Laporkan Masalah

Konstruksi Media Tentang Etnis Papua Pasca-Suharto (Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Etnis Papua di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat)

Maulana Andinata Dalimunthe, Dr. Budi Irawanto, S.IP, M.A ; Dr. Budiawan

2023 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media

Penelitian ini melihat bagaimana surat kabar harian Kedaulatan Rakyat (KR) mengkonstruksi isu-isu yang berkaitan dengan orang Papua, khususnya pasca kepemimpinan Soeharto. Bagaimana etnis Papua dikonstruksikan dalam pemberitaan di KR. Serta wacana sosial seperti apa yang membentuk konstruksi etnis Papua di KR. Beberapa temuan studi ini antara lain. Secara garis besar pemberitaan yang berkaitan dengan Papua pada surat kabar KR terdiri atas beberapa isu, Pertama, kasus kematian ketua Presidium Dewan Papua (PDP), Theys Eluay. Kedua, peristiwa persekusi asrama Papua di Yogyakarta, Ketiga, isu kriminal, seperti pembunuhan. Keempat, isu pendidikan. Berdasarkan tinjauan dari berbagai sumber yang ada, terdapat dua peristiwa besar di Indonesia yang berkaitan langsung dengan etnis Papua. Pertama, peristiwa kematian Theys Eluay (2001). Kedua, peristiwa persekusi asrama Papua di Yogyakarta pada tahun 2016. Kedua peristiwa besar ini secara intens diberitakan oleh KR sebagai topik utama dan bahkan headline dalam rubrik mereka. Konstruksi KR terhadap etnis Papua juga dilihat melalui struktur sosial yang ada pada ruang pemberitaan KR. Dalam hal ini, struktur sosial tersebut dapat dilihat melalui para elit yang hadir pada setiap ruang pemberitaan KR. KR tidak mampu memberikan kesempatan yang cukup dan proporsional bagi kelompok Papua untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan orang papua itu sendiri, mereka acap kali diwakilkan atau direpresentasikan oleh elit negara. Hal ini mempertegas keberadaan KR yang masih saja menjadikan otoritas negara sebagai representasi dari kelompok Papua. Otoritas negara menjadi aktor yang seakan paling mengetahui latar belakang masalah, hingga solusi-solusi akomodatif yang paling sesuai dalam menangani permasalahan yang bersinggungan dengan Papua. Proses representasi diri dan hadirnya orang Papua secara langsung dalam ruang media KR masih amat problematik. Struktur sosial dan kognisi sosial sebagai elemen makro dalam proses pembangunan wacana separatis terhadap kelompok Papua menjadi penegasan adanya konstruksi media secara tekstual yang bertautan dengan struktur sosial dan kognisi sosial. Wacana separatis ini kemudian bersinggungan dengan nasionalisme sebagai bagian dari bingkai ke-Indonesia-an kelompok Papua. Upaya diskriminasi dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia menjadikan ide-ide nasionalisme Papua semakin menguat. Pemaknaan mengenai nasionalisme dan identitas kepapuaan banyak memunculkan perdebatan dan pertanyaan. Ideologi nasionalis dalam konteks kepapuaan merupakan upaya dalam merekatkan hubungan antar Indonesia (negara) dan Papua (masyarakat/bangsa) dengan sedemikian rupa sehingga seakan-akan hubungan tersebut bersifat alami.

This research looks at how Kedaulatan Rakyat (KR) constructs issues relating to Papuans, especially after Suharto's leadership. How Papuan ethnicity is constructed in the reporting on KR. As well as what kind of social discourse shapes the construction of Papuan ethnicity in Popular Sovereignty. Some of the findings of this study include: In general, the news relating to Papua in the KR newspaper consists of several issues, first, the case of the death of the chairman of the Presidium of the Papua Council (PDP), Theys Eluay. Second, the incident of persecution of Papuan boarders in Yogyakarta, Third, criminal issues, such as murder. Fourth, the issue of education. Based on a review of various existing sources, there are two major events in Indonesia that are directly related to the Papuan ethnic group. First, the death of Theys Eluay (2001). Second, the Papuan dormitory persecution incident in Yogyakarta on 2016. These two major events were intensively reported by KR as the main topic and even the headline in their column. KR's construction of ethnic Papuans is also seen through the social structure that exists in KR's news space. In this case, the social structure can be seen through the elites who are present in every KR news space. The KR was unable to provide sufficient and proportional opportunities for Papuan groups to discuss matters relating to the Papuan people themselves, they were often represented or represented by the state elite. This emphasizes the existence of the KR which still uses state authorities as representatives of the Papuan group. State authorities are the actors who seem to know best the background of the problem, as well as the most appropriate accommodative solutions in dealing with problems that relate to Papua. The process of self-representation and the direct presence of Papuans in the KR media space is still very problematic. Social structure and social cognition as macro elements in the process of building separatist discourse against Papuan groups confirm the existence of textual media construction which is linked to social structure and social cognition. This separatist discourse then intersects with nationalism as part of the Indonesian frame of the Papuan group. Discrimination and injustice efforts carried out by the Indonesian government have made the ideas of Papuan nationalism increasingly stronger. The meaning of nationalism and Papuan identity raises many debates and questions. Nationalist ideology in the Papuan context is an effort to strengthen the relationship between Indonesia (state) and Papua (society/nation) in such a way that it seems as if the relationship is natural.

Kata Kunci : Konstruksi, Papua, Kedaulatan Rakyat

  1. S3-2023-407997-abstract.pdf  
  2. S3-2023-407997-bibliography.pdf  
  3. S3-2023-407997-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2023-407997-title.pdf