Identitas Sosial Penghafal Al-Qur'an di Pesantren
Abd Halim, Dr. Wenty Marina Minza, S.Psi, M.A
2024 | Tesis | S2 Psikologi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan identitas sosial Hafidz Qur’an di pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dengan 3 partisipan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Hafidz Qur’an seseorang yang diberikan kemampuan untuk menghafal Al-Qur’an 30 juz secara sempurna dan mampu menerapkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dalam kehidupannya. Identitas Hafidz Qur’an terbentuk melalui social categorisation, para hafidz mengkategorikan mereka sebagai kelompok yang mampu menghafal Al-Qur’an secara menyeluruh dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. Salience of social categories seorang dilihat dari kemampuan mereka menghafal Al-Qur’an yang dianggap istimewa karena tidak semua anggota masyarakat memiliki kemampuan tersebut. Identitas sosial Hafidz Qur’an bisa semakin kuat ketika para hafidz bersama dengan in group mereka, sehingga muncul rasa percaya diri dan optimis pada diri mereka. Di sisi lain identitas sosial juga bisa semakin melemah seiring dengan adanya interaksi dengan out-group yang membuat perilaku mereka menyimpang seperti perilaku pacaran. Dengan demikian cara para hafidz merawat identitas sosial mereka sebagai hafidz ketika merasa terancam dengan adanya perilaku pacaran yaitu dengan kembali bergabung dengan kelompok mereka dan melakukan murojaah Al-Qur’an bersama.
This research aims to determine the formation of the social identity of Hafidz Qur'an in Islamic boarding schools. This research uses a qualitative phenomenological approach with 3 participants. The research results illustrate that Hafidz Qur'an is someone who is given the ability to memorize 30 juz of the Qur'an perfectly and is able to apply the values of the teachings of the Qur'an in his life. The identity of Qur'an Hafidz is formed through social categorisation, the hafidz categorize them as a group who are able to memorize the Qur'an in its entirety and are able to apply it in everyday life. A person's salience of social categories is seen from their ability to memorize the Al-Qur'an which is considered special because not all members of society have this ability. The social identity of Qur'an Hafidz can become stronger when the Hafidz are together with their in group, so that they feel confident and optimistic. On the other hand, social identity can also become weaker along with interactions with out-groups which makes their behavior deviate, such as dating behavior. Thus, the way hafidz maintain their social identity as hafidz when they feel threatened by dating behavior is by rejoining their group and doing murojaah of the Qur'an together.
Kata Kunci : Identitas Sosial, Penghafal Al-Qur’an, Pesantren