Ecohorror Era Orde Baru: Analisis Multimodal terhadap Wacana Alam dan Makhluk Halus dalam Film Ratu Buaya Putih (1988) dan Titisan Dewi Ular (1990)
Laila Sari, Dr. Budi Irawanto
2023 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media
Penelitian ini berusaha melihat bagaimana alam dan makhluk halus diwacanakan dalam film horor berjudul Ratu Buaya Putih (1988) dan Titisan Dewi Ular (1990). Kedua film horor yang diproduksi pada era Orde Baru di Indonesia ini menjadi sedikit film horor yang mewacanakan persoalan alam dan makhluk halus, ditengah situasi gencarnya pembangunan. Eksploitasi alam berskala besar ini mendapatkan izin dari pemerintah. Akibatnya, jutaan hektare hutan digunduli, menyumbang banyak masalah kerusakan alam di kemudian hari. Eksploitasi alam ini turut menambah serentetan persoalan mengerikan di era Orde Baru, selain pelanggaran HAM, kekerasan, korupsi, serta dilarangnya kebebasan berpendapat. Untuk itulah penelitian ini bertujuan melihat sejauh mana persoalan alam dihadirkan dalam teks-teks film horor dalam situasi sosial, politik, dan budaya pada masa itu. Analisis dilakukan dengan mengaplikasikan wacana multimodal Gunther Kress dan Theo van Leeuwen. Berdasarkan pembacaan atas modalitas dalam kedua film horor tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dua film horor tersebut menampilkan hubungan alam dan makhluk halus, aktor-aktor pengeksploitasi alam, narasi balas dendam alam, serta kesadaran ekologis.
This research tends to see how nature and spirits are discussed in horror films entitled Ratu Buaya Putih (1988) and Titisan Dewi Ular (1990). These horror films, which were produced during the New Order era in Indonesia, have become a few horror films that feature nature and spirits, in the midst of Indonesia’s development. This large-scale exploitation of nature is licensed by the government. As a result, millions hectares of forrest were cut down, leads to many problems of natural destruction in the future. This exploitation of nature has contributed to a series of horrifying problems in the New Order era, in addition to human rights violations, violence, corruption, and the prohibition of freedom of expression. For this reason, this study aims to see to what extent natural issues are presented in horror film in the midst of social, political and cultural situations of that time. The analysis applied Gunther Kress and Theo van Leeuwen’s multimodal discourses analysis. Based on reading the modalities in these horror films, it can be concluded that these horror films presented the relationship between nature and spirits, actors who exploit nature, natural revenge, and ecological awareness.
Kata Kunci : wacana multimodal, alam, film horor orde baru