Konsep Martabat Manusia Dalam Manuskrip Al-Tuhfah Al-Mursalah Ila Ruh Al-Nabi : Kajian Filologis dan Pendekatan Estetis Sastra Wolfgang Iser
Mochammad Bagja Agung Nugraha Z, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum.
2023 | Tesis | S2 Sastra
Manusia pada hakikatnya berasal dari saripati pancaran Nur Muhammad, dalam pancarannya itu terdapat beberapa tingkatan yang disebut oleh Syaikh Fadhdlullah Al-Burhanpuri sebagai martabat. Tingkatan martabat tersebut termaktub dalam teks manuskrip al-Tuh?fah al-Mursalah il? Ru?h? al-Nabi?; dengan martabat Wujudiyyah (Ahadiyyah), Wahdah, Wahidiyyah, Arwah, Misal, Jism, hingga al-insan. Manuskrip yang menjadi objek penelitian ini dimiliki oleh Universitas Leiden dengan nomor Cod Or. 7028, manuskrip kedua dimiliki oleh pihak Masjid Agung Surakarta dengan kode MAA.021. Karena banyak istilah yang masih terdengar asing bagi sebagian individu seperti Wujudiyyah (Ahadiyyah), Wahdah, Wahidiyyah, Arwah, Misal, Jism, hingga al-insan maka penelitian ini akan membeberkan aspek makna pembaca atas konsep martabat manusia yang terkandung dalam teks al-Tuh?fah al-Mursalah il? Ru?h? al-Nabi?. Penelitian ini menggunakan metode filologis untuk pemaparan manuskrip, metode simak untuk pengumpulan data keperluan resepsi estetik dan metode legger untuk membandingkan naskah unggul; dalam penelitian ini pula akan dilakukan analisis respon estetik sebagai langkah penelitian pemaparan estetika makna martabat manusia dalam teks al-Tuh?fah al-Mursalah il? Ru?h? al-Nabi? karya Syaikh Fadhdlullah Al-Burhanpuri. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa manusia untuk mencapai derajat al-insan diperlukan penguasaan setiap martabat yang ada, dengan bantuan dari mursyid selaku manusia yang dianggap pernah melewati fase fana’, maka wujud akan dibimbing oleh mursyid hingga tataran martabat pamungkas (al-insan) dengan cara ber-taqarrub kepada Wujud. Ragam taqarrub yang ditawarkan dalam mencapai maqam al-insan, selain berbai’at kepada tarekat Syatariyyah yaitu dengan masuk dan berbai’at kepada tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. al-Tuh?fah al-Mursalah il? Ru?h? al-Nabi? dalam eksistensinya memengaruhi tokoh yang cukup sentral yaitu Hasan Mustafa dengan Dangding-nya dan Ranggawasita dengan Wirid Hidayat Jati yang berisi ilmu-ilmu ma’rifat.
The essence of Nur Muhammad is the source of Humans, and the radiance has several levels of what Shaykh Fadhdlullah Al-Burhanpuri calls dignity. These levels of dignity are in the text of the manuscript al-Tu?fah al-Mursalah il? R?? al-Nab?; with the dignity of Wujudiyyah (Ahadiyyah), Wahdah, Wahidiyyah, Arwah, Misal, Jism, to al-insan. Leiden University owns the manuscript, which is the object of this research with the number Cod Or. 7028, the second manuscript is owned by the Surakarta Grand Mosque with the code MAA.021. Because many terms still sound unfamiliar to some individuals, such as Wujudiyyah (Ahadiyyah), Wahdah, Wahidiyyah, Arwah, Misal, Jism, and al-insan, this research will reveal aspects of the reader's meaning of the human concept in the text al-Tu?fah al- Mursala il? Ruh al-Nabi. This research uses the philological method for presenting manuscripts, the listening method for collecting data for aesthetic reception purposes, and the Legger method for comparing superior manuscripts; this research also uses aesthetic response analysis to explain the aesthetic meaning of human dignity in the text al-Tu?fah al-Mursalah il? Ruh al-Nab? by Syaikh Fadhdlullah Al-Burhanpuri. This research shows that to reach the level of al-insan, humans need to master every existing dignity with the help of the murshid as a human being. Murshid is considered to have passed through the mortal phase', then the form will be guided by the murshid to the level of ultimate dignity (al-insan) by how to do taqarrub to Being. The variety of taqarrub offered in achieving maqam al-insan, apart from taking allegiance to the Syatariyyah order, is by joining and taking allegiance to the Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah order. Al-Tu?fah al-Murlahan il? R?? al-Nab? in its existence, influenced quite central figures, namely Hasan Mustafa with his Dangding and Ranggawasita with Wirid Hidayat Jati which contained ma'rifat knowledge.
Kata Kunci : Filologi, Martabat Manusia, Respon Estetik, Sastra, Tuhfah al-Mursalah