Inovasi Sistem Pembayaran Keuangan Negara (Studi Implementasi Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Wilayah Kerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
MAHARANI FADJRIN, Dr. Evita Hanie Pangaribowo, MIDEC;Dr. Wing Wahyu Winarno, MAFIS, Ak, CA
2023 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengeluarkan
kebijakan terkait inovasi sistem pembayaran yang semula secara konvensional
(tunai) menjadi cashless (non-tunai). Penggunaan instrument pembayaran
non-tunai menggunakan kartu kredit yang diistilahkan dengan “Kartu Kredit
Pemerintah (KKP)” telah resmi diberlakukan di seluruh satker vertikal dengan
diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2018 tentang Tata
Cara Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah. Untuk saat ini,
penggunaan KKP hanya melalui mekanisme Uang Persediaan yang mencakup transaksi
dari belanja modal, belanja pemeliharaan, belanja barang operasional, belanja
barang non operasional, belanja barang persediaan, belanja sewa serta belanja
perjalanan dinas. Penelitian ini berfokus pada aspek inovasi yang berpusat pada
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi dalam teori Difusi
Inovasi (DoI) serta analisis kendala implementasi kebijakan penggunaan KKP yang
berpusat pada empat dimensi yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan
struktur birokrasi. Penelitian ini dilakukan pada 6 (enam) wilayah kerja BPKP
dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data primer
melalui wawancara online melalui media zoom kepada partisipan serta dilengkapi
dengan data sekunder yang diperoleh dari studi dokumentasi. Partisipan di unit
kerja merupakan pegawai yang terlibat dalam implementasi penggunaan KKP yaitu
Kabag Umum, Subkoordinator Keuangan, Bendahara Pengeluaran, Pemegang KKP, dan
Administrator KKP. Partisipan juga berasal dari Kementerian Keuangan dan Pihak
Bank Penerbit KKP, yaitu Bank BRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6
(enam) unit kerja BPKP, terdapat 1 (satu) unit kerja yaitu Perwakilan BPKP
Provinsi Papua yang belum menggunakan KKP sebagai alat pembayaran keuangan
negara. Dalam implementasi KKP tersebut, masih terdapat beberapa pelaksanaan
kebijakan yang belum sesuai dengan aturan PMK 196 Tahun 2018. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat adopsi/penggunaan KKP sebagai alat pembayaran dalam
perspektif Teori Difusi Inovasi, antara lain atribut inovasi yang dirasakan
yaitu kemudahan; keamanan; dan akuntabilitas yang ditawarkan oleh KKP; adanya
pembebasan kewajiban sebagai pemungut pajak serta adanya reward dari KPPN.
Kendala yang dihadapi satker di wilayah kerja BPKP yaitu kendala komunikasi
berupa kurangnya sosialisasi dan himbauan, keterbatasan sumber daya terutama
terkait keterbatasan mesin EDC, kurangnya sikap positif pelaksana karena tidak
adanya sanksi serta kendala pada struktur birokrasi, antara lain belum adanya
SOP dan adanya rangkap jabatan. Kendala lainnya adalah bencana alam gempa bumi
dan adanya wabah Covid-19.
The government through the Ministry of Finance has issued a
policy related to payment system innovation which was originally conventional
(cash) to be cashless (non-cash). The use of a non-cash payment instrument
using a credit card which is termed "Government Credit Card (GCC)"
has been officially enforced in all vertical work units with the issuance of
Minister of Finance Regulation Number 196/PMK.05/2018 concerning Procedures for
Payment and Use of Government Credit Card. For now, the use of GCC is only
through the Supply Money mechanism which includes transactions from capital
expenditures, maintenance expenditures, operational goods expenditures,
non-operational goods expenditures, inventory expenditures, rental expenditures
and official travel expenditures. This study focuses on aspects of innovation
centered on the factors that influence the rate of adoption of innovation in
the Diffusion of Innovation (DoI) theory as well as an analysis of constraints
on the implementation of GCC use policies centered on four dimensions, namely
communication, resources, dispositions, and bureaucratic structure. This
research was conducted in 6 (six) BPKP work areas using a case study approach.
The primary data collection method is through online interviews via zoom media
to participants and supplemented by secondary data obtained from documentation
studies. Participants in the work unit are employees who are involved in
implementing the use of GCC, namely the Head of General Affairs, Finance
Sub-coordinator, Spending Treasurer, GCC Holder, and GCC Administrator.
Participants also came from the Ministry of Finance and the GCC Issuing Bank,
namely Bank BRI. The results showed that out of 6 (six) BPKP work units, there
was 1 (one) work unit, namely the BPKP Representative for Papua Province which
had not used the GCC as a means of payment for state finances. Factors that
influence the level of adoption/use of GCC as a means of payment in the
perspective of the Innovation Diffusion Theory include perceived innovation
attributes, namely convenience; security; and accountability offered by GCC;
there is an exemption from obligations as a tax collector as well as a reward
from the KPPN. Obstacles faced by work units in the BPKP work area, namely
communication obstacles in the form of lack of socialization and appeals,
limited resources, especially related to limited EDC machines, lack of positive
attitude of implementers due to the absence of sanctions and constraints on the
bureaucratic structure, including the absence of SOPs and the existence of
multiple positions. Other obstacles are natural disasters such as earthquakes
and the Covid-19.
Kata Kunci : inovasi sistem pembayaran, kartu kredit pemerintah, tingkat adopsi inovasi, implementasi kebijakan