Laporkan Masalah

Energy Trilemma and Strategic Selectivity: The Impact of Green Sukuk on Energy Transition in Indonesia

Alifia Sekar Sriwijaya, Prof. Dr Poppy Sulistyaning Winanti, M.P.P., M.Sc.

2023 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Tulisan ini menganalisis hubungan penting antara pembiayaan hijau dan transisi energi melalui studi kasus sukuk hijau Indonesia. Sebagai instrumen pembiayaan inovatif yang diluncurkan pemerintah Indonesia sejak tahun 2018, sukuk terhijau telah berhasil mengumpulkan pendanaan di pasar modal untuk membiayai proyek-proyek hijau di berbagai sektor. Namun, prestasi ini dinilai kurang dapat mendorong transisi energi secara signifikan pada elektrifikasi di tahun 2018-2020. Studi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengapa sukuk hijau kurang berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan energi terbarukan pada elektrifikasi. Dengan mengacu pada trilema energi dan selektivitas strategis, tulisan ini mendiskusikan dua argumen untuk menjelaskan hasil sukuk hijau yang kurang memuaskan. Pertama, hambatan teknis seperti kurangnya proyek energi terbarukan yang tersedia, koordinasi yang tidak memadai antar kementerian, dan situasi darurat akibat COVID-19 telah menyebabkan relatif sedikitnya proyek-proyek energi terbarukan di sukuk hijau. Kedua, keraguan Indonesia untuk meninggalkan bahan bakar fosil dalam tata kelola energi dan elektrifikasi juga menciptakan tantangan sistemik bagi proyek-proyek energi terbarukan untuk disertakan secara lebih signifikan di Penandaan Anggaran Perubahan Iklim dan sukuk hijau. Argumen kedua dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari bagaimana pemerintah melihat realitas isu energi dan meresponnya, hingga upaya untuk memenuhi kepentingan politik tertentu, yang mana keduanya akan ditelaah menggunakan trilema energi dan selektivitas strategis sebagai kerangka kerja konseptual. Studi ini berkontribusi dalam menempatkan pembiayaan hijau pada konteks sosial politik dan mengkaji pembiayaan hijau tidak hanya melalui unsur pendanaan tetapi juga penyalurannya pada sektor-sektor yang ditetapkan. Oleh karena itu, tulisan ini merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk tidak hanya berfokus pada pengumpulan pendanaan, tetapi juga meregulasi instrumen keuangan yang ada agar dapat memenuhi target prioritas.

This paper analyzes the critical nexus between green finance and energy transition through the case study of Indonesia’s green sukuk. As an innovative financial instrument issued by the Indonesian government since 2018, green sukuk has successfully raised funds in the capital market to finance green projects in various sectors. However, this achievement is considered unable to significantly drive the energy transition toward electrification between 2018-2020. This study aims to answer why green sukuk has a less significant impact on renewable energy development for electrification. It argues two underlying reasons for explaining the dissatisfactory result of green sukuk. First, it suggests technical problems such as the lack of available renewable energy projects, inadequate coordination between key ministries, and force majeure due to COVID-19 have resulted in the relatively small renewable energy projects in green sukuk. Secondly, Indonesia’s hesitancy to eliminate fossil fuels in its energy and electricity governance is arguably has created a systemic barrier for renewable energy projects to be included more significantly in the Climate Budget Tagging and green sukuk. The latter argument is influenced by various factors, from how the government sees the reality of energy issues and responds to them besides attempts to meet particular political interests, which both will be examined using the energy trilemma and strategic selectivity as conceptual framework. This study contributes to situating green finance in the social political context besides examining green finance not only from the capital element but the deliverable aspect to the targeted sectors. Therefore, it suggests the Indonesian government should not only focus on securing funding but also regulate existing financial instruments to meet the priority targets.

Kata Kunci : green sukuk, renewable energy, electricity, climate budget tagging

  1. S1-2023-446085-abstract.pdf  
  2. S1-2023-446085-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-446085-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-446085-title.pdf