Laporkan Masalah

PEMAKNAAN KATURANGGAN AYAM ADUAN dan IMPLIKASI TINDAKAN SOSIAL (Studi di Pasar Pon dan Legi/Pasar Hewan Pelemsari Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta)

Moch. Dimyati Munir, Prof. Dr. Susetiawan, SU

2023 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Makna merupakan konsep yang dimiliki atau yang terdapat pada suatu tanda dari bentuk kebahasaan untuk memahami secara mendalam tentang nilai muatan suatu perkataan dengan melihat sumber bahasa yaitu penutur bahasa yang mengatakan ucapan yang memiliki makna. Sabung ayam merupakan kegiatan yang masih sering dilakukan oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Dengan berbagai latar belakang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan menjadikan sabung ayam lekat dengan masyarakat. Sabung ayam digunakan sebagai rangkaian pada kegiatan keagamaan seperti Butha Yadnya atau Mecaru dengan menggunakan istilah Tabuh Rah serta ada ilmu tradisional katuranggan ayam aduan, katuranggan berasal dari kata turangga yang berarti kuda dan dimaknai ilmu yang mempelajari tentang kuda. Namun seiring perkembangan tidak hanya mengenai kuda tapi juga burung perkutut, kucing, dan ayam.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif serta pendekatan etnografi. Informan yang terlibat dalam penelitian berjumlah 7 orang yang masing-masing memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, guru, 2 orang sebagai pelatih kesenian, penjual ayam kiloan, penjual obat ayam, dan tukang kebun. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Uji keabsahan data penelitian dilakukan menggunakan teknik triangulasi.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa pemaknaan terhadap jenis-jenis katuranggan yang disebutkan, diantaranya yaitu katuranggan sisik bunga melati yang dimaknai sama dengan bunga padma sehingga memiliki kekuatan rahasia dari dewa menurut kepercayaan Hindu. Implikasi dari pemahaman makna katuranggan termuat dalam beberapa jenis tindakan sosial diantara nya adalah tindakan tradisional berupa beternak ayam sebagai komoditas arena tarung, sebab memang dari para pendahulu secara turun temurun ayam aduan hanya untuk ditarungkan. Tindakan afektif berupa memberikan nilai rupiah pada ayam aduan melalui jual beli yang dilandasi adanya perasaan lebih senang nyaman dan tenang ketika sebagai penjual daripada sebagai botoh yang hanya menarungkan ayamnya. Tindakan rasionalitas instrumental yakni dengan beternak ayam aduan berkualitas dengan jalur darah atau trah yang jelas dari ayam jawara dengan pertimbangan lebih baik beternak ayam dengan kriteria seperti itu dari pada ayam yang biasa melihat pengeluaran biaya pakan yang sama-sama mahal dan banyak. Tindakan rasionalitas nilai dengan melakukan sharing sesama penghobi sehinggga menilai segala sesuatu yang ada pada dunia sabung ayam dari berbagai sudut pandang personal. Dari kesemuanya menunjukkan bahwa secara umum katuranggan sudah tidak terlalu diperhitungkan meskipun beberapa orang yang fanatik masih tetap berbegang teguh terhadapnya, yang terpenting adalah ayam dapat memberikan kemenangan telak dengan teknik bertarung dan pukulan yang bagus dan unggul . 

Meaning is a concept that is owned by or contained in a sign from a linguistic form. So efforts to understand the meaning or meaning itself can be interpreted as an attempt to understand in depth the value of the content of a word by looking at the source of the language, namely speakers of languages who say utterances that have meaning. Cockfighting is an activity that is still often carried out by some people in Indonesia. With various economic, social, cultural, and environmental backgrounds, cockfighting is closely related to society. Cockfighting is used as a series of religious activities such as Butha Yadnya or Mecaru by using the term Tabuh Rah, and there is the traditional science of fighting cocks, katuranggan, which comes from the word turangga, which means horse, and is interpreted as the study of horses. However, along with developments, it is not only about horses but also turtledoves, cats, and chickens.

This research is a type of field research using qualitative methods and ethnographic approaches. There were 7 informants involved in the study, each of whom had a job as an entrepreneur, a teacher, 2 people as art trainers, a kilo chicken seller, a chicken medicine seller, and a gardener. Data collection techniques are carried out through observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques were carried out with the stages of domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis, and analysis of cultural themes. Testing the validity of the research data was carried out using a triangulation technique.

Based on the results of the study, several meanings were obtained for the types of katuranggan mentioned, including the scales of the jasmine flower which are interpreted the same as the lotus flower so that they have secret powers from the gods according to Hindu beliefs. The implications of understanding the meaning of kukuranggan are contained in several types of social action including traditional actions in the form of raising chickens as a commodity for fighting arenas, because fighting cocks have been handed down from generation to generation only to be fought. Affective action in the form of giving rupiah value to fighting cocks through buying and selling which is based on feeling more comfortable and calm as a seller rather than as a botoh who only shelters the chicken. The act of instrumental rationality is to choose quality fighting cocks with clear blood lines or breeds from champion chickens with the consideration that it is better to choose chickens with such criteria than chickens which usually see the cost of feed being both expensive and a lot. The act of value rationality by sharing with fellow hobbyists so as to assess everything that exists in the world of cockfighting from various personal points of view. From all of this, it shows that in general, katuranggan is not taken into account even though some fanatical people still cling to it, the most important thing is that the chicken can give a landslide victory with good and superior fighting techniques and strokes.

Kata Kunci : Katuranggan, Sabung Ayam, Pemaknaan

  1. S1-2023-430793-abstract.pdf  
  2. S1-2023-430793-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-430793-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-430793-title.pdf