Laporkan Masalah

MEMBANGUN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PERWIRA MILENIAL PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DLAM RANGKA MENUNJANG TUGAS POKOK YONIF 712/WIRATAMA

Ade Rohmat Wahyudin, DR. Agus Joko Pitoyo, M.A; DR. Pande Made Kutanegara, M.Si

2024 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan

ABSTRAK

Perkembangan Teknologi saat ini memberikan pengaruh yang cukup banyak dalam berbagai aspek kehidupan manusia, teknologi bukan hanya membantu manusia dalam bidang pekerjaan tetapi sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan oleh manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan perkembangan manusia dan ilmu pengetahuan, revolusi industry 4.0 menuntut manusia masuk dalam perkembangan teknologi. Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam berbagai interkasi sosial nya. Revolusi Industri 4.0 memberikan dampak besar bagi kehidupan generasi milenal dan juga mempengaruhi kehidupan sosialnya secara nyata, banyak generasi milenial berjuang untuk mempertahankan eksistensinya di media sosial Sebelum sampai pada era 4.0, perkembangan teknologi melewati era 1.0, 2.0, 3.0 dengan memiliki perubahan dan perkembangan yang berbeda pada masanya hingga sampailah pada era 4.0. Di era 1.0 penggunaan mesin uap dengan proses manufakturnya adalah manusia. Di era 2.0 mulai ada perubahan menggunakan tenaga lilstrik. Di era 3.0 tenaga listrik tersebut digantikan oleh komputer yang dianggap sebagai revolusi digital. Hingga dengan adanya perkembangan di era 4.0, pekerjaan semakin mudah dilakukan, informasi mudah di akses dan teknologi semakin tak terbendung, karena di Era 4.0 penggunaan sambungan internet terus berkembang dan digunakan. Secara sadar atau tidak era 4.0 telah berhasil membawa perubahan pada sendi kehidupan manusia di muka bumi ini. Pekerjaan, informasi dan sebagainya menjadi lebih mudah untuk dijamah oleh manusia yang memanfaatkan perkembangan teknologi pada era ini. Memasuki masa revolusi industri 4.0 tentunya kita berada di era yang modern. Masuknya era 4.0 seharusnya bukan menjadi sebuah hal menakutkan bagi kalangan yang lahir telebih dulu sebelum era 4.0 berkembang. Perlu disadari bahwa manfaat dari era 4.0 dalam kehidupan ini adalah mampu memberdayakan individu serta kelompok guna menciptakan peluang baru bagi sosial, ekonomi, dan pengembangan diri karena sistem yang digunakan lebih canggih dan dapat dikontrol serta dikendalikan secara real time yakni respon atau tanggapannya langsung di saat itu juga, saat kita menggunakan suatu program lewat internet.

Kemajuan teknologi ini tentunya berpengaruh pada pola kehidupan di semua lini termasuk juga kehidupan Prajurit yang dapat dikatakan sebagai Prajurit Milenial. Istilah milenial pertama kali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil dalam bukunya yang berjudul Millennials Rising: The Next Great Generation (2000). Mereka menciptakan istilah ini tahun 1987, yaitu pada saat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 masuk pra-sekolah. Saat itu media mulai menyebut sebagai kelompok yang terhubung ke milenium baru di saat lulus SMA di tahun 2000. Pendapat lain menurut Elwood Carlson dalam bukunya yang berjudul The Lucky Few: Between the Greatest Generation and the Baby Boom (2008), generasi milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1983 sampai dengan 2001. Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl Mannheim pada tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun 1980 sampai dengan 2000. Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y. Istilah ini mulai dikenal dan dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Penulisan yang memuat membangun gaya kepemimpinan transformasional perwira milenial pada era revolusi industri 4.0 dalam rangka menunjang tugas pokok yonif raider 712/wt ini membahas mengenai perbedaan gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individu dan perilaku kelompok. Dimana subjek dan objek di dalam penelitian ini adalah posisi seorang Perwira yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin, komandan, sahabat, guru dan teman yang dituntut memiliki kepedulian terhadap anak buah yang dipimpinnya. Selaku perwira TNI AD, yang telah bersumpah akan memimpin anak buah dengan memberi suri tauladan, membangun karsa, serta menuntun pada jalan yang lurus dan benar. Hal ini berarti perwira dengan komitmennya akan membawa anak buahnya sesuai dengan doktrin militer Sumpah Prajurit, Sapta Marga, 8 Wajib TNI sehingga tujuan organisasi dapat tercapai, dari pembahasan tersebut maka pada dasarnya kepemimpinan TNI AD tentu tidak akan terlepas dari falsafah dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Sapta Marga. Pemimpin TNI AD dalam pengabdiannya harus memahami seluruh aspek pendukung baik orang yang dipimpin maupun aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap penerapan teori, gaya dan pola kepemimpinannya. Dalam pemahaman yang lebih mendalam, Sapta Marga sesungguhnya bukan sekedar sebagai acuan yang dapat dieksplorasi dari sisi norma kehidupan prajurit saja, tetapi aspek yang lebih penting adalah bahwa di dalam Sapta Marga itu sesungguhnya telah tertuang figur, karakter dan jati diri seorang pemimpin yang diinginkan oleh organisasi. Nilai-nilai kepemimpinan yang dapat digali dari ketujuh Marga tersebut. Kemampuan pemimpin di dalam memberdayakan anggota tim, dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan tim, hindari menyamaratakan kebutuhan tim, karena tugas mereka berbeda-beda, sehingga pendekatan dalam melakukan pengembangan mereka pun berbeda. Pemimpin harus mampu menerjemahkan dan memberi arahan tentang sasaran dan peran dari anggota timnya, yang disesuaikan dengan kemampuan dan tugasnya masing-masing. Bukan hal yang mudah bagi pemimpin didalam melatih timnya dengan baik, hal ini dapat dipengaruhi banyak faktor, bisa karena ketidakmampuan pemimpin didalam penguasaan tugas atau pemimpin yang tidak pernah mengindentifikasi terlebih dahulu kemampuan timnya. Kepemimpinan pada era milenial memiliki pendekatan yang khas karena digitalisasi yang merambah dunia kerja tidak lagi memungkinkan pemimpin untuk bertindak secara konvensional. Adapun dalam hal pola kepemimpinan, kepemimpinan milenial perlu memahami dan memakai pola komunikasi generasi milenial yang dipimpinnya. Di samping itu, kepemimpinan milenial perlu mendorong inovasi, kreativitas, dan jiwa entrepreneurship generasi baru itu. Semua saluran inovasi, kreativitas dan entrepreneurship harus dirancang dengan baik dan kongkrit. Tidak hanya berisi wacana saja, tetapi juga terdapat proses yang benar-benar dapat dinikmati oleh generasi milenial untuk mengembangkan dirinya.

Dibandingkan generasi sebelumnya, generasi milenial memiliki karakter unik berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Salah satu ciri utama generasi milenial ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital. Karena dibesarkan oleh kemajuan teknologi, generasi milenial memiliki ciriciri kreatif, informatif, mempunyai passion dan produktif. Dibandingkan generasi sebelumnya, mereka lebih berteman baik dengan teknologi. Generasi ini merupakan generasi yang melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan. Bukti nyata yang dapat diamati adalah hampir seluruh individu dalam generasi tersebut memilih menggunakan ponsel pintar. Dengan menggunakan perangkat tersebut para millennials dapat menjadi individu yang lebih produktif dan efisien. Dari perangkat tersebut mereka mampu melakukan apapun dari sekadar berkirim pesan singkat, mengakses situs pendidikan, bertransaksi bisnis online, hingga memesan jasa transportasi online. Oleh karena itu, mereka mampu menciptakan berbagai peluang baru seiring dengan perkembangan teknologi yang kian mutakhir. Generasi ini mempunyai karakteristik komunikasi yang terbuka, pengguna media sosial yang fanatik, kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, serta lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi. Sehingga, mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya.

Kata kunci : Pembinaan Satuan, Millenial, Transformasional Leadership, Kepemimpinan, Yonif Raider 712/Wt

ABSTRACT
 
Technological developments currently provide quite a lot of influence in various aspects of human life, technology not only helps humans in the field of work but has become a necessity that humans cannot let go of. Technological progress is something that cannot be avoided in life, because technological progress will go hand in hand with human development and science, the industrial revolution 4.0 requires humans to enter into technological developments. The Industrial Revolution 4.0 has fundamentally changed the way humans think, live and relate to one another. This era will disrupt various human activities in various social interactions. The Industrial Revolution 4.0 had a major impact on the lives of the millennial generation and also significantly affected their social life, many millennials struggled to maintain their existence on social media. Before arriving at the 4.0 era, technological developments went through the 1.0, 2.0, 3.0 eras with different changes and developments. in time until the 4.0 era arrived. In the 1.0 era, the use of steam engines with their manufacturing processes was human. In the 2.0 era, there has been a change in the use of electricity. In the 3.0 era, electricity was replaced by a computer which is considered a digital revolution. Until the developments in the 4.0 era, work is easier to do, information is easy to access and technology is increasingly unstoppable, because in the 4.0 era the use of internet connections continues to grow and be used. Consciously or not, the 4.0 era has succeeded in bringing changes to the joints of human life on this earth. Jobs, information and so on become easier to be touched by humans who take advantage of technological developments in this era. Entering the industrial revolution 4.0, of course we are in a modern era. Entering the 4.0 era shouldn't be a scary thing for those who were born before the 4.0 era developed. It should be realized that the benefits of the 4.0 era in life are being able to empower individuals and groups to create new opportunities for social, economic and self-development because the system used is more sophisticated and can be controlled and controlled in real time, namely the response or response is direct at that time. also, when we use a program via the internet.

   This technological advancement certainly affects the pattern of life on all fronts including the life of Soldiers who can be said to be Millennial Soldiers. The term millennial was first coined by William Strauss and Neil in their book entitled Millennials Rising: The Next Great Generation (2000). They coined the term in 1987, when children born in 1982 entered pre-school. At that time the media began to refer to a group that was connected to the new millennium when they graduated from high school in 2000. Another opinion according to Elwood Carlson in his book entitled The Lucky Few: Between the Greatest Generation and the Baby Boom (2008), the millennial generation is those who born in the range of 1983 to 2001. If it is based on the Generation Theory that was coined by Karl Mannheim in 1923, the millennial generation is the generation born in the ratio of 1980 to 2000. The millennial generation is also referred to as generation Y. This term is becoming known and used in the editorial of a major United States newspaper in August 1993. This writing contains building a transformational leadership style for millennial officers in the era of the industrial revolution 4.0 in order to support the main tasks of Yonif Raider 712/wt. individual participation and group behavior. Where the subject and object in this study is the position of an officer who has duties and responsibilities as a leader, commander, friend, teacher and friend who is required to have concern for the subordinates he leads. As an Army officer, who has sworn to lead his men by setting an example, building initiative, and guiding the straight and true path. This means that officers with their commitment will bring their men in accordance with the military doctrine of the Soldier's Oath, Sapta Marga, 8 Compulsory TNI so that organizational goals can be achieved, from this discussion, basically the leadership of the TNI AD will certainly not be separated from the philosophy and values contained in the Sapta Marga. TNI AD leaders in their service must understand all supporting aspects, both the people they lead and environmental aspects that influence the application of leadership theories, styles and patterns. In a deeper understanding, Sapta Marga is actually not just a reference that can be explored in terms of the norms of soldier's life, but a more important aspect is that Sapta Marga actually contains the figure, character and identity of a leader desired by the organization. . Leadership values that can be extracted from the seven clans. The leader's ability to empower team members, starting from identifying the needs of the team, avoid generalizing the needs of the team, because their tasks are different, so the approach to developing them is also different. Leaders must be able to translate and provide direction regarding the goals and roles of their team members, which are tailored to the abilities and duties of each. It is not easy for a leader to train his team well, this can be influenced by many factors, it could be due to the inability of the leader to master the task or the leader who has never identified his team's abilities in advance. Leadership in the millennial era has a distinctive approach because digitalization that has penetrated the world of work no longer allows leaders to act conventionally. As for leadership patterns, millennial leadership needs to understand and use the communication patterns of the millennial generation they lead. In addition, millennial leadership needs to encourage innovation, creativity and the new generation's entrepreneurial spirit. All channels of innovation, creativity and entrepreneurship must be properly designed and concrete. Not only does it contain discourse, but there is also a process that the millennial generation can truly enjoy to develop themselves.

   Compared to the previous generation, the millennial generation has unique characteristics based on region and socio-economic conditions. One of the main characteristics of the millennial generation is characterized by increased use and familiarity with digital communications, media and technology. Because they were raised by technological advances, the millennial generation has creative, informative, passionate and productive characteristics. Compared to the previous generation, they are more friendly with technology. This generation is a generation that involves technology in all aspects of life. Observable concrete evidence is that almost all individuals in that generation choose to use smartphones. By using these devices millennials can become more productive and efficient individuals. From these devices they are able to do anything from just sending short messages, accessing educational sites, transacting business online, to ordering online transportation services. Therefore, they are able to create new opportunities in line with increasingly sophisticated technological developments. This generation has the characteristics of open communication, fanatical social media users, their lives are heavily influenced by technological developments, and are more open to political and economic views. Thus, they look very reactive to environmental changes that occur around them.

Keywords: Unit Development, Millennials, Transformational Leadership, Leadership, Yonif Raider 712/Wt

Kata Kunci : Kata kunci : Pembinaan Satuan, Millenial, Transformasional Leadership, Kepemimpinan, Yonif Raider 712/Wt

  1. S2-2024-485251-abstract.pdf  
  2. S2-2024-485251-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-485251-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-485251-title.pdf