Mantra dan Tradisi Ruwatan Rambut Gimbal pada Masyarakat dataran Tinggi Dieng
Durotul Ngazizah, Dr. Sudibyo, M.Hum.
2023 | Tesis | S2 Sastra
Penelitian ini berusaha menganalisis MRRG menggunakan teori kelisanan Albert B Lord, yang meliputi formula dan transmisi, serta teori fungsi dari Malinowski. Penelitian ini juga menjelaskan eksistensi serta masa depan tradisi RRG pada masyarakat Dataran Tinggi Dieng dengan melihat fenomena ortodoksi dan heterodoksi.
Hasil analisis menyebutkan bahwa, pertama: MRRG memiliki formula yang beragam, yaitu formula repetisi tautotes, formula paralelisme sintaksis, formula konkatenasi, formula repetisi anafora, dan yang terakhir formula repetisi epifora. Melalui lima macam formula tersebut, MRRG memiliki perulangan yang berpola sehingga berhasil mengungkapkan satu ide hakiki sesuai dengan inti atau kata kunci masing-masing bentuk formula. Transimisi MRRG merupakan transmisi yang bersifat pasif, yaitu transmisi dengan mementingkan isi memori yang menghafal kata demi kata. Hal tersebut terkait dengan adanya kesakralan mantra yang menuntut teks pasti atau teks yang tidak berubah, walaupun sudah ditransmisikan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Fungsi MRRG bagi masyarakat Dataran Tinggi Dieng dibagi menjadi dua, yaitu fungsi individual dan fungsi sosial. 1) Fungsi individual transendental, 2) Fungsi sosial peradaban dan fungsi modernisasi.
Kedua: eksistensi RRG saat ini di masyarakat Dataran Tinggi Dieng sudah mengalami banyak transfomasi tradisi. Transformasi ini ditandai banyak kasus desakralisasi demi menunjang komersialisasi, artinya beberapa tahapan tradisi yang sebelumnya dianggap sebagai ajaran ortodoks saat ini banyak terjadi perubahan. Transformasi RRG pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan tradisi tersebut di masa depan. Masa depan RRG yang sesungguhnya dipegang penuh oleh para empu Dataran Tinggi Dieng.
This research aims to analyzes MRRG using Albert B Lord's theory of oral composition, which includes formulas and transmission, as well as Malinowski's theory of function. The study also explain the existence and future of RRG traditions in the Dieng Plateau community by examining the phenomena of orthodoxy and heterodoxy.
The analysis results indicate that: firstly, MRRG has various formulas, including repetition of tautotes, syntactic parallelism formula, concatenation formula, repetition of anaphora formula, and finally repetition of epiphora formula. With these formulas, MRRG has repetitive patterns that successfully express a genuine idea in accordance with the core or keyword of each formula. The transmission of MRRG is a passive transmission, which emphasizes memorizing word by word to preserve the sacredness of the mantras, demanding an exact and unchanging text, even when transmitted from generation to generation. The functions of MRRG for the Dieng Plateau community are divided into two categories: individual transcendental function and social function. 1) The individual transcendental function, 2) The social function of civilization and modernization.
Secondly, the current existence of RRG in the Dieng Plateau community has undergone various transformations of tradition. These transformations are marked by many cases of desacralization in order to support commercialization, meaning that several stages of tradition that were previously considered orthodox teachings have now undergone significant changes. The transformation of RRG ultimately has a significant impact on the sustainability of this tradition in the future. The true future of RRG is held in the hands of the custodians of the Dieng Plateau.
Kata Kunci : RRG, MRRG, formula, transmisi, fungsi, eksistensi