Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Tingkat Kepuasan Pasien dan Disparitas Kepuasan Pasien di Puskesmas Kabupaten Pemalang
Putri Awwalia Abdul Latif, Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua.
2023 | Tesis | MAGISTER KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Latar belakang: Tingkat kepuasan pasien merupakan
salah satu komponen penting dari berbagai paramater pelayanan kesehatan karena
penilaian pasien dapat menjadi ukuran kualitas pelayanan kesehatan. Kasus
penyakit gigi dan mulut tinggi di seluruh dunia, disertai terjadi peningkatan
prevalensi di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas (tahun 2007–2018) dan tingginya
angka pengobatan sendiri penyakit gigi dan mulut. Puskesmas sebagai salah satu
unit pelayanan instansi pemerintah mensyaratkan pihak manajemen untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang optimal di antaranya diukur dengan melihat tingkat
kepuasan pasien.
Metode: Penelitian analitik pendekatan
kuantitatif metode cross-sectional untuk mengetahui kepuasan pasien poli
gigi menggunakan rancangan modifikasi teori menurut Perneger, Andersen, dan Institute of
Medicine (IOM)
dengan enam tujuan utama: aman, efektif, berpusat pada pasien, tepat waktu,
efisien dan adil. Total subjek penelitian 200 pasien pada Puskesmas Mulyoharjo
(perkotaan) dan Puskesmas Bantarbolang (pedesaan) dengan teknik consecutive
sampling. Pengambilan data dengan metode survei menggunakan kuesioner.
Analisa data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil: Analisis univariat menunjukkan jumlah
responden yang dominan adalah responden usia 26–45 tahun, berjenis kelamin wanita,
tingkat pendidikan menengah (SMP-SMA), tidak bekerja, penghasilan kategori
rendah (? 2.000.000), dan akses kategori dekat pada puskesmas perkotaan dan
kategori jauh pada puskesmas pedesaan. Analisis bivariat menunjukkan nilai hubungan
karakteristik pasien antara lain indikator jenis kelamin (p-value=0,894
dan 0,963), usia (p-value=0,205 dan 0,473), pendidikan (p-value=0,000
dan 0,607), pekerjaan (p-value=0,002 dan 0,329), penghasilan (p-value=0,108
dan 0,159), dan jarak (p-value=0,580 dan 0,848). Hubungan kualitas
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan kepuasan pasien pada kedua puskesmas (p-value=0,000
dan 0,028). Analisis multivariat menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan gigi
dan mulut memiliki hubungan dengan kepuasan pasien (p-value=0,006 dan
0,021) dan karakteristik
pasien (indikator pendidikan) memiliki hubungan dengan kepuasan pasien pada puskesmas
perkotaan (p-value) 0,008 < 0>, namun indikator pendidikan
tidak memiliki hubungan dengan kepuasan pasien pada puskesmas pedesaan (p-value)
0,453 > 0,05. Tingkat kepuasan pasien puskesmas perkotaan sebesar 94?n puskesmas pedesaan
sebesar 96%.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan
karakteristik pasien dengan kepuasan pasien di Puskesmas Mulyoharjo (perkotaan)
pada indikator pendidikan namun tidak terdapat hubungan yang signifikan di
Puskesmas Bantarbolang (pedesaan), terdapat hubungan yang signifikan kualitas
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan tingkat kepuasan pasien pada kedua
puskesmas, dan terdapat disparitas kepuasan pasien yaitu pasien pada Puskesmas
Bantarbolang (pedesaan) memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi 2% dibandingkan
Puskesmas Mulyoharjo (perkotaan).
Background: Patient
satisfaction is one of the key components in various healthcare service
parameters as patient feedback can be a measure of healthcare service quality.
The rates of oral and dental disease cases are considered high globally,
followed by an increased prevalence in Indonesia according to the Basic Health
Research (2007–2018), as well as a high rate of self-treatment for dental and
oral diseases. Public health centers, as government healthcare service units,
require the management to improve the service quality to an optimum level,
which is measured by examining the level of patient satisfaction.
Methods: Analytical
quantitative study with a cross-sectional approach. A theory proposed by Perneger,
Andersen, and the Institute of Medicine stating six primary goals: patient
safety, effectiveness, patient-centeredness, timeliness, efficiency, and
equity, was used as a modified design to determine patient satisfaction in
dental clinics. The sample size was 200 patients using the consecutive sampling
technique. The data were collected through a survey. Univariate, bivariate, and
multivariate analyses were used to analyze the data.
Results: Univariate
analysis showed that the dominant number of respondents were respondents aged
26-45 years, female gender, secondary education level (junior high school-high
school), not working, low income category (? 2,000,000), and close category
access at urban health centers and far category at rural health centers.
Bivariate analysis showed the value of the relationship between patient
characteristics including gender (p-value=0.894 and 0.963), age (p-value=0.205
and 0.473), education (p-value=0.000 and 0.607), occupation (p-value=0.002 and
0.329), income (p-value=0.108 and 0.159), and distance (p-value=0.580 and
0.848). The relationship between the quality of oral health services and
patient satisfaction at both health centers (p-value=0.000 and 0.028).
Multivariate analysis showed that the quality of oral health services had a
relationship with patient satisfaction (p-value=0.006 and 0.021) and education
indicator had a relationship with patient satisfaction at urban (p-value) 0.008
< 0> 0.05.
Conclusion: There is a significant
relationship between patient characteristics and patient satisfaction at
Puskesmas Mulyoharjo (urban) on the education indicator but there is no
significant relationship at Puskesmas Bantarbolang (rural), there is a
significant relationship between the quality of oral health services and the
level of patient satisfaction at both health centers, and there was a disparity
in patient satisfaction between Mulyoharjo (urban) and Bantarbolang (rural),
where the level of patient satisfaction at Bantarbolang (rural) was 2% higher
than that at Mulyoharjo (urban).
Kata Kunci : kualitas pelayanan kesehatan, kepuasan pasien, disparitas kepuasan pasien, kesehatan gigi dan mulut, puskesmas.