Fidelity Pada Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Pada Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta
Lutfia Siti Hanifatunnisa, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH dan dr. Likke Prawidya Putri, MPH, Ph.D
2023 | Tesis | MAGISTER KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Latar belakang: Indonesia telah mengalami peningkatan prevalensi penyakit
tidak menular atau penyakit kronis sejak tahun 2013. Faktanya, penyakit kronis
merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan provinsi dengan persentase diabetes melitus dan hipertensi tertinggi
kedua di Indonesia. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan DIY, dari tahun 2019
hingga 2021, Puskesmas Mergangsan selalu menduduki peringkat lima besar kasus
penderita penyakit kronis tertinggi, baik hipertensi maupun diabetes melitus.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi fidelity
dalam pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang telah
dilaksanakan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi program secara
deskriptif dengan pola evaluasi menggunakan kerangka kerja CFIF. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Single Case
Study Design. Subjek penelitian ditentukan secara purposive sampling
dengan jumlah partisipan sebanyak 11 orang yang terdiri dari kepala Puskesmas
Mergangsan, penanggung jawab program, bagian promosi kesehatan, pasien
Prolanis, dan kepala unit manajemen kesehatan primer BPJS Kesehatan Yogyakarta.
Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan Prolanis di
Puskesmas Mergangsan belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
atau belum memenuhi aspek fidelity. Jumlah kunjungan di Puskesmas
Mergangsan (33,52%) tergolong rendah. Sedangkan jika dilihat dari aspek konten
yang berisi kegiatan program, Puskesmas Mergangsan telah sesuai dalam
melaksanakan konsultasi medis yang berisi edukasi, perawatan, dan pengobatan
untuk pasien perorangan. Namun, untuk kegiatan lain seperti home visit, reminder
melalui SMS gateaway, edukasi kelompok, masih belum sesuai.
Faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap fidelity tersebut
antara lain tidak adanya pengingat pasien untuk datang konsultasi mandiri,
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, proses pendanaan yang lambat dan
sulit, penggunaan istilah-istilah medis yang agak sulit dimengerti oleh sasaran
edukasi, program yang cukup kompleks dalam pelaksanaannya, kurangnya peran BPJS
Kesehatan, logistik yang kurang memadai, tidak dilakukannya pelatihan secara
berkala dan tidak adanya tenaga terlatih, serta tidak adanya monitoring dan
evaluasi.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan Puskesmas
Mergangsan dapat lebih memperhatikan peraturan dan petunjuk teknis yang ada,
sehingga dapat lebih optimal dalam melaksanakan program promotif dan
preventifnya.
Kata kunci: Fidelity, Prolanis, Puskesmas
Aim: The aim of this study
is to explore fidelity in the implementation of the Chronic Disease Management
Program (Prolanis) that has been implemented at the Puskesmas Mergangsan in
Yogyakarta.
Methods: This study aims to
conduct a descriptive program evaluation with an evaluation pattern using the
CFIF framework. This research is a qualitative study using the Single Case
Study Design approach. The research subjects were determined by purposive
sampling with 11 participants, including head of Puskesmas Mergangsan, the
person in charge of the program, health promotion department, Prolanis
patients, and head of primary health management unit of BPJS Kesehatan in
Yogyakarta.
Results: This study found
that the implementation of Prolanis at the Puskesmas Mergangsan is not fully in
accordance with applicable regulations, or has not fulfilled the fidelity
aspect. The number of visits at the Puskesmas Mergangsan (33.52%) is relatively
low. Meanwhile, when viewed from the aspect of content containing program
activities, Puskesmas Mergangsan has been appropriate in carrying out medical
consultations containing education, care, and treatment for individual
patients. However, for other activities such as home visits, reminders via SMS
gateaway, group education, it is still not appropriate. The factors may
contribute to contribute fidelity, such as absence of patient reminders to come
for self-consultation, limited Human Resources (HR), slow and difficult funding
process, the use of medical terms was rather difficult for the target of
education to understand. the program is quite complex in its implementation,
lack of role of BPJS Kesehatan, inadequate logistics, not conducting regular
training and the absence of trained personnel, and no monitoring and
evaluation.
Conclusion: Based on the
results of the study, it is hoped that Puskesmas Mergangsan can pay more
attention to existing regulations and technical guidelines, so that they can be
more optimal in implementing their promotive and preventive programs.
Keyword: Fidelity, Prolanis, Puskesmas
Kata Kunci : Kata kunci: Fidelity, Prolanis, Puskesmas