Market Orientation within Sustainable Value Chain: A Case Study of Semi-Organic Shallot Farming in Selopamioro Village Imogiri Sub-District Bantul Regency
RARA SRI WAHYU ANUGRAH DEWAYANTI, Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc ; Dr. Hani Perwitasari, S.P., M.Sc.
2023 | Tesis | S2 Magister Manj.Agribisnis
Bawang
merah berkelanjutan hampir tidak tersedia di pasar lokal Yogyakarta, oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis orientasi pasar dalam rantai nilai
bawang merah semi-organik. Mengambil lokasi lahan marjinal di Selopamioro,
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, studi ini melibatkan berbagai pemangku
kepentingan di sepanjang rantai, termasuk tiga kelompok tani kecil yaitu
Lestari Mulyo, Sekar Mulyo, dan Bumi Mukti. Data sosial ekonomi dikumpulkan
melalui sensus sedangkan data rantai nilai diperoleh melalui snowball sampling.
Melalui scoring, orientasi pasar dari rantai nilai menunjukkan kinerja yang baik.
Melalui pendekatan Indeks Orientasi Pasar, petani berorientasi pada pasar.
Model Tobit diterapkan dalam mengidentifikasi determinan orientasi pasar
petani. Bagi Lestari Mulyo dan Sekar Mulyo, pendidikan dan kepemilikan tanah
berkorelasi positif dengan orientasi pasar sedangkan tenaga kerja keluarga dan
jarak ke pasar berkorelasi negatif. Di Bumi Mukti, luas lahan berkorelasi positif
dengan orientasi pasar sedangkan usia dan kepemilikan lahan berkorelasi
negatif. Hasil analisis rantai nilai menggambarkan proses inti, pelaku,
aktivitas, dan keterlibatan pendukung, dengan E-commerce menghasilkan
keuntungan pasar tertinggi, meskipun masih belum berkembang. Analisis PESTEC lebih
lanjut menunjukkan bahwa produksi bukanlah masalah utama petani, tetapi
pemasaran, karena ketergantungan yang tinggi pada penebas dan kategori
penjualan konvensional. Rantai nilai cukup berkelanjutan untuk dimensi ekonomi
dan sosial, sementara berkelanjutan untuk dimensi lingkungan. Rekomendasi lebih
lanjut menyoroti pendekatan triple helix dalam memperkuat kolaborasi rantai.
Sustainable
shallot is scarcely available at Yogyakarta local market, therefore this study
aims to analyze market orientation within semi-organic shallot value chain.
Taking sites marginal land in Selopamioro, Bantul Regency, Yogyakarta, the study
involves multi-stakeholders along the chain, including three smallholder farmer
groups i.e. Lestari Mulyo, Sekar Mulyo, and Bumi Mukti. Socio economic data is collected
through cencus while value chain data is obtained though snowball sampling. By
scoring, market orientation of value chain shows good performance. Through Market Orientaton Index approach, farmers are market oriented. Tobit model
is applied in identifying farmer market orientation determinant. For Lestari
Mulyo and Sekar Mulyo, education and land ownership positively correlate with
market orientation while family labour and distance to market shows negative
correlation. Within Bumi Mukti, area positively correlates with market
orientation while age and land ownership shows negative correlation. Value chain analysis results description of core process, actors, activities,
and enablers involvement, with E-commerce
earns the highest market profit, although still under developed. Further PESTEC analysis shows production is not farmer major issue, but
marketing, due to high
dependency to standing crop buyer and conventional sales category. Value chain
is moderately sustainable for both economic and social dimensions, while well
sustainable for environmental dimension. Further recommendation highlights triple helix approach in strengthening chain
collaboration.
Kata Kunci : market orientation, PESTEC, sustainable shallot, Tobit, value chain