Laporkan Masalah

PEMAKNAAN MITOS KEMBAR MAYANG PADA PERNIKAHAN ADAT JAWA DITINJAU DARI TAHAP KEBUDAYAAN C.A. VAN PEURSEN (STUDI DI DESA SUMBERMULYO KAPANEWON BAMBANGLIPURO KAB. BANTUL D.I. YOGYAKARTA)

Winarni, Dr. Sartini, M.Hum ; Drs. Budisutrisna, M.Hum

2023 | Skripsi | ILMU FILSAFAT

Penelitian berjudul Pemaknaan Mitos Kembar Mayang Pada Pernikahan Adat Jawa Ditinjau Dari Tahap Kebudayaan C.A. Van Peursen (Studi Kasus Di Desa Sumbermulyo Kapanewon Bambanglipuro Kab. Bantul D.I. Yogyakarta) yang dilatar belakangi dari kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan upacara pernikahan mengalami perubahan. Pemikiran filsafat kebudayaan C.A. van Peursen dipilih karena dapat memetakan perkembangan kebudayaan dengan menggunakan tahapan kebudayaan berupa mitis, ontologis, dan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran kembar mayang, mendeskripsikan makna mitos kembar mayang, dan menganalisis secara kritis perkembangan pemaknaan mitos kembar mayang pada pernikahan adat Jawa di Desa Sumbermulyo Kapanewon Bambanglipuro Kab. Bantul. 

Penelitian ini menggunakan model penelitian pandangan filosofis di lapangan dengan teknik pengumpulan data kepustakaan, wawancara, dan observasi serta menggunakan metode analisis interpretasi filosofis. Data-data tersebut di analisis dengan menggunakan teknik unsur-unsur metodis interpretasi, deskripsi, heuristik, dan refleksi kritis sehingga dapat menyajikan suatu hasil yang terstruktur dan dapat dipahami. 

Hasil dari penelitian ini adalah pertama, kembar mayang memiliki peran yang sangat penting dalam kelengkapan upacara pernikahan adat Jawa sebagai simbol pengharapan dari calon pengantin dan keluarga agar pernikahan dapat berlangsung dengan baik.  Kedua, masyarakat Desa Sumbermulyo memaknai mitos Dewi Nawangwulan yang ada pada kembar mayang sebagai tolak bala agar pernikahan dapat berjalan dengan lancar. Ketika, faktor yang mempengaruhi pemaknaan mitos kembar mayang pada tahap mitis yaitu menggunakan sesajen dan mitos kembar mayang dipercayai dapat mengatasi kekuatan negatif. Pada tahap ontologis, mitos yang ada pada kembar mayang dimaknai sebagai kekayaan pengetahuan dari budaya Jawa. Pada tahap fungsionil, masyarakat Desa Sumbermulyo belum mengarah pada manusia modern. Mitos yang ada pada kembar mayang dijadikan sebagai strategi yang digunakan oleh orang tua dibantu penata rias sebagai upaya pelestarian kembar mayang untuk mempertahankan makna dari kembar mayang.

The study entitled The Meaning of the Kembar Mayang Myth in Javanese Traditional Weddings Viewed from the Cultural Stage of C.A. van Peursen (Case Study in Sumbermulyo Village, Bambanglipuro Subdistrict, Bantul Regency D. I Yogyakarta) with the background of the community's habits in carrying out wedding ceremonies have changed. The cultural philosophy of C.A. van Peursen was chosen because he can map the development of culture by using cultural stages in the form of mythic, ontological, and functional. This study aims to explain the role of kembar mayang, describe the meaning of the myth of kembar mayang, and critically analyze the development of the meaning of the myth of kembar mayang in Javanese traditional marriages in Sumbermulyo Village Bambanglipuro Subdistrict.  

This study uses a philosophical view of the research model in the field with library data collection techniques, interviews, and observations and uses philosophical interpretation analysis methods. The data were analyzed using methodical elements of interpretation, description, heuristics, and critical reflection techniques so as to present a structured and understandable result.

The results of this study are first, kembar mayang have a very important role in completing Javanese traditional wedding ceremonies as a symbol of hope from the bride and groom and their families so that the marriage can take place well. Second, the people of Sumbermulyo Village interpret the myth of Dewi Nawangwulan in the kembar mayang as a starting point so that the marriage can run smoothly. When, the factors influencing the meaning of the myth of the kembar mayang at the mythic stage are using offerings and the kembar mayang myth is believed to be able to overcome negative forces. At the ontological stage, the myths that exist in kembar mayang are interpreted as a wealth of knowledge from Javanese culture. At the functional stage, the people of Sumbermulyo Village have not yet led to modern humans. The myths that exist in kembar mayang are used as a strategy used by parents assisted by make-up artists as an effort to preserve kembar mayang to maintain the meaning of kembar mayang.

Kata Kunci : Tahap kebudayaan, pernikahan adat Jawa, mitos kembar mayang

  1. S1-2023-408898-abstract.pdf  
  2. S1-2023-408898-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-408898-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-408898-title.pdf