Laporkan Masalah

Resepsi Generasi Z terhadap Pemaknaan Maskulinitas Alternatif: Laki-Laki sebagai Bapak Rumah Tangga dalam Anime The Way of Househusband

ARUN PANRITA ARIFIN, Jusuf Ariz Wahyuono, S.I.P., M.A.,

2024 | Skripsi | Ilmu Komunikasi

Masyarakat Indonesia secara dominan masih memegang nilai patriarkis yang menempatkan laki-laki sebagai pencari nafkah. Nilai ini menjadi akar diskriminasi bagi para laki-laki yang memilih untuk menjadi bapak rumah tangga secara penuh. Diskriminasi tersebut berdampak pada kurangnya penggambaran positif bapak rumah tangga di media Indonesia. Namun, terdapat tayangan dari luar negeri yang mencoba memberikan penggambaran bapak rumah tangga secara positif, yaitu anime The Way of Househusband yang tayang di Netflix. Peneliti ingin mengetahui bagaimana resepsi generasi Z–yang notabene penonton anime terbesar di Indonesia–terhadap pesan maskulinitas alternatif tersebut dalam anime The Way of Househusband musim pertama dan musim kedua. Dalam melihat resepsi tersebut, penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teori analisis Stuart Hall yang membagi resepsi pesan audiens ke dalam tiga kategori, dominant-hegemonic reading, negotiated reading, dan oppositional reading. Dalam memilih enam informan yang diwawancarai, peneliti mempertimbangkan latar belakang keluarga, agama, pendidikan dan budaya dan pengaruhnya terhadap ekspektasi informan mengenai laki-laki sebagai suami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa institusi keluarga paling kuat dalam membentuk ekspektasi tersebut. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika melihat penggambaran Tatsu sebagai bapak rumah tangga, informan masuk ke dalam dominant-hegemonic reading dan negotiated reading. Semua informan mendukung jika laki-laki mengerjakan pekerjaan domestik. Namun, setengah dari informan menolak laki-laki menjadi penerima nafkah. Lebih lanjut, peneliti mencermati bahwa nilai mengenai ekspektasi terhadap suami lebih mempengaruhi bagaimana informan menerima maupun menolak bentuk maskulinitas alternatif dalam anime The Way of Househusband. 

The majority of Indonesians hold patriarchal values that expect men to be the breadwinners. That expectation becomes the root of discrimination against men who choose to be full-time stay-at-home husbands. The discrimination itself leads to a lack of positive depictions of stay-at-home husbands in Indonesian media. However, there is a foreign program that positively portrays stay-at-home husbands: The Way of Househusband, an anime that streams on Netflix. The study concentrated on how Indonesia's largest anime-watching demographic, generation Z, responded to the alternative masculinity shown in The Way of Househusband's first and second seasons. Qualitative methods and Stuart Hall’s audience reception theory were used in this research to position the audience reception into three categories: dominant-hegemonic reading, negotiated reading, and oppositional reading. The selection of six informants that were interviewed was based on the variety of informants’ backgrounds, ranging from family, education, religion, and ethnicity, and its influence on informants’ expectations of men as husbands. The results indicated that family institutions are the most influential factor in shaping that expectation. Furthermore, the informants’ reception toward Tatsu as a househusband was only categorized into dominant-hegemonic reading and negotiated reading. All six informants were supportive of the idea of men participating in household chores. Yet, half of the informants rejected the concept of men not being providers for their families. 

Kata Kunci : maskulinitas alternatif, anime, generasi Z, analisis resepsi audiens, bapak rumah tangga

  1. S1-2024-459782-abstract.pdf  
  2. S1-2024-459782-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-459782-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-459782-title.pdf