Berkawan Dengan Ketidakpastian: Pengungsi Perempuan Muda Hazara di Cisarua
Tabitha Raviola Bunga Inezwara, Dr. Realisa Darathea Masardi, M.A.
2023 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA
Jumlah
pengungsi yang terdaftar di UNCHR Indonesia pada tahun 2020 mencapai angka
13.100 jiwa. Banyak di antara mereka yang sudah menempati Indonesia lebih dari
lima tahun dan belum kunjung mendapat penempatan negara ketiga. Lamanya durasi
tinggal di Indonesia memungkinkan para pengungsi wanita muda untuk
mengobservasi dan mengimplementasikan nilai dan cara-cara hidup warga lokal.
Dengan begitu, penelitian ini dimaksudkan untuk menggali bagaimana para
pengungsi wanita muda menegosiasikan cara hidup di negara transit (Indonesia).
Metode yang digunakan untuk mendapat data penelitian adalah observasi
partisipasi, wawancara tidak terstruktur, dan pembacaan literatur. Pengambilan
data dilakukan di Cisarua selam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa para pengungsi wanita muda kini mulai terbuka
dengan interaksi antar jenis kelamin, mampu bepergian seorang diri, dan cara
berpakaian yang luwes. Motif dibalik pergeseran cara hidup tersebut dibagi
menjadi dua faktor; faktor internal dan faktor eksternal. Serta Power
Distance tinggi dari budaya negara asal, kini mulai bergeser semakin
mengecil.
The number of refugees registered with UNCHR Indonesia in 2020 reached
13,100 people. Many of them have lived in Indonesia for more than five years
and have yet to receive placement in a third country. The long duration of stay
in Indonesia allows young female refugees to observe and implement the values
and ways of life of local residents. In this way, this research is intended to
explore how young female refugees negotiate the way of life in a transit
country (Indonesia). The methods used to obtain research data were participant
observation, unstructured interviews, and reading literature. Data was
collected in Cisarua over a period of approximately one month. The results of
this research show that young female refugees are now starting to be open to
interactions between the sexes, are able to travel alone, and dress flexibly. The
motive behind this shift in way of life is divided into two factors; internal
factors and external factors. And the high power distance from the culture of
the country of origin is now starting to shift smaller.
Kata Kunci : Anak muda, cara hidup, pengungsi perempuan, negosiasi, jarak kuasa