Analisis Kinerja Terminal Peti Kemas Perawang Berdasarkan Kriteria Kinerja Pelabuhan Perawang
Agus Wijayanti Nugraha Ningsih, Prof. Ir. T. Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng.
2023 | Skripsi | TEKNIK SIPIL
Pelabuhan memiliki peran penting dalam roda
ekonomi masyarakat. Pelabuhan berperan dalam perkembangan perdagangan dan
industri yang merupakan segmen penting dalam pembangunan nasional. Hal ini
dikarenakan aktivitas di dalam pelabuhan yang melakukan berbagai kegiatan baik
dalam bidang jasa dan barang. Untuk memastikan pelabuhan beroperasi dengan
maksimal, maka diperlukan pengukuran kinerja pelabuhan. Penelitian dilakukan
dengan menganalisa serta mengevaluasi data sekunder berupa data waktu tunggu
kapal, waktu pemanduan kapal, produktivitas kerja bongkar-muat barang, data
umum pelabuhan, dan data umum kapal. Data tersebut akan dianalisa berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. HK 103/2/2/DJPL-17 tentang
Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan yang dibatasi atas
enam parameter, yaitu waktu tunggu kapal, waktu pelayanan pemanduan,
produktivitas kerja bongkar-muat barang peti kemas, tingkat pemakaian dermaga,
dan rasio pemakaian lapangan penumpukan. Data yang telah dianalisa kemudian
dibandingkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan.
Setelah analisa dilakukan, berdasarkan data pada tahun 2016 akan dilakukan
ramalan pertumbuhan untuk sepuluh tahun yang akan datang. Dari hasil analisis
yang telah dilakukan disimpulkan tingkat kinerja waktu tunggu kapal (WT)
dinyatakan baik dengan realisasi sebesar 0 jam, waktu pelayanan pemanduan (AT)
dinyatakan baik dengan realisasi sebesar 9,21 jam, effective time dibandingkan
berth time (ET:BT) dinyatakan kurang baik dengan realisasi sebesar 40,84%,
produktivitas kerja bongkar-muat barang peti kemas dinyatakan kurang baik
dengan realisasi sebesar 13,86 B/C/H, tingkat pemakaian dermaga (BOR) dinyatakan
baik dengan realisasi sebesar 43,44%, rasio pemakaian lapangan penumpukan (YOR)
dinyatakan baik dengan realisasi sebesar 64,68%. Pada proyeksi kebutuhan
lapangan penumpukan peti kemas, Terminal Peti Kemas Perawang akan kekurangan
area penumpukan peti kemas pada tahun 2025. Area penumpukan peti kemas yang
akan dibutuhkan sebesar 46.883 m2 . Sedangkan pada proyeksi kebutuhan panjang
dermaga untuk kapal peti kemas, Terminal Peti Kemas Perawang akan membutuhkan
penambahan panjang dermaga pada tahun 2030. Panjang dermaga yang akan
dibutuhkan sebesar 408 m.
The port had a vital role in the community's
economic wheel. Ports played a role in the development of trade and industry,
which were important segments of national development. This was due to
activities in the port that carry out various activities both in the field of
services and goods. To ensure that the port operated optimally, it was
necessary to measure the port's performance. The research was conducted by
analyzing and evaluating secondary data in the form of data on waiting time,
approach time, loading and unloading productivity, general port data, and ship
general data. The data would be analyzed based on the Regulation of the
Director General of Sea Transportation Number HK 103/2/2/DJPL-17 concerning
Guidelines for Calculation of Port Operational Service Performance, which was
limited to six parameters, namely waiting time, approach time, effective time
compared to berth time, work productivity for loading and unloading container
goods, berth occupancy ratio, and yard occupancy ratio. The data that had been
analyzed was then compared with the Regulation of the Director General of Sea
Transportation Number HK.103/2/18/DJPL-16 concerning Port Operational Service
Performance Standards. After the analysis was carried out, based on the data
from 2016, a growth forecast for the next ten years would be made. Based on the
analysis results, it can be concluded that the performance level of waiting
time (WT) is good, with no hours of realization. The approach time (AT) is also
considered good, with a realization of 9,21 hours. However, the effective time
compared to berth time (ET:BT) is not satisfactory, with a realization of
40,84%. The work productivity for loading and unloading container goods is
declared poor, with a realization of 13,86 B/C/H. On the other hand, both the
berth occupancy ratio (BOR) and yard occupancy ratio (YOR) are considered good,
with realizations of 43,44% and 64,68% respectively. According to projections,
the Perawang Container Terminal will face a shortage of container stacking area
in 2025, as the required area is estimated to be 46.883 m2. Additionally, by
2030, there will be a need for an additional pier length to accommodate
container ships. The required pier length is 408 m.
Kata Kunci : Terminal Peti Kemas Perawang, Kinerja Pelabuhan, Dermaga, Container Yard, DJPL