Cerita Berbingkai dalam Seh Mardan (PB A.218) Pupuh I-V Koleksi Perpustakaan Museum Sonobudoyo: Suntingan Teks dan Terjemahan
Sindi Virninda, Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum.
2023 | Skripsi | SASTRA NUSANTARA
Skripsi ini merupakan hasil penelitian filologi terhadap naskah Seh Mardan (selanjutnya disingkat SM) yang tersimpan di Perpustakaan Museum Sonobudoyo, Yogyakarta dengan kode koleksi PB A.218. Naskah tersebut tergolong dalam sastra roman bernuansa Islam (Behrend, 1990:403). Teks SM ditulis menggunakan aksara pegon dalam bentuk tembang macapat. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan suntingan teks, terjemahan, ringkasan isi, dan analisis alur cerita berbingkai pada teks SM. Metode suntingan yang digunakan yakni edisi kritis atau perbaikan bacaan supaya teks lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca umum. Setalah tahap penerjemahan, dilakukan pendeskripsian alur menggunakan teori strukturalisme Robert Stanton.
Penelitian ini dibatasi dari pupuh I-V yang menceritakan perjalanan tokoh bernama Seh Ilham dalam mencari ilmu yang dikemas menggunakan teknik penceritaan berlapis atau cerita berbingkai. Pokok cerita dimulai dengan kisah burung beri yang diceritakan oleh Pendeta terhadap muridnya, Mahidin. Kisah burung beri menjadi pintu masuk ke dalam cerita Seh Ilham yang merupakan nama lain dari Seh Mardan.
This thesis presents the results of philological research on the manuscript entitled Seh Mardan (hereinafter referred to as SM), which is preserved in the Sonobudoyo Museum Library, Yogyakarta, under the collection code PB A.218. The manuscript belongs to the genre of Islamic-inspired romance literature (Behrend, 1990:403). The text of SM is written in the Pegon script in the form of tembang macapat. The aim of this research is to provide a text edition, translation, summary of content, and analysis of the framed narrative structure in the SM text. The editing method employed is critical edition or textual emendation to make the text more readable and comprehensible for readers. After the translation stage, the description of the narrative structure employs the structuralism theory proposed by Robert Stanton.
This study focuses on pupuh I to V, which narrate the journey of a character named Seh Ilham in his quest for knowledge, presented through the technique of framed storytelling. The main story begins with the tale of the beri bird, narrated by the Priest to his disciple, Mahidin. The story of the burung beri serves as the gateway to the narrative of Seh Ilham, who is also known as Seh Mardan
Kata Kunci : Seh Mardan, suntingan teks, terjemahan, cerita berbingkai