Laporkan Masalah

Kajian Positive Deviance Terkait Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMKN 1 Yogyakarta

Nisryna Nur Sadyda, Dr.rer.nat dr. Bernadette Josephine Istiti Kandarina ; Dr. dr. Prima Dhewi Ratrikaningtyas, M.Biotech

2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Kejadian anemia pada remaja masih menjadi masalah yang dialami semua negara dan penanganan anemia masih belum memenuhi target dari WHA untuk mengurangi separuh dari prevalensi kejadian pada tahun 2030. Kejadian anemia di Indonesia yaitu 31,2?n di Kota Yogyakarta sebesar 23,5%. Salah satu cara untuk menemukan solusi dari kejadian anemia terkait kebiasaan makan pada remaja yaitu melakukan kajian positive deviance kepada remaja putri yang tidak mengalami anemia untuk menemukan kebiasaan makan yang baru atau kebiasaan yang belum dilakukan oleh remaja anemia.


Tujuan: Mengeksplorasi pemahaman anemia pada remaja putri dan orang tua, kebiasaan makan dan faktor yang mempengaruhi pemilihan makan remaja putri.


Metode: Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan case study. Pemilihan partisipan dilakukan secara purposive sampling. Informan utama adalah remaja putri berstatus anemia (n= 6) dan tidak anemia (n= 8), informan pendukung adalah orang tua/wali remaja putri (n=14). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data dan metode.


Hasil: Sebagian besar remaja putri dan orang tua belum memahami cara pencegahan anemia. Frekuensi makan remaja putri 1-2 kali/hari, lauk hewani yang sering dikonsumsi yaitu ayam dan telur sedangkan ikan jarang disediakan. Remaja putri lebih suka buah daripada sayur tetapi buah jarang disediakan di rumah. Faktor yang mempengaruhi pemilihan makan remaja putri yaitu keterlibatan pada persiapan makan, harga, ketersediaan makanan, dukungan keluarga, dan teman sebaya. Perilaku positive deviance yang ditemukan yaitu frekuensi makan pada remaja putri tidak anemia 2 kali/hari dan tidak terbiasa sarapan tetapi sering konsumsi sumber protein hewani dan memiliki kesadaran meminum tablet tambah darah di rumah.


Kesimpulan: Pemahaman pencegahan anemia masih kurang pada remaja putri dan orang tua dan kebiasaan makan remaja putri belum beragam dan teratur. Keterlibatan pada persiapan makan, harga, ketersediaan makanan, dukungan keluarga, dan teman sebaya mempengaruhi pemilihan makan remaja putri. Perilaku positive deviance remaja putri yang tidak anemia yaitu konsumsi sumber protein hewani yang lebih sering dan kesadaran meminum tablet tambah darah di rumah. Perlu adanya keterlibatan orang tua, pihak sekolah, dan petugas kantin dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat pada remaja.

Background: The incidence of anemia in adolescents is still a problem experienced by all countries and the treatment of anemia still has not met the target of the WHA to reduce part of the prevalence of the incident by 2030. The incidence of anemia in Indonesia is 31.2% and in Yogyakarta City is 23.5%. To find a solution to the incidence of anemia related to eating habits in adolescents, conduct positive deviance research on non anemic adolescent girls to find new eating habits or habits that have not been carried out by anemic adolescent girls.


Objective: To explore the understanding of anemia in adolescent girls and their parents, eating habits, and factors that influence adolescent girl’s food choices.


Method: This research used qualitative methode with a case study approach. The selection of participants was carried out using purposive sampling. The main informants were adolescent girls with anemia status (n= 6) and non anemia (n= 8), supporting informants were parents/guardians of adolescent girls (n= 14). Data collection was carried out using in-depth interviews and observations. Data validity uses triangulation of data sources and methods.


Results: Most adolescent girls and their parents don’t understand how to prevent anemia. The eating frequency of adolescent girls is 1-2 times/day, the animal side dishes that are often consumed are chicken and eggs, while fish is rarely provided. Adolescent girls prefer fruit than vegetables but fruit is rarely provided at home. Factors that influence adolescent girls’ food choices are involvement in meal preparation, price, food availability, family support, and peers. Positive behavior that was found to be a deviation was that the frequency of eating in non anemic adolescent girls was 2 times/day and were not used to breakfast but often consumed animal protein sources and had the awareness of taking blood supplement tablets at home.


Conclusion: Understanding of anemia prevention is still lacking among adolescent girls and their parents and the eating habits of adolescent girls are not yet varied and regular. Involvement in meal preparation, price, food availability, family support, and peers influence adolescent girls’ food choices. The positive deviant behavior of non anemic adolescent girls are consuming animal protein sources more often and being aware of taking blood supplement tablets at home. Parents, schools and canteen staff need to be involved in forming healthy eating habits in teenagers.

Kata Kunci : Positive Deviance, Kebiasaan Makan, Anemia, Remaja Putri, Eating Habit, Adolescent Girls

  1. S2-2023-475711-abstract.pdf  
  2. S2-2023-475711-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-475711-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-475711-title.pdf