ANALISIS VALUE STREAM MAPPING PADA PROSES PENGADAAN BAHAN BAKU IMPOR PUPUK NPK STUDI KASUS PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Giar Pradipta, Prof. Suadi, S.Pi., M.Agr.Sc., Ph.D

2024 | Tesis | S2 Manajemen

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menyediakan pupuk urea dan NPK. Biaya bahan baku menyumbang 91?ri harga pokok produksi NPK. Durasi yang dibutuhkan untuk melakukan pengadaan bahan baku lebih dari SLA (Service Level Agreement). Hal ini mengakibatkan adanya potensi perbedaan harga yang mengakibatkan pengulangan proses pengadaan bahan baku dikarenakan adanya perbedaan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang sudah ditetapkan. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi proses pengadaan bahan baku NPK hingga ditentukan harga yang disepakati, mengevaluasi aktivitas yang terdapat pada proses pengadaan bahan baku impor NPK, dan memberikan saran untuk proses pengadaan bahan baku NPK. Data didapatkan melalui observasi, dan wawancara mendalam dengan key informan yaitu middle management dan eksekutor aktivitas. Analisis proses pengadaan bahan baku menggunakan metode Value Stream Mapping. Akar permasalahan durasi pengadaan melebihi SLA diselesaikan menggunakan diagram tulang ikan. Hasil penelitian yang didapat dalam proses bisnis pengadaan bahan baku terdapat 9 aktivitas yang dilakukan di PT Pupuk Sriwidjaja, 13 aktivitas yang dilakukan di PT PI, dan 1 aktivitas yang dilakukan oleh supplier. Setelah proses perbaikan value stream, total waktu yang dibutuhkan untuk proses pengadaan bahan baku impor NPK, yaitu sebesar 17 hari terdiri dari aktivitas value added 16,5 hari atau 97?n aktivitas necessary non-value added, yaitu 0,5 hari atau 3%. Perusahaan dapat menerapkan tanda tangan elektronik dan menyajikan data harga terkini bahan baku oleh PI kepada PUSRI untuk mempercepat durasi penyelesaian proses pengadaan. Ekosistem TI dan sosialisasi kebijakan tanda tangan elektronik diperlukan untuk melancarkan upaya penerapan tanda tangan elektronik di lingkup PT. Pupuk Sriwidjaja.

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang produces urea and NPK fertilizer. Raw material costs account for 91% of NPK's cost of production. The duration required to procure raw materials is more than the SLA (Service Level Agreement). This results in the potential for price differences which result in a large number of raw material procurement processes due to differences in the Self Estimated Prices (HPS) that have been set. For this reason, the aim of this research is to identify the process of procuring NPK raw materials until an agreed price is determined, providing activities contained in the process of procuring imported NPK raw materials, and providing suggestions for the process of procuring NPK raw materials. Data was obtained through observation and in-depth interviews with key informants, namely middle management and executors. Analysis of the raw material procurement process using the Value Stream Mapping method. The root of the problem is that the duration exceeds the SLA procurement using a fishbone diagram. The research results obtained in the raw material procurement business process contained 9 activities carried out at PT Pupuk Sriwidjaja, 13 activities carried out at PT PI, and 1 activity carried out by the supplier. After the value stream improvement process, the total time required for the process of procuring imported NPK raw materials is 17 days, consisting of 16.5 days or 97% value added activities and non-value added activities, namely 0.5 days or 3%. Companies can apply electronic signatures and present the latest raw material price data by PI to PUSRI to speed up the duration of completion of the procurement process. An IT ecosystem and socialization of electronic signature policies are needed to facilitate efforts to implement electronic signatures within PT. Pupuk Sriwidjaja.

Kata Kunci : NPK, bahan baku, Value Stream Mapping, tanda tangan elektronik