Laporkan Masalah

Tingkat Kesiapan Masyarakat di Kawasan Penyangga Ibu Kota Negara (Studi Kasus: Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur)

Damar Paramananda, Doddy Aditya Iskandar, S.T., M.CP., Ph.D.

2023 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Kota Balikpapan sebagai salah satu daerah penyangga IKN Nusantara memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan karena hampir seluruh infrastruktur pendukung untuk pembangunan IKN Nusantara terdapat di Kota Balikpapan. Pertimbangan utama pemilihan lokasi kajian ini didasarkan pada keunggulan komparatif dan peran Kota Balikpapan sebagai penyangga IKN. Namun keunggulan komparatif ini masih menyisakan permasalahan seperti kesenjangan spasial di Kota Balikpapan. Kesenjangan spasial ini mendorong untuk perlunya dilakukan pengukuran terhadap tingkat kesiapan masyarakat untuk meminimalisasi dampak negatif dari pembangunan IKN sehingga dapat mendorong transformasi struktural pada kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam merespons pembangunan IKN dan mengidentifikasi tingkat kesiapan masyarakat di kawasan penyangga IKN di Kota Balikpapan.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang bersifat abduktif. Proses abduksi berangkat dari membangun teori berdasarkan reduksi data empiris dari kasus/peristiwa tunggal atau jamak. Dengan abduksi, hipotesis dikembangkan dari pemeriksaan fakta yang menyimpulkan bahwa teori baru mungkin memiliki validitas dan dapat diterima jika tidak ada penjelasan lain yang memiliki validitas lebih besar, atau bahwa teori yang ada dapat dikembangkan lebih lanjut. Adapun metode pengumpulan data dengan in-depth interview, observasi lapangan, dokumentasi, dan studi pustaka. Identifikasi tingkat kesiapan masyarakat mengacu pada Model Tingkat Kesiapan Masyarakat oleh Plested et. al. (2006) dengan rekonstruksi teori yang diadaptasikan pada kasus dan kondisi lapangan yang kemudian menghasilkan dimensi dan parameter baru yangmana ditemukan pula faktor-faktor spesifik pada lokasi kajian yang memperkuat pengukuran tingkat kesiapan masyarakat di ketiga kelurahan tersebut.

Penelitian ini menghasilkan 7 tema, di antaranya Kondisi Perekonomian Masyarakat, Keterbatasan
Informasi, Tingkat Pendidikan Masyarakat, Persaingan Kerja, Upaya Masyarakat, Peluang Bisnis, dan Peran Pemerintah. Secara umum, masyarakat di ketiga kelurahan tersebut belum begitu siap untuk menghadapi pembangunan IKN beserta implikasinya. Kelurahan Karang Joang menjadi wilayah yang paling siap terhadap pembangunan IKN dengan tingkat kesiapan masyarakat yang berada pada tingkat ke-6 yakni di tahap Initiation. Sementara itu, Kelurahan Kariangau berada pada peringkat kedua di mana tingkat kesiapan masyarakat di wilayah ini berada pada tingkat ke-5 yakni di tahap Preparation. Sedangkan Kelurahan Teritip merupakan wilayah yang paling belum siap menghadapi pembangunan IKN di mana tingkat kesiapan masyarakat di kelurahan ini berada pada tingkat ke-4 yakni Preplanning.

Balikpapan City as one of the buffer areas for the IKN Nusantara has a lot of potential that can be developed because almost all the supporting infrastructure for the development of the National Capital is in Balikpapan City. Kariangau, Karang Joang, and Teritip areas which directly border the IKN Nusantara Administrative Region are expected to play a role as support system of IKN Nusantara. The main considerations for choosing the location for this study were based on comparative advantages and the role of Balikpapan City as a buffer for IKN. However, this comparative advantage still leaves problems such as spatial disparities in Balikpapan City. This spatial gap encourages the need to measure the level of community readiness to minimize the negative impacts of IKN development so that it can encourage structural transformation in the area. This research aims to explore the factors that influence the community in responding to IKN development and identify the level of community readiness in the buffer zone of the IKN in Balikpapan City.

This research is a case study with an abductive qualitative approach. The adbuction process starts from or multiple cases. With an abduction, a hypothesis is developed from an examination of facts that concludes that a new theory may have validity and be accepted if no other explanation has greater validity, or that an existing theory can be developed further. The data collection methods include in-depth interviews, field observations, documentation, and literature studies. Identification of community readiness levels refers to the Community Readiness Level Model by Plested et. al. (2006) with theoretical reconstruction adapted to cases and field conditions which then produced new dimensions and parameters where specific factors were also found at the field location which strengthened the measurement of the level community readiness in the three locations.

This research produced 7 themes, including Community Economic Conditions, Informations Limitation, Level of Community Education, Job Competition, Community Efforts, Business Opportunities, and the Role of Government. In general, the people in these three locations are not yet ready to face IKN development and it’s implications. Karang Joang is the area most prepared for IKN development with the level of community readiness at the initiation stage. Meanwhile, Kariangau is in second place where the level of community readiness in this area is at the preparation stage, while Teritip is the area least ready to face IKN development where the level of community readiness in this area is at the preplanning stage.

Kata Kunci : Kesiapan, Masyarakat, Balikpapan, Penyangga, IKN/Readiness, Community, Balikpapan, Buffer, IKN

  1. S2-2023-484879-abstract.pdf  
  2. S2-2023-484879-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-484879-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-484879-title.pdf