Analisis Strategi dan Pola Realisasi Tindak Tutur Permintaan Maaf pada Drama My Liberation Notes (Naeui Haebangilji)
Amirah Ayu Kamilia, Dr. Hwang Who Young, M.A.
2024 | Skripsi | BAHASA KOREA
Skripsi ini membahas mengenai strategi tindak tutur permintaan maaf dan bertujuan untuk mendeskripsikan strategi permintaan maaf yang digunakan dalam drama serta realisasi tindak tutur permintaan maaf berdasarkan kekuasaan relatif dan jarak sosial. Drama Korea berjudul My Liberation Notes (Naeui Haebangilji) digunakan sebagai data dan teori yang digunakan untuk membahasnya adalah teori strategi permintaan maaf Lee, dkk (2016) dengan metode kualitatif-kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 jenis strategi permintaan maaf yang digunakan dalam drama MLN, yang dibagi menjadi dua, yaitu strategi tunggal dan strategi kombinasi. Strategi tunggal yang paling sering digunakan yaitu strategi ‘meminta maaf dengan jelas’. Kemudian, strategi kombinasi yang paling sering dipakai yaitu ‘meminta maaf dengan jelas & mengakui kesalahan’.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa faktor kekuasaan relatif maupun jarak sosial, memengaruhi pola realisasi tindak tutur permintaan maaf. Penutur yang memiliki kekuasaan lebih besar daripada lawan tuturnya, cenderung menggunakan natchummal dan kata ‘mianhada’ ketika menuturkan permintaan maaf. Selanjutnya, pada kasus ketika penutur yang memiliki kekuasaan setara dengan lawan tutur, penutur juga menggunakan natchummal dan kata ‘mianhada’ ketika menuturkan permintaan maaf. Terakhir, pada kasus ketika penutur memiliki kekuasaan lebih kecil daripada lawan tuturnya, penutur selalu menggunakan nophimmal dan kata ‘jwesonghada’ ketika menuturkan permintaan maaf. Penutur juga kerap memberikan penghormatan kepada lawan tuturnya dengan penggunaan afiks -nim.
This thesis discusses the speech act strategy of apology and aims to describe the strategy of apology used in the drama and the realization of the speech act of apology based on relative power and social distance. The Korean drama My Liberation Notes (Naeui Haebangilji) is used as data, and the theory used to discuss it is Lee et al.’s (2016) apology strategy theory with a qualitative-quantitative method.
The results of the study shown that there are 16 kinds of apology strategies used in the MLN drama, which are divided into two, namely single strategy and combination strategy. The most frequently used single strategy is the ‘expression of an apology’ strategy. Furthermore, the most frequently used combination strategy is the ‘expression of an apology & accepting the responsibility’ strategy.
The results of the analysis also shown that relative power and social distance factors influence the realization pattern of the speech act of apology. Speakers who have more power than their interlocutor tend to use natchummal and the word ‘mianhada’ when expressing apologies. Furthermore, in cases where the speakers have equal power with the interlocutor, the speakers use natchummal and the word ‘mianhada’ when expressing apologies. Lastly, in cases where the speakers have less power than their interlocutor, the speakers always use nophimmal and the word ‘jwesonghada’ when expressing apologies. Speakers also often pay homage to their interlocutors by using the affix -nim.
Kata Kunci : Tindak tutur permintaan maaf, strategi permintaan maaf, kekuasaan relatif, jarak sosial