TREN KASUS BUNUH DIRI DI KOTA YOGYAKARTA PERIODE 2017-2022: ANALISIS DATA SEKUNDER LAPORAN FORENSIK POLRESTA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF
LUKMAN BAGUS SUMANTRI, Diana Setiyawati, S.Psi., M.H.Sc., Ph.D., Psikolog
2024 | Skripsi | PSIKOLOGI
Bunuh diri merupakan fenomena dan tantangan global, dimana data bunuh diri, epidemiologi, dan data lainnya belum merepresentasikan kasus sesungguhnya disebabkan kurangnya ketersediaan dan kualitas data. Pandemi COVID-19 berpotensi meningkatkan risiko bunuh diri karena perubahan di berbagai aspek yang memicu permasalahan psikologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tren kasus bunuh diri di Kota Yogyakarta dalam laporan forensik di Polresta Yogyakarta periode 2017-2022 berdasarkan hasil analisis kuantitatif (uji chi-square (X^2)) dengan kriteria inklusi tertentu. Tren kasus bunuh diri di Kota Yogyakarta didominasi oleh pria, usia dewasa tengah, dengan metode gantung diri, dan di kecamatan Gondokusuman. Hubungan yang signifikan ditemukan dalam status pernikahan dan metode kematian terhadap gender. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tren kasus bunuh diri yang terjadi sebelum dan selama pandemi COVID-19 berdasarkan tinjauan demografis. Kurangnya kualitas dan kuantitas data berpengaruh terhadap hasil penelitian sehingga perlunya suicide registry nasional untuk mendapatkan hasil yang komprehensif agar prevensi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor risiko dan pendekatan multisektoral.
Suicide is a global phenomenon and challenge, where suicide reports, epidemiological and other data still underrepresent the actual cases due to the lack of data availability and quality. The COVID-19 pandemic has the potential to increase the risk of suicide because of the many changes in various aspects that trigger psychological problems. This research was conducted to determine trends of suicide cases in Yogyakarta City based on forensic reports at the Polresta Yogyakarta for the 2017-2022 period using quantitative analysis (chi-square test (X^2)) with inclusion criteria. The trend of suicide cases in Yogyakarta is dominated by men, midlife, and in the Gondokusuman sub-district. A significant relationship was found in marital status and method of death to gender. There is no significant difference between trends in suicide cases that occurred before and during the COVID-19 pandemic based on a demographic review. The lack of quality and quantity of data affects research results, so there is a need for a national suicide registry to obtain comprehensive results so that prevention can be carried out by considering risk factors and a multisectoral approach.
Kata Kunci : bunuh diri, tren bunuh diri, demografis, COVID-19, suicide registry