Wacana Luluk dalam Upacara Patanda Kadupipi pada Masyarakat Kambera di Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur
Restisary Nduka, Dr. Suhandano, M.A
2024 | Tesis | S2 Linguistik
Upacara
patanda kadupipi merupakan salah satu tahapan upacara dalam pernikahan
masyarakat Kambera. Pada upacara tersebut terdapat peristiwa tutur yang disebut
luluk. Wacana luluk merupakan wacana dialog lisan yang dituturkan
secara bergantian oleh wunang ‘juru bicara’ dalam upacara patanda
kadupipi masyarakat Kambera. Wacana luluk memiliki pola
komunikasi wacana yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
struktur wacana luluk dalam upacara patanda kadupipi, mendeskripsikan
karakteristik kebahasaan wacana luluk, serta melihat pandangan dan pola
pikir masyarakat Kambera tentang sebuah pernikahan yang tercermin dalam wacana luluk.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data primer diambil
pada salah satu kanal Youtube dengan metode simak bebas libat cakap dan teknik
simak transkrip
data. Selanjutnya, data sekunder dikumpulkan dengan metode wawancara dua
narasumber yang merupakan wunang ‘juru bicara’ dalam upacara patanda
kadupipi. Kemudian analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan
berdasarkan pendekatan etnografi komunikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa;
(1) wacana luluk terbagi dalam dua sesi, masing-masing sesi tersusun
dalam struktur wacana yang utuh yakni bagian pembuka, isi, dan bagian penutup;
(2) wacana luluk memiliki karakteristik kebahasaan yang khas yang
direpresentasikan dalam bahasa irama, bahasa ritual, dan gaya bahasa oleh wunang
‘juru bicara’. (3) lewat wacana luluk tercermin pandangan dan pola
pikir masyarakat Kambera tentang pernikahan yang merupakan regulasi, ucapan
syukur, solidaritas, persatuan, dan mufakat.
The patanda
kadupipi ceremony is one of the ceremonial stages in the marriage of the
Kambera society. The ceremony is communicated using a unique discourse, namely luluk
discourse. Luluk discourse has a unique discourse communication pattern.
The luluk discourse is an oral dialog discourse spoken alternately by
the wunang 'spokesperson' in the patanda kadupipi ceremony of the
Kambera society. This study aims to describe the structure of luluk
discourse in the patanda kadupipi ceremony, describe the linguistic
characteristics of luluk discourse, and see the views and mindset of the
Kambera society about marriage reflected in luluk discourse. This
research uses a descriptive qualitative method. Primary data was taken from one
of the Youtube channels using the free listening method and the data
transcription technique. Furthermore, secondary data was collected by
interviewing two resource persons wunang 'spokespersons' in the patanda
kadupipi ceremony. Then the data analysis was carried out with several
stages based on the communication ethnography approach. The results showed
that; (1) luluk discourse is divided into two sessions, each session is
arranged in a complete discourse structure, namely the opening, content, and
closing parts; (2) luluk discourse has distinctive linguistic
characteristics represented in rhythmic language, ritual language, and language
style by the wunang 'spokesperson'. (3) through the luluk
discourse, the views and mindset of the Kambera society about marriage are
reflected, which is a regulation, thanksgiving, solidarity, unity, and
consensus.
Kata Kunci : Etnografi Komunikasi, Luluk, Wacana, Upacara, Patanda kadupipi