Analisis Trend Meme "Banteng Merah" di Twitter: Kritik dan Satire dalam Meme
Angela Firdaus Antariksa, Dr. Kuskridho Ambardi, M.A.
2023 | Skripsi | Sosiologi
Trend meme "Banteng Merah" di Twitter (X) pada tahun 2021 menciptakan sebuah fenomena di dunia media sosial yang terkait dengan penggunaan meme sebagai bentuk kritik dan/atau satire terhadap partai politik. Dengan menggunakan pendekatan netnografi, penelitian ini secara mendalam menggali interpretasi dan pemahaman pengguna Twitter (X) terhadap meme tersebut selama tahun 2021. Menerapkan analisis tiga dimensi meme dari Shifman dan teori tindak tutur dari Austin dan Searle, penelitian ini menyoroti kecenderungan meme pada bentuk satire dibandingkan dengan kritik langsung terhadap partai politik. Meme "Banteng Merah" cenderung memanfaatkan logo PDIP sebagai bentuk simbol satire. Meme tersebut menggunakan pendekatan humor dan sindiran, menonjolkan logo tersebut dalam situasi seperti penyedap rasa, pakaian, laptop, dan atau merek lain. Penambahan judul atau keterangan pada meme memberikan klarifikasi mengenai sindiran yang ingin disampaikan, membantu memandu persepsi pengguna lain dan menciptakan kolom komentar yang mencerminkan pemahaman makna meme tersebut. Melalui analisis kolom komentar, terlihat bahwa pengguna Twitter (X) memberikan respons dengan reaksi satire, membentuk kalimat-kalimat yang menghubungkan partai politik dengan konsep penyedap rasa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meme "Banteng Merah" tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi kreatif, tetapi juga efektif dalam menyuarakan opini kritis, memicu respon emosional, dan merangsang pemikiran kritis dari pengguna Twitter (X). Penelitian ini membuka wawasan baru terkait kompleksitas meme sebagai fenomena budaya di dunia internet, serta mengungkap peran media sosial, terutama Twitter (X), dalam membentuk makna, merangsang respon, dan menciptakan dialog dalam budaya digital yang terus berkembang.
The "Banteng Merah" meme trend on Twitter (X) in 2021 created a phenomenon in the world of social media related to the use of memes as a form of criticism and/or satire against political parties. Using a netnographic approach, this research in-depth explores the interpretation and understanding of Twitter (X) users towards these memes during 2021. Applying Shifman's three-dimensional analysis of memes and Austin and Searle's speech act theory, this research highlights the tendency of memes to be more satirical than with direct criticism of political parties. The "Banteng Merah" meme tends to use the PDIP logo as a form of satire symbol. The meme takes a humorous and satirical approach, highlighting the logo in situations such as flavorings, clothing, laptops, and/or other brands. Adding a title or caption to a meme provides clarification regarding the innuendo being conveyed, helps guide other users' perceptions and creates a comments column that reflects understanding of the meaning of the meme. Through analysis of the comments column, it can be seen that Twitter (X) users responded with satirical reactions, forming sentences that connected political parties with the concept of flavoring. Thus, it can be concluded that the "Red Bull" meme not only functions as a creative expression, but is also effective in voicing critical opinions, triggering emotional responses, and stimulating critical thinking from Twitter (X) users. This research opens new insights regarding the complexity of memes as a cultural phenomenon in the internet world, and reveals the role of social media, especially Twitter (X), in shaping meaning, stimulating responses, and creating dialogue in a digital culture that continues to develop.
Kata Kunci : Meme, Twitter (X), Netnografi, Kritik, Satire, Analisis Tindak Tutur, Tiga Dimensi Meme