Tourist Transit Hub di Kawasan Kota Lama Semarang dengan Pendekatan Disprogramming
Hafiz Muhammad Dwi Sumarno, Dr. Dyah Titisari Widyastuti, S.T., MUDD.
2023 | Skripsi | ARSITEKTUR
Kawasan Kota Lama Semarang merupakan daya tarik wisatawan utama di Kota Semarang. Selain merupakan penyumbang jumlah wisatawan terbanyak di Kota Semarang, Kawasan Kota Lama Semarang juga merupakan salah satu dari tiga besar atraksi wisata di Provinsi Jawa Tengah. Walaupun demikian, fasilitas dasar untuk wisatawan masih kurang memadai, terutama di bidang informasi dan transportasi. Kawasan Kota Lama Semarang terletak jauh dari tourist information center. Padahal, tingginya jumlah wisatawan di Kawasan Kota Lama merupakan potensi untuk menyebarkan informasi mengenai pariwisata lainnya di Kota Semarang. Terlebih Pemerintah Kota Semarang telah gamblang mengutarakan rencananya mengembangkan Kota Semarang menjadi kota wisata.
Selain potensinya untuk memikat wisatawan ke daya tarik wisata lainnya, Kawasan Kota Lama juga memiliki nilai lebih yaitu lokasinya yang strategis. Kawasan Kota Lama Semarang dilayani langsung oleh Stasiun Kereta Api Tawang. Kawasan juga dilayani oleh lima rute bus kota dan aglomerasi dengan tujuan berbeda. Sementara itu, transportasi yang kini digunakan oleh sebagian besar wisatawan, kendaraan pribadi, menyebabkan kemacetan dan mengganggu citra kawasan. Peningkatan layanan dibutuhkan untuk menarik lebih banyak wisatawan dan penggunaan kendaraan umum.
Berangkat dari kondisi tersebut, muncullah tipologi tourist transit hub yang menyatukan jawaban dari kedua permasalahan di atas. Kedua fungsi yang memiliki kesamaan dan perbedaan disatukan melalui pendekatan dis-programming yang memungkinkan program saling mempengaruhi sehingga tercipta fungsi gabungan antara keduanya. Melalui pendekatan tersebut, penggabungan fungsi transit hub dan tourist information center bertujuan memperbaiki pengalaman wisatawan, meningkatkan angka wisatawan, dan menghasilkan kolaborasi antara keduanya untuk mendukung rencana pengembangan kota.
Semarang Old Town is one of the main tourist attractions in Semarang City. Not only is it the single most visited attraction in the city, it is also one of the biggest three in Central Java Province. Unfortunately, it is still lacking in terms of basic facilities for tourists, especially in information and transportation. Semarang Old Town is located far from the tourist information center. This is unideal considering the fact that Semarang Old Town’s high number in visitors means that it has the ability to disseminate information of other tourist attractions in Semarang. Especially since The Municipal Government of Semarang has blatantly expressed their plans in developing Semarang as a tourism city.
In addition to its prospect in attracting tourists to other tourist attractions, Semarang Old Town is also located on a strategic location. Semarang Old Town is served directly by Tawang Railway Station. Five city and agglomeration bus routes with different destinations also service the area. Meanwhile, the transportation currently used by most tourists, private vehicles, causes traffic jams and disrupts the image of the area. Service improvements are needed to attract more tourists and use of public transport.
From these conditions, the tourist transit hub typology emerges that unifies the answer to the two aforementioned problems. Both functions have similarities and differences are combined through a dis-programming approach that allows programs to influence each other so that a combined function is created between the two. Through this approach, the combination of transit hub and tourist information center functions aims to improve the tourist experience, increase tourist numbers, and generate collaboration between the two to support urban development plans.
Kata Kunci : transit hub, tourist information center, dis-programming, Kota Lama Semarang