Pengaruh Faktor Formal dan Informal pada Relevansi Nilai Informasi Akuntansi: Studi Lintas Negara

Retno Yuni Nur Susilowati, Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.B.A.

2023 | Disertasi | S3 Ilmu Akuntansi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris governansi perusahaan berpengaruh pada relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan-perusahaan nonkeuangan di kawasan Asia dan Pasifik. Penelitian ini juga menguji apakah penegakan standar akuntansi yang kuat dan tingkat religiusitas yang tinggi akan memperkuat berpengaruh governansi perusahaan pada relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan-perusahaan tersebut. Penelitian mendasarkan diri pada beberapa teori untuk mengembangkan hipotesis yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena variasi relevansi nilai informasi akuntansi. Teori-teori tersebut adalah teori keagenan (agency theory), teori kelembagaan (the institutional theory), teori kewajiban moral (moral obligation theory), dan teori norma sosial (social norm theory). Untuk menguji relevansi nilai, model Ohlson (1995) modifikasian akan diterapkan pada angka akuntansi dalam laporan keuangan 2011-2021 dari sampel perusahaan yang berasal dari 16 negara yang menjadi observasi penelitian. Governansi perusahaan pada penelitian ini diukur dengan skor governance perusahaan-perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di negara-negara sampel, yang merupakan salah satu pilar dari environment, social, and, governance (ESG) yang disediakan oleh Thomson-Reuters untuk perioda 2011-2021, yang diunduh dari perpustakaan FEB UGM. Penelitian ini mengikuti Ross et al. (2020) yang menggunakan ukuran penegakan standar akuntansi dan audit yang dikembangkan oleh Brown et al. (2014). Penelitian ini mengikuti Chen et al. (2016) yang menggunakan tiga item dalam data survey World Values Survey (WVS). Data penelitian ini menggunakan data panel yang tersedia pada basis data OSIRIS dan Thomson Reuters, yang diakses melalui perpustakaan FEB UGM. Sampel penelitian ini mencakup 16 negara di kawasan Asia dan Pasifik yang terdaftar pada indeks penegakan standar akuntansi (Brown et al., 2014). Negara-negara tersebut adalah Australia, Cina, Filipina, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, Turki, dan Yordania. Untuk menguji hipotesis, penelitian ini melakukan pengujian regresi linear berganda dengan teknik analisis ordinary least square (OLS). Hipotesis 1 (H1) menyatakan bahwa governansi perusahaan berpengaruh positif pada relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan-perusahaan nonkeuangan di negara-negara kawasan Asia dan Pasifik. Hasil pengujian H1 tidak terdukung, artinya secara statistis governansi perusahaan tidak signifikan memengaruhi relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan-perusahaan nonkeuangan di negara-negara kawasan Asia dan Pasifik. Hal ini tidak sesuai dengan literatur sebelumnya (misalnya, Habib dan Azim (2008) dan Koh et al. (2007). Hipotesis 2 (H2) menyatakan bahwa penegakan standar akuntansi memperkuat pengaruh governansi perusahaan pada relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan-perusahaan nonkeuangan di negara-negara kawasan Asia dan Pasifik. Hasil pengujian H2 menunjukkan bahwa H2 tidak terdukung karena penegakan standar akuntansi secara statistis berpengaruh negatif pada hubungan governansi perusahaan dan relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan-perusahaan nonkeuangan di kawasan Asia dan Pasifik. Berikutnya, hasil pengujian H3 menunjukkan bahwa religiusitas pada tingkat negara memperkuat pengaruh governansi perusahaan pada relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan-perusahaan nonkeuangan di kawasan Asia dan Pasifik. Hal ini terutama sejalan dengan penelitian (Chourou, 2020) yang menyatakan bahwa religiusitas dan akuntansi nilai wajar memengaruhi relevansi nilai informasi akuntansi. Hasil investigasi memberikan masukan bagi regulator dalam mengembangkan peraturan yang mendukung peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi terutama pada negara dengan penegakan hukum dan kondisi sosio-kultural kurang ideal.

This study aims to empirically examine the influence of corporate governance on the value relevance of accounting information for non-financial companies in the Asia-Pacific region. This study also examines whether strong accounting standard enforcement and high levels of religiosity will strengthen the effect of corporate governance on the value relevance of accounting information for these firms. The research is based on several theories to develop hypotheses that aim to explain the phenomenon of variations in the value relevance of accounting information. These theories are agency theory, institutional theory, moral obligation theory, and social norm theory. To test the relevance of value, the modified Ohlson (1995) model will be applied to accounting numbers in the 2011-2021 financial statements from a sample of companies originating from 16 countries which are the research observations. Corporate governance in this study is measured by the governance scores of non-financial companies listed in the sample countries, which is one of the pillars of environment, social, and governance (ESG) provided by Thomson-Reuters for the period 2011-2021, which downloaded from the FEB UGM library. This study follows Ross et al. (2020) who use accounting and auditing standard enforcement measures developed by Brown et al. (2014). This study follows Chen et al. (2016) which uses three items in the World Values Survey (WVS) survey data. The data for this study used panel data available on the OSIRIS and Thomson Reuters databases, which were accessed through the FEB UGM library. The sample of this study includes 16 Asia-Pacific countries listed on the accounting standard enforcement index (Brown et al., 2014). These countries are Australia, China, Philippines, Hong Kong, India, Indonesia, Japan, South Korea, Malaysia, Pakistan, New Zealand, Singapore, Taiwan, Thailand, Turkey, and Jordan. To test the hypothesis, this study conducted multiple linear regression testing with the ordinary least squares (OLS) analysis technique. Hypothesis 1 (H1) states that corporate governance has a positive effect on the value relevance of accounting information for non-financial companies in Asia-Pacific countries. The results of the H1 test are not supported, meaning that corporate governance does not statistically significantly affect the value relevance of accounting information for non-financial companies in Asia-Pacific countries. This is inconsistent with previous literature (eg, Habib and Azim (2008) and Koh et al. (2007). Hypothesis 2 (H2) states that accounting standard enforcement strengthens the effect of corporate governance on the value relevance of accounting information of non-financial firms in developing countries. -Asia-Pacific countries. The results of the H2 test show that H2 is not supported because enforcement of accounting standards statistically has a negative effect on corporate governance relationships and the relevance of the value of accounting information on non-financial companies in the Asia-Pacific region. Next, the results of the H3 test show that religiosity in the country level strengthens the influence of corporate governance on the value relevance of accounting information for non-financial companies in the Asia-Pacific region. This is especially in line with research (Chourou, 2020) which states that religiosity and fair value accounting affect the value relevance of accounting information. The results of the investigation provide input for regulators in developing regulations that support increasing the value relevance of accounting information, especially in countries with less-than-ideal law enforcement and socio-cultural conditions.

Kata Kunci : relevansi nilai, governansi perusahaan, penegakan standar akuntansi, religiusitas, teori keagenan, teori kelembagaan, teori kewajiban sosial, teori norma sosial, model Ohlson, Asia dan Pasifik