Laporkan Masalah

Analisis Struktural Puisi “manyak aelleon ginjeubeogeuwa hamkke setakeul handamyeon ‘Jika Saja Kita Mencuci Bersama Allen Ginsberg’” Karya Ryu Shi-Va

Tri Angraini Rasmawati, Suray Agung Nugroho, S.S., M.A., Ph.D.

2023 | Skripsi | BAHASA KOREA

Penelitian ini menganalisis puisi karya Ryu Shi-Va yang berjudul “manyak aelleon ginjeubeogeuwa hamkke setakeul handamyeon ‘Jika Saja Kita Mencuci Bersama Allen Ginsberg’”. Sajak ini secara khusus membahas ide untuk membenahi permasalahan (seperti polusi, politikus yang mencuci uang, penderitaan, dll.) agar membaik. Untuk menginterpretasikan kepuitisan yang membahas permasalahan tersebut, maka puisi ini dianalisis menggunakan pendekatan strukturalisme dari Pradopo (2017) yang meliputi unsur bunyi (persajakan) dan unsur kata (diksi, bahasa kiasan, citraan, sarana retorika) yang dijabarkan secara kualitatif deskriptif.

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan secara garis besar bahwa sajak ini menyatirkan gagasan permasalahan seperti polusi, pencucian uang, penderitaan, dan lain-lain. Gagasan tersebut ditegaskan di dalam unsur puisi, seperti: 1) rima akhir larik, 2) alegori yang menegaskan pengiasan kejadian seperti pencucian uang dan lainnya, 3) diksi yang merujuk kepada makna setakhada ‘mencuci’, seperti setak, palda, dan lainnya yang digunakan untuk penyatiran tindakan pencucian uang, polusi, dan lainnya. Selain itu, terdapat penyebutan tokoh penting, seperti daejadaebigwaneumbosal (Awalokiteswara) dan seongmomaria (Bunda Maria) dalam bentuk patung yang digunakan oleh penyair untuk menyatirkan permasalahan polusi, dan tokoh lainnya, 4) tiga citraan seimbang, seperti citraan pendengaran yang mengintensifkan masalah penderitaan, 5) hiperbola yang memaksimalkan ekspresivitas permasalahan polusi maupun masalah lainnya.

This research analyzes the poem by Ryu Shi-Va entitled "Manyak Aelleon Ginjeubeogeuwa hamkke Setakeul handamyeon 'If Only We Washed Together with Allen Ginsberg'". This poem specifically discusses the idea of fixing problems (such as pollution, politicians laundering money, suffering, etc.) to make them better. To interpret poetry that discusses this problem, this poetry is analyzed using the structuralism approach from Pradopo’s (2017) structuralist approach which includes sound elements (rhyme) and word elements (diction, figurative language, imagery, rhetorical devices) which are described qualitatively descriptively.

From this research, it can be concluded in general that this poem satirizes the idea of problems, such as pollution, money laundering, suffering, and so on. This idea is emphasized in the elements of poetry, such as: 1) rhyme at the end of the line, 2) allegory which emphasizes the depiction of events such as money laundering, 3) diction which refers to the meaning of setakhada 'to wash', such as setak, ppalda, and others used to satirize money laundering and pollution. Apart from that, there are mentions of important figures, such as daejadaebigwaneumbosal (Awalokiteswara) and seongmomaria (Mother Mary) in a shape of statue which are used by poet to satirize the problem of pollution, and other figures, 4) three balanced images, such as the image of hearing which intensifies the problem of suffering, 5) hyperbole which maximizes the expressiveness of pollution problems and other problems.

Kata Kunci : Kata kunci: Puisi Korea, Ryu Shi-Va, strukturalisme, Manyak Aelleon Ginjeubeogeuwa hamkke Setakeul handamyeon

  1. S1-2023-443330-abstract.pdf  
  2. S1-2023-443330-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-443330-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-443330-title.pdf