The result of this research found that 27 data were illocutionary acts, 10 data
had an implicit meaning, and 17 data had an explicit meaning. The illocutionary
acts were classified into 8 categories following the description of illocutionary acts.
It was found that there were 5 data of warning, 5 data of describe, 10 data of state,
3 data of command, 1 data of promise, 1 data of comment, 1 data of welcome, and
1 data of argue. In the perlocutionary acts category, it was found that the total of
the speech act was 23 data, of which 10 data had an implicit meaning and 13 data
had an explicit meaning. It was found that 6 categories followed the definition of
perlocutionary speech acts which were 5 warning forms, 11 command forms, 4
persuading forms, 1 convincing form, 1 awareness form, and 1 invitation form.
Overall, illocutionary speech acts were explicitly used more in formal education to
channel information.
Kata Kunci : Pragmatik, Tindak Tutur, Film, Ilokusi, Perlokusi