PENGARUH PERUBAHAN RATING OBLIGASI DAN PENGGUNAAN FINANCIAL STRESS INDEX TERHADAP HARGA OBLIGASI INDONESIA : STUDI EMPIRIS OBLIGASI KORPORASI 2019-2022
Ery Sahminan Fitria, Bowo Setiyono, S.E., M.Com., Ph.D
2024 | Tesis | S2 MANAJEMEN (MM) JAKARTA
Obligasi adalah instrumen keuangan yang merupakan bentuk utang yang dikeluarkan oleh suatu entitas, seperti perusahaan, pemerintah, atau lembaga keuangan, untuk mendapatkan dana dari investor. Dalam konteks obligasi, entitas yang menerbitkan obligasi disebut sebagai penerbit atau emiten, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut sebagai pemegang obligasi. Obligasi dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, dan harganya dapat berfluktuasi tergantung pada perubahan suku bunga dan faktor-faktor lainnya. Investasi dalam obligasi dapat memberikan pendapatan tetap melalui pembayaran bunga, dan pengembalian pokok pada tanggal jatuh tempo. Obligasi sering digunakan oleh entitas sebagai sumber pendanaan jangka panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat beberapa faktor yang mempengaruhi harga obligasi, antara lain rating obligasi, kondisi stres keuangan dan tingkat bunga. Variabel rating menggunakan dummy variabel untuk melihat perubahan rating, baik upgrade maupun downgrade, kondisi stres keuangan di proxy kan dengan menggunakan Financial Stress Index, sedangkan tingkat bunga yang digunakan adalah JIBOR rate (Jakarta Interbank Offered Rate). Penelitian dilakukan pada 16 seri obligasi korporasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif, uji normalitas juga menggunakan metode analisis data panel dan uji regresi linier berganda.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah ada korelasi positif antara rating obligasi dan harga obligasi. Ini menunjukkan bahwa investor memandang rating sebagai indikator penting dari kualitas obligasi. FSI memiliki pengaruh negatif terhadap harga obligasi. Ketika FSI tinggi, yang menandakan adanya ketidakstabilan ekonomi makro, harga obligasi cenderung turun. JIBOR juga memiliki pengaruh negatif terhadap harga obligasi. Ini berarti bahwa kenaikan dalam JIBOR, yang seringkali menunjukkan ketidakstabilan pasar uang, cenderung menurunkan harga obligasi. Sebaliknya, JIBOR yang lebih rendah dapat meningkatkan harga obligasi, mungkin karena menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan daya tarik investasi di obligasi.
Bonds are financial instruments that are a form of debt issued by an entity, such as a company, government, or financial institution, to raise funds from investors. In the context of bonds, the entity that issues bonds are referred to as the issuer or issuer, while the investors who buy bonds are referred to as bondholders. Bonds can be traded in the secondary market, and their prices can fluctuate depending on changes in interest rates and other factors. An investment in bonds can provide a steady income through interest payments, and the return of principal on the maturity date. Bonds are often used by entities as a source of long-term funding.
This study aims to look at several factors that affect bond prices, including bond ratings, financial stress conditions and interest rates. The rating variable uses dummy variables to see changes in rating, either upgrade or downgrade, financial stress conditions are proxied using the Financial Stress Index, while the interest rate used is the JIBOR rate (Jakarta Interbank Offered Rate). The research was conducted on 16 series of corporate bonds listed on the Indonesia Stock Exchange. The method used in this research is descriptive statistical analysis, normality test also uses panel data analysis method and multiple linear regression test.
The conclusion obtained from the results of this study is that there is a positive correlation between bond ratings and bond prices. This indicates that investors view rating as an important indicator of bond quality. FSI has a negative influence on bond prices. When FSI is high, which indicates macroeconomic instability, bond prices tend to fall. JIBOR also has a negative influence on bond prices. This means that a rise in JIBOR, which often indicates money market instability, tends to lower bond prices. Conversely, a lower JIBOR can increase bond prices, possibly because it lowers borrowing costs and increases the attractiveness of investing in bonds.
Kata Kunci : rating, harga obligasi, tingkat bunga, obligasi, pengumuman penerbitan obligasi, imbal hasil, rating, bond price, interest rate, bonds, bond rating announcement, bond yield