Adaptasi Institusi Informal Warok Dalam Mempertahankan Kekuasaan
Robby Darwis Nasution, Prof. Dr. Haryanto; Dr. Abdul Gaffar Karim
2023 | Disertasi | S3 Ilmu Politik
Penelitian ini membahas tentang adaptasi Warok dalam mempertahankan kekuasaan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adaptasi institusi informal Warok dalam mempertahankan kekuasaan dengan melihat runtutan sejarah dari zaman kerajaan sampai dengan pasca orde baru. Selain itu, juga dibahas bagaimana problematika institusi informal dalam mempertahankan kekuasaan serta titik balik yang mempengaruhi adaptasi yang dilakukan Warok untuk mempertahankan kekuasaan. Adaptasi yang dilihat adalah bagaimana pada masa krisis institusi informal Warok melakukan adaptasi untuk menyesuaikan dengan keadaan/tekanan yang terjadi. Perubahan yang terjadi juga menjadi penting untuk diamati sehingga setiap patahan (path dependence) penting untuk di bahas secara mendalam dalam penelitian ini. Kecenderungan penelitian tentang institusi informal masih mengacu kepada perubahan rezim atau negara yang lebih demokratis. Banyak peneliti mengesampingkan pola-pola yang terjadi di masa lampau yang bisa mempengaruhi posisi institusi informal dimasa sekarang sehingga adaptasi yang dijelaskan tidak bisa secara menyeluruh. Historical Institutionalism sebagai kacamata analisis dalam penelitian ini berguna untuk menjelaskan bagaimana institusi informal Warok mempertahankan kekuasaan dari masa ke masa sehingga terlihat pola adaptasi yang dilakukan. Kajian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengidentifikasi beberapa peristiwa yang memiliki potensi mendapatkan hasil yang diinginkan. Kesimpulan penelitian ini adalah institusi informal terus beradaptasi untuk bisa mempertahankan kekuasaannya mengikuti perubahan politik yang terjadi. Adaptasi yang dilakukan menjadi sangat menarik karena untuk menjaga eksistensi dan kekuasaan maka elit politik lokal harus melakukan melakukan “Adaptasi Dua Arah”. Adapun faktor yang mempengaruhi adaptasi dua arah ini adalah resource (sumberdaya), setting waktu (kondisi politik), dan kemampuan menggunakan resource. Ketiga penentu arah adaptasi ini memiliki kondisi berbeda beda bagi setiap institusi informal disetiap negara atau setiap waktu. Setelah mengetahui tiga penentu arah adaptasi ini maka kita bisa menjelaskan setiap perubahan hasil adaptasi yang dilakukan oleh Warok. Perubahan arah adaptasi yang dilakukan Warok pada akhirnya bisa di jelaskan dengan sederhana dalam tabel Tipologi Institusi Informal Warok. Tabel ini bisa menjelaskan bagaimana institusi informal Warok sejalan atau tidak sejalan dengan institusi formal serta perbedaan kekuatan politik antara institusi informal dan intitusi formal yang mempengaruhi arah adaptasinya.
This study discusses the condition of warok in maintaining power in Indonesia. The purpose of this research is to look at the adaptation of informal Warok institutions in maintaining power by looking at the historical sequence from the royal era to the post-new order era. In addition, it also discusses the problems of informal institutions in maintaining power and the turning points that affect the conditions under which Warok acts to maintain power. The adaptation seen is how during the crisis the Warok informal institutions adapted to adjust to the circumstances/pressures that occurred. The changes that occur are also important to observe so that each fault (path dependency) is important to be discussed in depth in this study. The tendency of research on informal institutions still refers to regime changes or a more democratic state. Many researchers rule out patterns that occurred in the past that could affect the position of informal institutions in the present so that the conditions described cannot be comprehensive. Historical institutionalism is useful as an analytical lens in this research to explain how the Warok informal institutions maintain power from time to time so that the pattern of adaptation is seen. This study uses qualitative methods to identify several events that have the potential to produce the desired results. The conclusion of this study is that informal institutions continue to adapt to be able to maintain their strength following the political changes that occur. The adaptation made is very interesting because in order to maintain existence and power, the local political elite must carry out a "Two-Way Adaptation". The factors that influence this two-way condition are resources (resources), timing (political conditions), and the ability to use resources. The determinants of these three directions of conditions have different requirements for each informal institution in each country or at any time. After knowing the three determinants of the direction of this condition, we can explain every change as a result of adaptation made by Warok. In the end, changes in the direction of adaptation made by Warok can be explained simply in the Warok Informal Institution Typology table. This table can explain how Warok's informal institutions are in line with or not in line with formal institutions as well as the differences in political power between informal and formal institutions that influence the direction of adaptation.
Kata Kunci : Critical juncture, Adaptive informal institutions, Warok, Institusi Informal