Eksplorasi Pengalaman Perkembangan Identitas Gender pada Laki-laki Penyintas Kekerasan Seksual
M Zidan Alfarishi, Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D.
2024 | Skripsi | PSIKOLOGI
Penelitian terkait kekerasan seksual di Indonesia
masih berfokus pada penyintas perempuan, meskipun data menunjukkan kejadian
kekerasan seksual juga menimpa laki-laki yang dapat berpengaruh secara
psikologis. Minimnya pengetahuan terkait dengan pengalaman psikologis kekerasan
seksual yang terjadi pada laki-laki membatasi upaya pencegahan maupun
intervensi psikologis pada penyintas. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi
pengalaman perkembangan identitas gender laki-laki penyintas kekerasan seksual
yang melibatkan empat laki-laki berusia 21-29 tahun dan pernah mengalami
kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
fenomenologi untuk memahami pemaknaan individu atas pengalaman kekerasan
seksual dan perkembangan identitas gendernya. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara semi-terstruktur dan analisisnya mengadopsi Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Teori social cognitive of gender identity
development digunakan dalam proses interpretasi pemaknaan individu. Peserta
mengungkapkan variasi bentuk kekerasan seksual dan memaknai pengalaman tersebut
sebagai stressor. Mayoritas
partisipan menceritakan perkembangan identitas gender yang normatif dimana
faktor lingkungan di luar kekerasan seksual lebih banyak mempengaruhi
perkembangan identitas gender. Meskipun demikian, ada negosiasi terkait
ekspresi gender karena perasaan tidak mampu memenuhi ekspektasi gender normatif
dari masyarakat. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada kelompok usia
yang lebih beragam serta mengkaji aspek lain seputar gender seperti orientasi
seksual. Pendidikan seksual juga perlu diajarkan dalam memahami perkembangan
gender serta upaya preventif dalam mencegah kekerasan seksual.
Research on sexual violence in Indonesia predominantly focuses on female survivors, despite data showing that sexual violence also affects men psychologically. The lack of knowledge related to the psychological experience of sexual violence that occurs in men limits prevention efforts and psychological interventions for survivors. This research aims to explore the gender identity development experiences of male survivors of sexual violence involving four men aged 21-29 years who are survivor of sexual violence. This study adopted a qualitative phenomenological approach to understand individual meanings of sexual violence experiences and gender identity development. Data were collected using semi-structured interviews and analysed using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Social cognitive theory of gender development was used to interpret participants' meanings. Participants expressed various types of sexual violence and referred to the experiences as a stressor. The majority of participants narrated normative gender identity development where environmental factors outside of sexual violence mostly influenced gender identity development. However, there was a constant negotiation regarding gender expression due to feelings of not being able to fulfil normative gender expectations from society. Further research needs to be conducted in a more diverse age group and examine other aspects of gender such as sexual orientation. Sexual education also needs to be taught in understanding gender development as well as preventive efforts in preventing sexual violence.
Kata Kunci : perkembangan identitas gender, laki-laki, penyintas kekerasan seksual