Analisis Kelayakan dan Mitigasi Risiko Pembiayaan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dan CPO Mill di Bank BNI Studi Kasus pada PT Sentosa Hijau
Raka Vishnu Adikrisnha, I Wayan Nuka Lantara, M.Si., Ph.D.,
2023 | Tesis | S2 MANAJEMEN (MM) JAKARTA
Peran industri kelapa sawit memiliki dominasi yang signifikan dalam neraca perdagangan Indonesia. Menurut informasi dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), pada tahun 2022, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (CPO dan produk turunannya), tidak termasuk biodiesel dan oleochemical, mencapai 22,97 miliar dolar Amerika Serikat. Angka tersebut setara dengan 15?ri total ekspor non migas Indonesia yang mencapai 153,08 miliar dolar Amerika Serikat. Di sisi lain, industri kelapa sawit, khususnya dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit dan CPO mill, dianggap sebagai sektor yang sangat dinamis dan penuh risiko. Faktor-faktor eksternal seperti masalah hukum, supply & demand global, dampak perubahan iklim, laju inflasi, kondisi sosial, dan faktor lingkungan menjadi pengaruh signifikan terhadap kinerja industri ini.
Hingga saat ini, pendapatan utama lembaga perbankan masih bersumber dari pendapatan bunga kredit. Oleh karena itu, saat melakukan pembiayaan untuk suatu perusahaan, seorang analis kredit perlu memiliki pemahaman mendalam tentang bisnis perusahaan yang akan dibiayai. Meskipun terdapat peluang pembiayaan yang besar dalam sektor industri kelapa sawit, penting bagi lembaga perbankan untuk menjalankan manajemen risiko pembiayaan dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang cara bank membiayai pembangunan perkebunan kelapa sawit dan CPO mill, termasuk bagaimana mereka mengelola risiko yang muncul. Keberhasilan pengelolaan usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit sangat tergantung pada konsistensi penerapan manajemen risiko yang komprehensif, baik dari pihak perusahaan (debitur) maupun perbankan (kreditur).
The role of the palm oil industry has a significant dominance in Indonesia's trade balance. According to information from the Indonesian Palm Oil Association (GAPKI), in 2022, Indonesia's palm oil exports (CPO and its derivative products), excluding biodiesel and oleochemicals, will reach US$22.97 billion. This figure is equivalent to 15% of Indonesia's total non-oil and gas exports, which reached USD 153.08 billion. On the other hand, the palm oil industry, particularly in the development of oil palm plantations and CPO mills, is considered a highly dynamic and risky sector. External factors such as legal issues, global supply & demand, the impact of climate change, inflation rate, social conditions, and environmental factors are significant influences on the performance of this industry.
Until now, the main income of banking institutions still comes from loan interest income. Therefore, when financing a company, a credit analyst needs to have an in-depth understanding of the business of the company to be financed. Although there are great financing opportunities in the palm oil industry sector, it is important for banking institutions to carry out good financing risk management.
The purpose of this study is to provide an overview of how banks finance the development of oil palm plantations and CPO mills, including how they manage the risks that arise. The successful management of oil palm plantation and processing businesses is highly dependent on the consistent implementation of comprehensive risk management, both on the part of the company (debtor) and the bank (creditor).
Kata Kunci : Feasibility Study, Capital Budgeting, Discounted Cash Flow Analysis, Sensitivity Analysis, Scenario Analysis, Monte Carlo Simulation, Project Financing, Palm Oil Industry, Risk Mitigation