Analisis Perubahan Penutup Lahan Pada Jalur Infrastruktur KA Trans Makassar - Parepare
Ariqonitahanif Putri Rahim, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si.,M.T.,M.Sc.
2023 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Pembangunan
Jalur Infrastruktur Kereta Api Trans Makassar-Parepare merupakan salah satu
dari tindak lanjut MP3EI yang masuk dalam proyek strategis nasional dengan
panjang jalur 145 Km yang melalui Kota Makassar – Kabupaten Maros – Kabupaten
Pangkep – Kabupaten Barru – Kota Parepare dengan jalur pesisir pantai. Proses
kegiatan pembangunan infrastruktur transportasi berupa sarana dan prasarana
Kereta Api Trans Makassar-Parepare dapat memicu terjadinya fenomena perubahan
penutup lahan pada daerah yang dilintasinya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahu bagaimana perubahan penutup lahan dan kontribusinya terhadap
produktivitas sektor unggulan sebelum dan sesudah pembangunan jalur
infrastruktur kereta api trans makassar – parepare di Kota Makassar dan
Kabupaten Maros. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar dan Kabupaten
Maros yang merupakan daerah dilintasi oleh pembangunan jalur infrastruktur KA
Trans Makassar-Parepare dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode
analisis spasial dan deskriptif kuantitatif. Perubahan kelompok jenis dan luas
penutup lahan dianalisis dengan melakukan overlay hasil olah data Citra
Sentinel-2 Tahun 2016 dan 2020 menggunakan Software ArcGIS 10.5,
sedangkan untuk produktivitas sektor unggulan dianalisis menggunakan
perhitungan analisis Location Quotient (LQ), dan Dynamic Location Quotient
(DLQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pembangunan jalur
infrastruktur KA Trans Makassar-Parepare di daerah penelitian menunjukkan
pengaruh yang kurang signifikan terhadap dinamika spasial perubahan penutup
lahan. Namun, terdapat kelompok jenis penutup lahan yang terus mengalami
pengurangan di setiap zona buffer, yaitu lahan pertanian, semak belukar,
hutan, tambak dan tubuh air. Dalam analisis pendekatan zona buffer yang
paling signifikan mempengaruhi dinamika spasial perubahan penutup lahan berada
di zona 0 – 2,5 Km. Begitu juga hasil analisis LQ, terkait kontribusi perubahan
penutup lahan dan produktivitas sektor unggulan yang tidak berpengaruh. Hal ini
disebabkan pada perubahan penutup lahan tidak seluruhnya dilakukan analisis, sementara
faktor pembentuk LQ adalah tenaga kerja, pertumbuhan PDRB dan penduduk. Oleh
karena itu, aktivitas perubahan penutup lahan tidak berkontribusi secara
signifikan dari adanya pembangunan jalur KA Trans Makassar – Parepare.
The
infrastructure of Trans Makassar-Parepare Railway development is one of the
follow-ups to MP3EI which is included in a national strategic project with a
track length of 145 km that passes through Makassar City - Maros Regency -
Pangkep Regency - Barru Regency - Parepare City with the coastal line. The
process of developing transportation infrastructure in the form of facilities
and infrastructure for the Trans Makassar-Parepare Railway can trigger the
phenomenon of land cover changes in the areas it traverses. The purpose of this
study is to find out how land cover changes and their contribution to the
productivity of leading sectors before and after the infrastructure of Trans
Makassar - prepare railway development in Makassar City and Maros Regency. This
research was conducted in Makassar City and Maros Regency which are areas
crossed by the infrastructure of Trans Makassar-Parepare Railway development
with a quantitative approach using quantitative spatial and descriptive
analysis methods. Changes in type groups and land cover area were analysed by overlaying
the results of data processing on Sentinel-2 Imagery for 2016 and 2020 using
ArcGIS 10.5 software, while productivity for leading sectors was analysed using
Location Quotient (LQ) and Dynamic Location Quotient (DLQ) analysis
calculations. The results showed that the infrastructure of Trans Makassar-Parepare railway development in
the study area showed a less significant effect on the spatial dynamics of land
cover change. However, there are groups of land cover types that continue to
experience reduction in each buffer zone, namely agricultural land, shrubs,
forests, ponds, and bodies of water. In the analysis of the buffer zone
approach, the most significant influence on the spatial dynamics of land cover
change is in the zone 0 – 2.5 km. Likewise the results of the LQ analysis,
related to the contribution of changes in land cover and productivity of
leading sectors which have no effect. This is due to changes in land cover not
being fully analysed, while the factors that form LQ are labor, GRDP and
population growth. Therefore, land cover change activities do not contribute
significantly to the infrastructure of Trans Makassar - Parepare development.
Kata Kunci : Kereta Api, Makasar, Parepare, Penutup Lahan, Sektor