POLEMIK CHILDFREE: MENGULIK PANDANGAN NETIZEN DI MEDIA SOSIAL (STUDI KASUS PADA KOMENTAR NETIZEN DI AKUN MEDIA SOSIAL GITASAV)
Anisa Mutiaranti, Dr. Elan Ardri Lazuardi, S.Ant., M.A.
2024 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA
Childfree adalah sebuah pilihan individu atau
pasangan untuk tidak memiliki anak yang dapat diputuskan sejak sebelum menikah
maupun sudah menikah. Childfree menjadi sebuah fenomena di
Indonesia sejak dua tahun terakhir yang berawal dari seorang influencer media
sosial bernama Gita Savitri yang membagikan pilihan dirinya untuk childfree setelah
menikah. Pernyataan dan konten yang diunggah Gitasav menjadi ramai diperbincangkan
dan mengakibatkan perdebatan antara netizen Indonesia. Penelitian ini
menggunakan perspektif gender dan feminisme serta teori stigma untuk mengetahui
bagaimana konstruksi yang dibangun budaya patriarki pada perempuan dalam
menjalani hidup dan untuk mengetahui bagaimana pandangan netizen terhadap
fenomena childfree di media sosial. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pandangan terkait dengan fenomena childfree yang
melibatkan pilihan perempuan dalam media sosial.
Dalam penelitian ini menggunakan
metode studi kasus dengan mendeskripsikan proses apa, mengapa dan
bagaimana fenomena childfree terjadi pada influencer media
sosial Gitasav dengan analisis data berupa pernyataan netizen terhadap viralnya
konten dan pernyataan Gitasav di media sosial, khususnya Instagram, X, dan
YouTube, Selain itu, penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam untuk
mengetahui pandangan yang diterima perempuan childfree dengan
mengaitkannya pada pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu diketahui dalam penelitian ini
bahwa stigma yang didapatkan oleh perempuan yang memilih childfree karena
budaya patriarki yang masih melekat di masyarakat. Pandangan masyarakat
terhadap childfree adalah hak dan pilihan yang dimiliki setiap
individu dan pasangan untuk memilih ingin memiliki anak atau tidak. Di sisi
lain, masyarakat juga mengatakan bahwa childfree adalah tabu
yang tidak dapat dibicarakan secara terbuka di ruang publik serta dikaitkan
dengan agama, terutama dalam agama Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia.
Childfree is an individual or couple's choice to not have children, a decision that can be made either before or after marriage. Childfree has become a phenomenon in Indonesia in the last two years, starting with a social media influencer named Gita Savitri who shared her decision to be childfree after marriage. Gitasav's statements and content sparked widespread discussions and debates among Indonesian internet users. This research employs a gender perspective and the concept of reproductive justice to understand how the patriarchal cultural constructs affect women in navigating life and it also aims to explore netizens' perspectives on the childfree phenomenon on social media. This study aims to explore viewpoints related to the childfree phenomenon, which involves women's choices in social media.
The
research adopts a case study method to describe the processes of why and how
the childfree phenomenon occurred in the social media influencer Gitasav. The analysis
includes data from statements made by internet users regarding the virality of
Gitasav's content and her statements on social media, particularly Instagram,
X, and YouTube. Additionally, in-depth interviews are conducted to understand
the perspectives of childfree women by connecting them to their experiences in
daily life.
It is important to note in this research that the stigma faced by women choosing to be childfree is rooted in the patriarchal culture still prevalent in society. Public opinion on childfree varies, recognizing it as an individual and couple's right and choice to decide whether or not to have children. Beside that, society consider childfree as a taboo topic that cannot be openly discussed in public spaces, often associated with religious beliefs, especially in Islam, the majority religion in Indonesia.
Kata Kunci : Childfree, Gender, Stigma, Media Sosial