Do They Really Converge? The Longitudinal Analysis of Health Assimilation of Rural-Urban Migration in Indonesia
Akmal Shalahuddin, Eny Sulistyaningrum; Prof. Budy P. Resosudarmo
2023 | Skripsi | ILMU EKONOMI
Perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan merupakan hal yang umum saat pembangunan negara. Secara teoretis, migrasi internal didorong oleh motivasi fundamental yang sama, yaitu individu akan memperbaiki situasi ekonominya. Namun, para migran menghadapi tantangan ketika mencari hasil ekonomi yang lebih baik saat mereka tiba di lingkungan sosial budaya yang baru. Salah satu perdebatannya adalah korelasi antara waktu tinggal dengan status kesehatan setelah migran tiba di kota, apakah status kesehatan migran pada akhirnya akan menyatu dengan tren penduduk asli atau mereka memiliki keunggulan kesehatan yang konsisten. Studi-studi sebelumnya mengenai asimilasi kesehatan migran, meskipun sebagian besar didasarkan pada data cross-sectional, menunjukkan bahwa keunggulan kesehatan awal para migran terkikis dari waktu ke waktu. Namun, analisis cross-sectional berpotensi tidak mengakomodasi efek durasi dengan kohort efek kedatangan yang menghasilkan potensi bias. Dalam studi ini, kami memberikan bukti baru dengan menggunakan data longitudinal untuk membandingkan secara langsung trajektori kesehatan migran dan nonmigran perkotaan di Indonesia. Data tersebut berasal dari data panel survei The Rural-Urban Migration in China and Indonesia (RUMiCI)yang diobservasi pada tahun 2008 hingga 2011. Dengan menggunakan metode fixed effect di level individu, hasilnya menunjukkan bahwa migran cenderung berasimilasi dengan non-migran, kecuali untuk indikator Kesehatan jangka panjang. Hasil menunjukkan bahwa migran memiliki keunggulan persisten dalam variabel gizi buruk dibandingkan dengan non-migran. Hasil ini menyiratkan keunggulan kesehatan yang konsisten dari migran dalam proses tersebut, yang berarti tidak mendukung pola asimilasi tidak sehat yang umum dilaporkan dalam studi cross-sectional.
The movement of people moving from rural to urban areas is expected during a country’s development. Theoretically, the so-called internal migration is driven by the same fundamental factor in which people want to improve their economic situation. However, migrants face challenges when searching for better economic outcomes as they arrive in a new socio-cultural environment. One of the debates is the association of longer lengths of stay in the urban area with health changes after arriving in the host societies, whether migrants’ health status will eventually converge toward the trend of the natives or have a persistent health advantage. Previous existing evidence on migrant health assimilation, while largely based on cross-sectional data, suggests that migrants’ initial health advantage erodes over time. However, cross-sectional analysis potentially confounds duration effects with a cohort of arrival effects resulting in a potential bias. In this study, we provide new evidence using longitudinal data to directly compare the health trajectory of migrants and urban non-migrants in Indonesia. The data came from a panel dataset of The Rural-Urban Migration in China and Indonesia (RUMiCI) survey implemented from 2008 to 2011. Using individual fixed effect method, the results suggest that migrants tend to assimilate with the urban non-migrants, except for long-term health indicators. It shows that migrants have a persistent health advantage of not having an underweight. This result implies a persistent health advantage of migrants within the process, which means it does not support the pattern of unhealthy assimilation commonly reported in cross-sectional studies.
Kata Kunci : Migrasi Rural-Urban, Kesehatan Migran, Asimilasi Kesehatan, Data Longitudinal