PENERAPAN LIVABLE STREET PADA PENATAAN KORIDOR SIMPANG LIMA MONUMEN NYI AGENG SERANG, WATES
Isnayati Fauziah, Ardhya Nareswari, ST., MT., P.hd
2023 | Tesis | MAGISTER RANCANG KOTAPerkembangan suatu kota dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur transportasi. Kota Wates merupakan ibu kota Kabupaten Kulon Progo yang merasakan dampak dari keberadaan Yogyakarta International Airport karena lokasinya yang menjadi akses utama penghubung Kota Yogyakarta menuju Yogyakarta International Airport. Hal tersebut membuat kota wates merasakan secara langsung peningkatan intensitas pengendara yang melalui koridor Kota Wates yaitu koridor Simpang Lima Monumen Nyi Ageng Serang yang menjadi akses utama penghubung kedua kawasan tersebut. Koridor Simpang Lima Monumen Nyi Ageng Serang merupakan lima koridor jalan yang bertemu pada satu persimpangan. Penataan Koridor Simpang Lima Monumen Nyi Ageng Serang menjadi perlu untuk dilakukan karena tingginya intensitas pengendara yang melalui koridor tersebut sekaligus menjadi daya tarik kota. Koridor perlu memiliki penataan yang ideal untuk memberi kesan/persepsi yang positif bagi pengendara terhadap kota wates. Berdasarkan konteks lokasi dan potensi kelima koridor yang memiliki keragaman fungsi dan aktivitas, arahan penataan yang tepat adalah dengan penerapan livable street, sehingga keragaman tersebut dapat ditata dan diakomodasi dengan optimal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan. Metode analisis dilakukan dengan mendialogkan kondisi eksisting dengan standar dan teori livable street. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan strategi perancangan koridor yang livable. Hasil dari penelitian ini berupa konsep perancangan yang mengakomodasi prinsip livable street dan arahan perancangan masing-masing koridor dengan fokus penataan yang berbeda, sehingga tercipta koridor yang livable dari aktivitas dan fungsi yang beragam.
The development of a city
is influenced by various factors, one of which is the development of
transportation infrastructure. Wates City is the capital city of Kulon Progo
Regency which has felt the impact of the existence of the Yogyakarta
International Airport because of its location which is the main access
connecting the City of Yogyakarta to the Yogyakarta International Airport. This
has made Wates City directly feel the increased intensity of motorists passing
through the Wates City corridor, namely the Monumen
Nyi Ageng Serang Intersection corridor, which is the main access connecting
the two areas. The Monumen Nyi Ageng Serang corridor consists of five
road corridors that meet at one intersection. The arrangement of the Monumen
Nyi Ageng Serang corridor is necessary because of the high intensity of motorists passing through the corridor as well as the city's main attraction.
Corridors need to have an ideal arrangement to give motorists a positive
impression/perception of the city of Wates. Based on the context of the
location and the potential of the five corridors which have a variety of
functions and activities, the right arrangement direction is to apply livable
streets, so that the diversity can be arranged and accommodated optimally. This research is a type of qualitative descriptive research with data collection
techniques through field observations. The method of analysis is carried out by
dialoguing the existing conditions with standards and livable street theory.
The purpose of this study is to obtain a livable corridor design strategy. The
result of this research is a design concept that accommodates livable street
principles and design directions for each corridor with a different structuring focus, so as to create a livable corridor with various activities and
functions.
Kata Kunci : Koridor, livable street, Kota Wates