Laporkan Masalah

Pengaruh Latihan Modifikasi VLADIMIR JANDA (Keseimbangan dan Peregangangan Otot Tungkai Bawah) Terhadap Nyeri Akibat Kerja Pemetik Daun Teh

Anggi Setiorini, Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM

2024 | Disertasi | S3 Kedokteran Umum

LATAR BELAKANG: Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Pemetik daun teh melakukan pekerjaan secara berulang dan terus menerus serta memerlukan energi dan kekuatan otot yang besar. Posisi menggendong beban berat daun teh pada punggung dan jalan yang cukup berbahaya terkadang menimbulkan masalah bagi pemetik daun teh. Rehabilitasi muskuloskeletal dapat meningkatkan kemampuan fungsi tubuh seseorang dengan baik. Salah satu program rehabilitasi muskuloskeletal adalah dengan diberikannya terapi berupa latihan fisik. Tujuan: Mengkaji pengaruh kombinasi latihan keseimbangan dan peregangan otot tungkai bawah terhadap aspek kinerja pemetik daun teh. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental dengan rancangan randomized control group pretest-postest design. Subjek penelitian adalah pemetik daun teh yang terdiri dari 10 kontrol dan 10 perlakuan latihan keseimbangan metode Vladimir Janda dan 10 perlakuan kombinasi latihan keseimbangan dan peregangan otot tungkai bawah. Kombinasi latihan keseimbangan dan peregangan otot tungkai bawah dilakukan selama 12 minggu yang terdiri dari 5 fase. Fase I-IV dilaksanakan 5 kali seminggu, sedangkan fase V dilakukan 3 kali seminggu dan tiap sesi berdurasi 16 menit. Postural sway diukur dengan posturometer. Kekuatan otot tungkai diukur dengan back-leg dynamometer. Nyeri akibat kerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Rentang gerak sendi diukur dengan goniometer. Cedera otot diukur dengan kadar serum IL-6. Uji statistik yang digunakan adalah one-way ANNOVA. Hasil: Postural sway (12,9+-2,7 detik; p=0,00), otot fleksor plantar (3,3+2kg; p=0,01), rentang gerak sendi ekstrimitas bawah ((panggul fleksi (118,2+1,98 derajat; p=0,00); panggul ekstensi (20,5+3,6 derajat; p=0,00); lutut fleksi (128,7+1,8 derajat; p=0,00); lutut ekstensi (6,2+2,1derajat; p=0,029); kaki fleksi (14+2,1 derajat; p=0,05); kaki ekstensi (43,5+2,4 derajat; p=0,020)) dan kadar serum IL-6 (0,11+-0,02 mg/dl; p<0> Kruskal Wallis dan di post-hoc Mann Whitney di dapatkan p<0>one-way ANNOVA dan di post-hoc LSD didapatkan (69,6+15,6 kg; p=0,00). Frekuensi nyeri akibat kerja berdasarkan NBM tungkai bawah berkurang pada lutut kanandan kiri kelompok perlakuan A (11,7%). Kesimpulan: Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menghasilkan suatu kombinasi latihan keseimbangan dan peregangan otot tungkai bawah yang menurunkan postural sway dan meningkatkan kekuatan otot ekstensor lutut serta kekuatan otot fleksor plantar.

Background: Musculoskeletal disorders (MSDs) are a problem in the occupational health sector at this time. Te leaf pickers carry out work repeatdly and continously and require a lot of energy and muscle strength. The position of carrying a heavy load of tea leaf pickers on the back and the dangerous road sometimes cause problems for tea leaf pickers. Musculoskeletal rehabilitation can improve a person's ability to function properly. One of the musculoskeletal rehabilitation programs is providing therapy in the form of physical exercise. Objective: Assess the effect of the combination of balance training and leg muscle stretching on the performance aspects of tea leaf pickers. Methods: The study design used was quasi-experimental with a randomized control group design pretest-posttest design. The research subjects were tea leaf pickers consisting of 10 control groups and 10 treatment groups for Vladimir Janda exercise and 10 treatment groups combination of balance exercise and stretching of muscle leg. The combination of balance and muscle strength exercise is carried out for 12 weeks consisting of 5  phase. Phase I-IV is carried out 5 times a week, while phase V is carried out  times a week and each session was 16 minutes. Postural sway is measured by posturometer. Work-related musculoskeletal disorders is measured by Nordic Body Map. The strength of the leg muscles was measured by a back-leg dynamometer. The range of motion of the joints is measured by a goniometer. Muscle injury is measured by IL-6 serum. The statistical test used was one-way ANNOVA test. postural sway (12,9+-2,7 second; p=0,00),  flexor plantar muscles (3.3+2kg; p=0,01), lower extrimity joint range of motion ((hip flexion (118.2+1.98 degree; p=0,00); hip extension (20.5+3.6 degree; p=0,00); knee flexion (128.7+1.8 degree; p=0,00); knee extension (6.2+2.1degree; p=0,029); foot flexion (14+2.1 degree; p=0,05); foot extension (43.5+2.4 degree; p=0,020)) and serum IL-6 levels (0,11+-0,02 mg/dl; p<0> Kruskal Wallis and post-hoc Mann Whitney test it was found that p<0> was obtained (69.6+15.6 kg; p=0,00).  The frequency of work-related musculoskeletal disorders based on NBM of the lower limbs was reduced in the right and left knees of treatment group A (11.7%). Conclusion: This study is the first research to produce a combination of balance training and lower leg muscle stretching which reduces postural sway and increases knee extensor muscle strength and plantar flexor muscle strength.

Kata Kunci : Postural sway,kekuatan otot,nyeri,latihan

  1. S3-2024-435350-abstract.pdf  
  2. S3-2024-435350-bibliography.pdf  
  3. S3-2024-435350-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2024-435350-title.pdf