Laporkan Masalah

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ASET DAERAH (Studi pada Lahan Tambak Budidaya Udang Vannamei di Kabupaten Kulonprogo)

MUHAMMAD RIFQI INDRAWAN, Diyah Putriani, S.E., M.Ec., Ph.D.; Robby Prijatno, S.T., M.Ec.Dev., MAPPI (Cert).

2023 | Tesis | S2 Magister Ek.Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelayakan dan strategi pengembangan aset daerah berupa tanah tambak milik Pemerintah Provinsi DIY yang berada di Kabupaten Kulonprogo dengan luas lahan kurang lebih 55000 M2 dan baru dimanfaatkan 10000 M2 untuk lahan tambak yang belum optimal. Adapun data dikumpulkan dari hasil dokumentasi, observasi lapangan dan wawancara secara terstruktur (kuesioner) dan tidak terstruktur. Ada 17 orang yang dipilih secara random untuk dijadikan sebagai responden yaitu yang terdiri dari pembudidaya udang, pedagang perantara dan stakeholder. Analisis pasar dilakukan dengan melihat sisi penawaran pada proyeksi terhadap data volume produksi udang Vannamei dan sisi permintaan pada jumlah penduduk provinsi DIY. Analisis finansial dilakukan dengan melihat hasil pada kriteria investasi yang terdiri dari NPV, IRR, Discounted PP, PI, B/C Ratio dan ROI yang digunakan untuk mengetahui pada kelayakan secara finansial. Analisis sensitivitas menggunakan 2 skenario pada pengembangannya yaitu penurunan harga jual udang dan kenaikan pada harga benur udang. Adapun strategi pengembangan menggunakan analisis SWOT yang terletak pada faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman usaha budidaya tambak.
Hasil analisis menunjukkan bahwa budidaya tambak udang ini layak untuk diusahakan dengan memiliki potensi pasar yang cukup panjang hingga tahun 2032. Adapun nilai NPV yang ditunjukkan adalah lebih besar dari nol dengan nilai sebesar Rp 6.943.149.000,-, IRR juga lebih besar dari tingkat suku bunga diskonto (13,47 persen) yaitu 68,44 persen, Discounted PP adalah 1 tahun 6 bulan, PI sebesar 5,43, B/C Ratio sebesar 1,09 dan yang terakhir adalah ROI sebesar 543 persen. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha budidaya masih layak untuk dijalankan apabila penurunan harga jual udang tidak lebih besar dari 20,27 persen dan kenaikan harga benur udang masih kurang dari 76,67 persen. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah mendukung strategi agresif pada Kuadran I yaitu perpaduan antara faktor kekuatan dan faktor peluang.

This study aims to analyze the feasibility and strategy for developing regional assets as pond land belonging to the DIY Provincial Government in Kulonprogo Regency with a land area of approximately 55000 M2 and only 10000 M2 has been utilized for pond land which has not been optimal. The data were collected from the results of documentation, field observations, and interviews in a structured (questionnaire) and unstructured. There were 17 people selected to serve as respondents, consists of shrimp cultivators, intermediary traders, and stakeholders. Market analysis was carried out by looking at the supply side of the projection of Vannamei shrimp production volume data and the demand side of the population of the DIY province. Financial analysis is carried out by looking at the results of investment criteria comprising NPV, IRR, Discounted PP, PI, B/C Ratio, and ROI, which are used to determine financial feasibility. Sensitivity analysis uses 2 development scenarios, namely a decrease in the selling price of shrimp and an increase in the price of shrimp fry. The development strategy uses a SWOT analysis that evaluates Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats of pond cultivation.
The results of the analysis show that shrimp pond cultivation is feasible to be cultivated with a market potential that is long enough until 2032. While the NPV value shown is greater than zero with a value of IDR 6,943,149,000, -, the IRR is also greater than the discount rate (13.47 percent) namely 68.44 percent, Discounted PP is 1 year 6 months, PI is 5.43, B/C Ratio is 1.09 and the last is ROI is 543 percent. The sensitivity analysis shows that the cultivation business is still feasible to run if the decrease in the selling price of shrimp is not greater than 20.27 percent and the increase in the price of shrimp fry is still less than 76.67 percent. The SWOT analysis recommends a combination of strength and opportunity factors in Quadrant I.

Kata Kunci : Budidaya Tambak, Analisis Pasar, Analisis Finansial, Analisis Sensitivitas, Analisis SWOT

  1. S2-2023-464938-abstract.pdf  
  2. S2-2023-464938-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-464938-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-464938-title.pdf