Laporkan Masalah

Subjective Well-Being Amongst Self-Employed in OECD and Non-OECD Countries: Evidence in 80 Countries

David Gautama, Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D.

2023 | Skripsi | ILMU EKONOMI

Penelitian ini menyelidiki dampak kewirausahaan terhadap kesejahteraan subjektif (SWB) dalam skala global, sambil juga membandingkan efeknya di negara-negara OECD dan non-OECD. Pemerintah telah mengandalkan GDP sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi, tetapi hal ini mungkin tidak secara akurat mencerminkan peningkatan kesejahteraan warga. Literatur yang sudah ada juga kurang memiliki kesepakatan tentang hubungan antara jenis pekerjaan dan SWB, yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Dengan menggunakan kumpulan data kuat dari World Values Survey (WVS), studi ini menggunakan regresi logistik dan regresi logistik terurut untuk menganalisis hubungan antara kewirausahaan dan SWB. Hasil menunjukkan efek positif yang signifikan pada SWB untuk berbagai jenis pekerjaan, dengan kewirausahaan memiliki peningkatan terkecil dan pekerjaan non-labor memiliki peningkatan tertinggi. Secara mencolok, pendapatan dan GDP per kapita menunjukkan hubungan yang berlawanan dengan SWB di negara-negara OECD, sejalan dengan Paradoks Easterlin. Variabel lain, seperti status kesehatan, tingkat religiositas, status pernikahan, dan kelas sosial, secara positif memengaruhi SWB. Para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan efek kompleks ini saat merancang inisiatif untuk mendorong kewirausahaan dan meningkatkan kesejahteraan. Penelitian masa depan dengan data longitudinal dan beragam negara akan berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara pekerjaan dan SWB. Studi ini memberikan wawasan berharga bagi pembuatan kebijakan dan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan individu.

This research investigates the impact of self-employment on subjective well-being (SWB) on a global scale, while also comparing the effects in OECD and non-OECD countries. Governments have relied on GDP as a measure of economic growth, but this may not accurately reflect improvements on citizens' well-being. Existing literature also lacks consensus on the relationship between employment types and SWB, necessitating further exploration. Utilizing a robust dataset from the World Values Survey (WVS), the study employs logistic and ordered logistic regression to analyze the relationship between self-employment and SWB. Results indicate significant positive effects on SWB for different employment types, with self-employment having the smallest increase and non-labor employment the highest. Notably, income and GDP per capita show opposing relationships with SWB within OECD countries, aligning with the Easterlin Paradox. Other variables, such as health status, religiosity level, marital status, and social class, positively influence SWB. Policymakers should consider these complex effects when designing initiatives to promote self-employment and enhance well-being. Future research with longitudinal data and a diverse range of countries would contribute to a deeper understanding of the relationship between employment and SWB. This study provides valuable insights for policymaking and further research on improving individuals' well-being.

Kata Kunci : Self-Employment, Subjective-Well-Being (SWB), World Values Survey (WVS), Economic Growth Measure, Buddhist Economics

  1. S1-2023-440388-abstract.pdf  
  2. S1-2023-440388-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-440388-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-440388-title.pdf