Pemerintahan Tiga Tungku Sebagai Strategi Sasisen Untuk Pengelolaan Pesisir dan Kelautan Di Kabupaten Biak Numfor
Arni Putri Awaliyah Umar, Doddy Aditya Iskandar, ST., MCP, Ph.D
2023 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Wilayah pesisir dan laut memiliki
sumber daya alam dan jasa lingkungan yang kaya terkhususnya pada sektor
perikanan yang merupakan komoditas pangan tertinggi yang diperdagangkan di
dunia. Akibatnya mendorong peningkatan aktivitas pesisir dan laut yang akhirnya
menyebabkan penipisan sumber daya. Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi
perikanan yang tinggi. Perikanan termasuk kedalam common-pool resource
(CPRs) dan akses terbuka. Penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan “tragedy
of the commons”. Pengelolaan yang dilakukan pemerintah maupun perusahaan
swasta gagal dalam mencegah degradasi dan tidak menghormati hak milik individu
dan komunitas pengguna sumber daya. Terdapat komunitas lokal yang mampu
berhasil dalam bekerja sama dan mengelola CPRs tanpa tergantung pada peraturan
eksternal. Masyarakat adat Biak telah lama mengelola CPRs mereka melalui
praktik Sasisen. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggambarkan dan
menjelaskan bentuk pengelolaan sumber daya pesisir dan kelautan yang dilakukan
masyarakat adat Kabupaten Biak Numfor melalui praktik Sasisen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif kualitatif dengan metode grounded
theory. Data yang digunakan yaitu data primer melalui observasi lapangan
dan wawancara sedangkan data sekunder berupa dokumen peraturan kampung.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik snowball. Penelitian ini
menemukan pemerintahan tiga tungku sebagai strategi Sasisen untuk
pengelolaan sumber daya alam pesisir dan kelautan. Strategi ini terbentuk oleh
tiga kategori yaitu keberlanjutan emosional dan ekologis, pengetahuan lokal dan
tata kelola sumber daya setempat. Keberlanjutan emosional dan ekologis
merupakan pengikat hubungan sosial antara individu masyarakat adat Biak dan
juga lingkungan sumber daya itu sendiri. Pengetahuan lokal berfungsi sebagai
pengetahuan terkait kondisi biofisik sumber daya dan pembelajaran yang
melahirkan cara pandang yang membentuk tindakan tertentu. Kedua kategori ini
mendorong tindakan kolektif masyarakat adat Biak dalam melakukan tata kelola
sumber daya pesisir dan laut yang adil dan berkelanjutan.
Coastal and marine areas have
rich natural resources and environmental services, especially in the fisheries
sector, which is the highest traded food commodity in the world. As a result,
it encourages increasing number of coastal and marine activity which ultimately
leads to resource depletion. Biak Numfor Regency has high fisheries potential.
Fisheries are included in common-pool resources (CPRs) and are open access.
Excessive use of CPRs will cause a “tragedy of the commons”. Meanwhile,
management carried out by the government and private companies fails to prevent
degradation and does not respect the property rights of individuals and
communities of resource users. There are local communities that are able to
successfully collaborate and manage CPRs without depending on external
regulations. The Biak indigenous people have long managed their CPRs through
the practice of Sasisen. This research aims to describe and explain the
form of coastal and marine resource management carried out by the indigenous
people of Biak Numfor Regency through the practice of Sasisen. This
research uses a qualitative inductive approach with grounded theory methods.
The data used is primary data through field observations and interviews, while
secondary data is in the form of village regulatory documents. Sampling was
carried out using the snowball technique. This research finds the three
furnaces government as Sasisen's strategy for managing coastal and
marine natural resources. This alliance is formed by three categories, namely
emotional and ecological sustainability, local knowledge and local resource
governance. Emotional and ecological sustainability is a bond of social
relations between individuals of the Biak indigenous community with the
resource environment itself. Local knowledge functions as knowledge related to
the biophysical conditions of resources and learning which resulted to
perspectives that shape certain actions. These two categories encourage
collective action by the Biak indigenous community in implementing fair and
sustainable management of coastal and marine resources.
Kata Kunci : Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Dan Laut, Sumber Daya Milik Bersama, Tindakan Kolektif, Masyarakat Adat, Pengelolaan Lokal, Sasisen, Pemerintahan Tiga Tungku