Laporkan Masalah

Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Kelompok Syiah Sampang dalam Media Daring Lokal Madura

Hasan Labiqul Aqil, Sugeng Bayu Wahyono

2023 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Penelitian ini mengkaji pemberitaan kelompok Syiah Sampang dalam media daring lokal Madura yang sering menampilkan pembenaran atas upaya marginalisasi dan diskriminasi terhadap kelompok ini oleh kelompok dominan. Media daring lokal Madura lebih cenderung mendukung pandangan yang tidak sejalan dengan Syiah, jarang memberikan suara kepada mereka, dan menggunakan kosakata yang mencerminkan upaya membentuk pandangan negatif terhadap kelompok tersebut. Penelitian ini menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) untuk melacak bagaimana media mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur sosial. Penelitian ini mencoba menjawab dua pertanyaan pokok: bagaimana media daring lokal Madura menggambarkan kelompok Syiah Sampang, dan mengapa media melakukan hal tersebut. Dengan menggunakan metodologi AWK, analisis dilakukan pada tiga level, yaitu deskripsi teks bahasa, interpretasi hubungan proses wacana dan teks, serta eksplanasi hubungan proses wacana dan proses sosiokultural. Analisis Wacana Kritis ini berfokus pada ketimpangan relasi kekuasaan dalam wacana dan bertujuan untuk mengeksplorasi ideologi tersembunyi, sehingga dapat mengungkap ketidakadilan, diskriminasi, dan marginalisasi dalam pemberitaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penggunaan kata dan frasa tergantung pada peristiwa yang dilaporkan dan perbedaan perlakuan media terhadap kelompok Syiah, baik ketika mereka masih berkeyakinan Syiah maupun setelah menjadi Suni. Selain itu, terlihat perbedaan dalam penyebutan aktor sosial, dengan kelompok Syiah sering disebut dengan kata-kata yang memiliki konotasi negatif. Pengutipan pernyataan dari aktor dominan dalam wacana pemberitaan berkontribusi pada konstruksi naratif tentang kelompok Syiah Sampang, yang cenderung memperkuat pandangan kelompok dominan dan mencerminkan wacana viktimisasi terhadap kelompok Syiah. Media tampaknya dikapitalisasi dan dikomodifikasi untuk meningkatkan popularitas dan mendukung kepentingan sebagian pihak, lebih banyak berelasi dengan institusi negara dan pemilik modal daripada membela kelompok yang dimarginalkan. Media berperan dalam membentuk realitas sosial melalui produksi teks dan praktik wacana, namun juga dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan operasi ideologi dari kelompok yang berkepentingan. Ketidakseimbangan kekuatan institusional ini menyebabkan terus berlanjutnya eksklusi sosial dan diskriminasi terhadap kelompok agama marginal seperti Syiah Sampang. Kuasa ideologi mayoritanisme beroperasi di balik wacana media dengan menyuarakan dan mendukung kepentingan kelompok dominan daripada membela kelompok Syiah Sampang.

This research examines the reporting of the Shia Sampang group in the local Madura online media, which often justifies the efforts of marginalization and discrimination against this group by the dominant group. Local online media in Madura tend to support views that are not in line with Shia beliefs, rarely giving them a voice and using vocabulary that reflects efforts to form a negative perception of the group. This study utilizes Critical Discourse Analysis (CDA) to trace how the media influences and is influenced by social structures. It attempts to answer two main questions: how the local Madura online media discourses the Shia Sampang community, and why do they do so. Using CDA methodology, the analysis is conducted on three levels: the description of language texts, interpretation of the relationship between discourse processes and texts, and explanation of the relationship between discourse processes and sociocultural processes. This Critical Discourse Analysis focuses on the imbalances of power relations within discourse and aims to explore hidden ideologies, thus revealing injustice, discrimination, and marginalization in the reporting. The research results indicate that there are differences in the use of words and phrases depending on the reported events and the media's treatment of the Shia group, both when they were still Shia believers and after becoming Suni. Furthermore, there are differences in the mention of social actors, with the Shia group often being referred to with negatively connotated words. The quoting of statements from dominant actors in the news discourse contributes to the construction of narratives about the Shia Sampang group, which tends to strengthen the views of the dominant group and reflects a discourse of victimization towards the Shia group. The media appears to be capitalized and commodified to increase popularity and support the interests of certain parties, relating more to state institutions and owners of capital rather than defending marginalized groups. The role of media in shaping social reality through text production and discourse practices becomes increasingly important, but it is also influenced by economic interests and the ideology of interested groups. The imbalance of institutional power leads to ongoing social exclusion and discrimination against marginalized religious groups like Shia Sampang. The ideological power of Majoritanism operates behind the media discourse by voicing and supporting the interests of the dominant group rather than stand up for the Sampang Shia group.

Kata Kunci : Critical Discourse Analysis Fairclough, Reporting, Syiah Sampang, Local Madura Online Media.

  1. S2-2023-485145-abstract.pdf  
  2. S2-2023-485145-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-485145-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-485145-title.pdf