Laporkan Masalah

Kinerja Kemitraan Pemulihan Ekosistem pada Lahan Bekas Tambang Terbuka (Open Pit) Grasberg di PT Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah

Rizka Afif Muhammad, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU.

2024 | Skripsi | KEHUTANAN

PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai salah satu perusahaan penghasil mineral berupa emas, perak, dan tembaga di Indonesia diwajibkan untuk menyusun rencana reklamasi lima tahunan melalui dokumen AMDAL 300K yang tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP–55/MENLH/12/1997 dan PTFI juga telah mendapatkan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk operasi produksi melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.590/MENLHK/SETJEN/PLA.0/12/2018. Salah satu lokasi pelaksanaan reklamasi pasca tambang PTFI adalah sekitar lahan bekas tambang terbuka Grasberg. Pelaksanaan program reklamasi berupa revegetasi di Grasberg yang dilakukan oleh Divisi Environmental Seksi Highland Reclamation melibatkan partisipasi kemitraan dan memiliki target dan pencapaian tahunan yang tidak dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model bisnis yang diterapkan oleh PTFI dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi bersama dengan mitra khususnya pelaksanaan revegetasi, menjelaskan capaian kinerja dan menilai keberlanjutan dampak reklamasi di lahan bekas tambang terbuka Grasberg, serta faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja reklamasi lahan bekas tambang terbuka Grasberg. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Miles dan Huberman, analisis model fishbone, dan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model bisnis yang diterapkan PTFI (owner) dalam reklamasi lahan bekas tambang terbuka Grasberg adalah sistem kontraktor dengan melalui penunjukkan kepada perusahaan kontraktor (worker). Capaian administratif kinerja kemitraan masih belum sesuai dengan indikator luas areal penanaman, efisiensi, dan efektifitas penganggaran namun telah memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan dimensi ekologi, ekonomi, dan kelembagaan. Faktor–faktor yang menghambat keberhasilan realisasi target reklamasi adalah jumlah supervisor reklamasi, low vehicle dan safety kit, alat berat, ketersediaan tanah pucuk, penggunaan dana, jadwal penjemputan karyawan, jarak lokasi kerja, dan cuaca esktrem. Faktor–faktor yang mendorong keberhasilan realisasi target reklamasi adalah cuaca yang baik, angka target reklamasi yang rendah, dan bantuan pihak ketiga .

PT Freeport Indonesia (PTFI), as one of the companies producing gold, silver, and copper in Indonesia, is obligated to prepare a five–year reclamation plan in line with Minister of Environment Decree No. KEP–55/MENLH/12/1997 and they have forest area using permission for operation purposes through Minister of Environment and Forestry Decree SK.590/MENLHK/SETJEN/PLA.0/12/2018. The ex–Grasberg open pit mine area is one of PTFI's post–mining reclamation implementation locations. The Environmental Division Highland Reclamation Section has been operating a reclamation programme in the form of revegetation in Grasberg, which incorporates partnership involvement and has non–dynamic annual targets. The objective of this research is to describe PTFI business model in conducting reclamation with partners, particularly revegetation, to explain the achievements of reclamation of Grasberg ex–open pit mine and to assess the sustainability of Grasberg ex–open pit mine, as well as to identify the factors affecting partnership's performance in the reclamation of Grasberg ex–open pit mine. It used Miles and Huberman analysis, fishbone model analysis, and descriptive statistical analysis. According to the findings of the research, the business model used by PTFI as an owner in the reclamation of Grasberg ex– open pit mine is a contractor system based on the picking of contractor as the workers. The partnership's administrative performance achievement is not achieving the indicators of planting area, efficiency, and effectiveness of budgeting, nevertheless they have had a positive impact on the sustainability dimentions of ecological, economic, and institutional. The number of reclamation supervisors, a lack of cars and safety kits, heavy equipment maintenance, the availability of topsoil, finances management, employee pick– up schedules, distance to work locations, and extreme weather are all factors that impede the successful realisation of reclamation aims. Meanwhile, ideal weather, low reclamation target numbers, and third– party help are elements that foster the successful realisation of reclamation targets. 

Kata Kunci : Kinerja, kemitraan, lahan bekas tambang terbuka, reklamasi; Performance, partnership, ex–Grasberg open pit mine, reclamation.

  1. S1-2024-445540-abstract.pdf  
  2. S1-2024-445540-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-445540-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-445540-title.pdf