Evaluasi Geologi Teknik dan Kestabilan Lereng Portal pada Perencanaan Terowongan Pengelak Bendungan Rongkong Sulawesi Selatan
Sriayu Permatasari, Ir. I Gde Budi Indrawan, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM.; Dr.rer.nat. Ir. I Wayan Warmada, IPM.
2024 | Tesis | S2 Teknik Geologi
Bendungan Rongkong Sulawesi Selatan adalah bendungan yang
menggunakan terowongan sebagai saluran pengelaknya. Desain terowogan
direncanakan tipe tapal kuda dengan panjang 780 m dan diameter bukaan 13 m. Bendungan dibangun
untuk mewujudkan sumber air irigasi, pemenuhan air baku, pemanfaatan PLTA,
serta pengendalian daya rusak air atau banjir yang menjadi masalah di Kabupaten
Luwu Utara. Penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, yaitu pendekatan secara
empiris dengan metode RMR untuk menentukan kualitas massa batuan, metode ekskavasi,
sistem penyangga, serta desain geometri pada lereng inlet dan outlet terowongan.
Beberapa penyelidikan geologi juga sudah dilaksanakan pada
penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini dilakukan pemetaan geologi dan
geologi teknik, pengamatan dan analisis massa batuan, analisis metode
ekskavasi dan sistem penyangga dengan metode RMR, GSI, Q-System, JSCE, serta analisis
stabilitas lereng baik dengan beban gempa maupun tanpa beban gempa. Analisis
gempa dilakukan secara pseudostatik dan analisis kestabilan lereng dilakukan
dengan metode kesetimbangan batas (LEM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa daerah penelitian tersusun atas batuan beku intrusi granodiorit, batuan metamorf
sekis, dan endapan kerikil-kerakal. Pada daerah penelitian terdapat struktur
geologi berupa sesar geser sinistral yang diperkirakan dan kekar gerus.
Kualitas massa batuan bawah permukaan berdasarkan RMR terbagi menjadi dua satuan yaitu, granodiorit - sekis kualitas buruk dan sedang. Kualitas massa batuan
bawah permukaan berdasarkan GSI dan Q-System terbagi menjadi tiga satuan yaitu, satuan granodiorit - sekis kualitas sangat buruk,
buruk, hingga sedang. Metode penggalian pada sections 1 dan 3 yang melalui batuan
dengan kualitas buruk dilakukan dengan metode digging dikombinasikan top heading and bench tambahan dimana laju
penggalian dibatasi sekitar 1-1,5 m. Pada section 2 (batuan kualitas sedang) disarankan dengan
menggunakan metode penggalian ripping dengan top heading
and bench tambahan dimana laju penggalian dibatasi sekitar 1,5-3 m. Pada pendekatan
dengan JSCE memberikan hasil metode penggalian berupa metode benching
untuk kelas CI dan CII. Sistem Penyangga yang disarankan pada sections 1 dan 3 menggunakan baut batuan, beton semprot, kemudian dikombinasikan
dengan steel sheet. Section 2 menggunakan baut batuan dan dikombinasikan dengan shotcrete. Analisis kestabilan
lereng menggunakan metode LEM pada desain lereng tahun 2022 menunjukkan hasil yang tidak stabil. Modifikasi lereng
dilakukan dengan melandaikan kemiringan lereng menjadi 45° dan menambah bench
5 m setiap ketinggian 18 m, sehingga menghasilkan angka faktor keamanan lebih besar dari
1,5 pada kondisi tanpa beban gempa dan 1,1 pada kondisi dengan beban gempa.
Rongkong Dam of South Sulawesi uses a tunnel as a
diversion channel. The tunnel design is planned to be a horseshoe type with 780
m and an opening diameter of 13 m. The dam was built to realize a source of
irrigation water, supply raw water, utilize hydro electric power plant, and
control the destructive power of water or flooding which is a main problem in
North Luwu Regency. Previous research carried out is an empirical approach
using the RMR method to determine the quality of rock mass, excavation methods,
support systems, and geometric designs on the inlet and outlet slopes of the
tunnel. Several geological investigations have also been carried out in
previous studies. In this research, geological and engineering geology mapping,
rock mass observation and analysis using RMR, GSI, Q-System, and JSCE, analysis
of excavation methods and support systems, and then slope stability analysis
both with and without earthquake loads. The earthquake analysis was carried out
pseudo-statically, and the slope stability analysis was carried out using the
limit equilibrium method (LEM). The results showed that the study area was
composed of intrusive igneous rock of granodiorite, metamorphic rock of schist,
and gravel deposits. In the research area, there are geological structures in
the form of predicted sinistral strike-slip faults, and shear joints. The
quality of subsurface rock masses based on GSI and Q-System are divided into
three units: very poor-quality granodiorite-schist, poor quality to fair
quality. The quality of subsurface rock mass based on RMR is divided into two
units: poor quality granodiorite-schist and fair quality. The excavation method
for sections 1 and 3 through the poor-quality rock was carried out by the
digging method combined with an additional top heading and bench where the
excavation rate was limited to about 1-1.5 m. In section 2 (fair quality rock),
it is recommended to excavate the top heading and bench of the excavated area
at a rate of 1.5-3 m combined with ripping method. The JSCE approach gives the
results of the excavation method is the benching method for classes CI and CII.
The recommended support system in sections 1 and 3 uses rock bolts, shotcrete,
then combined with a steel sheet. Section 2 use rock bolts and combined with
shotcrete. Slope stability analysis using the LEM method on the 2022 slope
design showed unstable conditions. Alternatively, it can be modified by
reducing the slope to 45° and adding berm 5 m for every 18 m of height. The
modified slope showed inlet and outlet slopes in stable conditions (FS > 1.5
without earthquake load and FS > 1.1 with earthquake load).
Kata Kunci : Bendungan Rongkong, Terowongan, RMR, Q-System, GSI, JSCE, Kestabilan Lereng, Metode Penggalian, Sistem Penyangga, LEM