PERANAN KELUARGA DALAM MENGENDALIKAN MASALAH PERILAKU PADA REMAJA DI WILAYAH PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI INDONESIA
Heru Subekti, Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, S.U., M.Sc., Sc.D; Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., M.Kes
2023 | Disertasi | S3 Kedokteran Umum
Latar
belakang: Telah terdokumentasi dengan baik bahwa masalah perilaku
dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan. Masalah perilaku tidak hanya
berdampak buruk pada remaja tetapi juga anggota keluarga lain yang tinggal
bersama seperti stres dan kekhawatiran. Namun demikian belum banyak diteliti
peranan keluarga terhadap masalah perilaku remaja di Indonesia khususnya pada
remaja laki-laki usia 10-17 tahun.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan mix-method dengan rancangan sequential explanatory. Data Indonesia National Mental Health Survey (I-NAMHS) digunakan sebagai sumber data kuantitatif dengan populasi remaja laki-laki usia 10-17 tahun di seluruh Indonesia, diperoleh sampel penelitian sejumlah 2803. Studi kasus kontrol matching 1:1 dengan jumlah sampel 198 pasang. DISC sebagai alat ukur untuk mengetahui masalah perilaku. Variabel independen adalah fungsi keluarga dibangun dari data I-NAMHS, kemudian dilakukan pengkategorian skor menggunakan PCA. Analisa bivariabel dan mulitvariabel menggunakan uji clogit. Efek mediasi dilakukan melalui uji medeff untuk mengetahui fungsi keluarga kaitannya masalah perilaku melalui penggunaan zat, ACEs, teman sebaya bermasalah.
Hasil: Fungsi
keluarga yang baik terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya masalah perilaku
sebesar 74% [OR=0,26 ;CI 95%;0,13-0,55]. Komunikasi yang baik sebagai faktor
pelindung paling berpengaruh terhadap masalah perilaku [OR=0,15; CI
95%;0,052-0,42].Tidak adanya hubungan antara strategi koping keluarga dengan
masalah perilaku. Penggunaan zat dan ACEs memiliki efek total mediasi
masing-masing 17,7?n 26,4%. Fungsi keluarga terhadap masalah perilaku
melalui penggunaan zat [OR 3.85; nilai p;0.05], sedangkan melalui ACEs
[OR;3,72, nilai p;0.04].
Kesimpulan: Pengasuhan yang baik oleh pengasuh utama terbukti mampu mengendalikan masalah perilaku pada remaja laki-laki di Indonesia.
Background: It is commonly known that
both individual and environmental factors can affect behavioral issues. Behavioral
problems adversely affect youths as well as other relatives who live
respectively like pressure and stress. However, it is unclear exactly how
behavioral problems and family functions help control risk factors for
behavioral problems, particularly in Indonesia's adolescent of 10-17 year in urban
and rural areas.
Method: This research uses a mix method approach with a sequential explanatory design. In quantitative research, a sample of 2803 male adolescents populations in Indonesia aged 10 to 17 years was taken from the Indonesia National Mental Health Survey (I-NAMHS). The case control matching was 1:1 matched with a sample count of 198 pairs. A bivariable and mulitvariable analysis with the clogit test. To assess how well families functioning in relation to behavioral issues through individual roles, the medeff test is used to analyze the effects of mediation.
Results:
It has been shown that higher functioning families have a lower risk of
behavioral problems [OR=0.26; CI 95%;0.13-0.55]. Family communication is the
most significant protective factor for behavioral problems. [OR=0.15; CI
95%;0.052-0.42]. There is no correlation
between family strategies for coping and behavioral problems. The total
mediated effects of substance abuse and ACEs were 17.7% and 26.4%, respectively.
Family functioning of behavioral problems through substance use [OR 3.85; p
value;0.05], while through ACEs
[OR;3.72, p value;0.04].
Conclusion: Family with good parenting by primary caregivers is proven to be able to control behavior problems in adolescent boys in Indonesia.
Kata Kunci : remaja, peran keluarga, masalah perilaku, adolescence, family roles, behavioral problems