Penentuan Asal Usul Entomologis Madu di Pasaran Indonesia berdasarkan Deteksi Gen Major Royal Jelly Protein 2 (mrjp2)

Anita Nur Indahsari, Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D

2023 | Skripsi | BIOLOGI

Madu merupakan substansi alami berupa cairan kental yang dihasilkan dari nektar bunga, sekresi tumbuhan, ataupun ekskresi serangga penghisap tumbuhan oleh lebah penghasil madu. Madu dikenal dengan segudang manfaatnya bagi kesehatan, bahan kosmetik, serta bahan industri lainnya. Apalagi di masa pandemi Covid-19, banyak orang yang mengkonsumsi madu untuk menjaga daya tahan tubuh. Di Indonesia madu didominasi oleh madu Apis mellifera. Salah satu penyebabnya yaitu banyaknya produksi madu A. mellifera di Sumatera pada hutan tanaman industri yaitu hutan Acacia dan Eucalyptus. Dengan harga yang lebih murah dan jumlah yang lebih banyak, madu A. mellifera sering ditawarkan sebagai madu hutan atau madu klanceng untuk mendapatkan keuntungan lebih. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal-usul entomologis madu yang diakukan sebagai madu hutan dan klanceng yang dijual di pasar Indonesia menggunakan deteksi gen mrjp2 dan 16S rRNA. Penelitian ini menguji 30 sampel madu hutan dan 30 sampel madu klanceng. DNA yang telah diisolasi dari sampel madu diamplifikasi dengan PCR menggunakan primer spesifik A. cerana yaitu primer C-F, C-R dan A. mellifera yaitu primer M-F, M-R, serta primer 16S rRNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan asal usul entomologis madu dengan deteksi amplikon gen mrjp2 tidak dapat dilakukan, sedangkan dengan sekuensing amplikon gen 16S rRNA menunjukkan bahwa dari sembilan sampel madu terdapat dua sampel madu hutan yang terkonfirmasi sebagai pemalsuan madu, danempat sampel yang terkonfirmasi sebagai mislabelling madu.

Honey is a viscous liquid substance that is naturally produced from flower nectar, plant secretions, or excretions of plant-sucking insects by honey-producing bees. Honey is known for its various benefits for health, cosmetic ingredients, and other industrial materials. Especially, during the Covid-19 pandemic, many people consume honey to maintain body endurance. In Indonesia, honey produced is dominated by Apis mellifera honey. One of the causes is the large production of A. mellifera honey in Sumatra on industrial forests, namely Acacia and Eucalyptus plants. With a cheaper price and a larger quantity, A. mellifera honey is often offered as forest honey or stingless bee honey to get more profit. Therefore, this study aims to determine the entomological origin of honey claimed as forest honey and stingless bee honey sold in the Indonesian market using detection of mrjp2 gene and 16S rRNA gene amplicon. This study tested 30 samples of forest honey and 30 samples of stingless bee honey. DNA that has been isolated from honey samples was amplified by PCR using specific primers of A. cerana namely C-F, C-R, A. mellifera namely primers M-F, M-R, and 16S rRNA primers.  The results showed that the entomological origin of honey couldn’t be done by detection of the mrjp2 gene amplicon, while the sequencing of the 16S rRNA gene amplicon showed that from nine honey samples, two forest honey samples confirmed as honey fraud, and four samples confirmed as honey misslabeling.

Kata Kunci : gen 16S rRNA, gen mrjp2, madu, pemalsuan madu, penentuan asal usul entomologis madu, 16S rRNA gene, mrjp2 gene, honey, honey fraud, entomological origin of honey