Laporkan Masalah

Praktik Petungan Weton di Tepi Zaman: Studi Kasus Tukang Petung dan Pengguna Jasa di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah

Gizka Intan Ternita, Dr. Atik Triratnawati, M.A.

2023 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA

Tukang petung merupakan seseorang yang dianggap memiliki ilmu pengetahuan tinggi dalam membaca dan menentukan hari baik maupun hari buruk melalui weton. Beberapa kelompok orang Jawa yang hidup di Indonesia, khususnya di Kabupaten Cilacap masih banyak mempercayai hasil perhitungan yang dilakukan oleh tukang petung. Hal ini berkaitan dengan tujuan dan falsafah hidup orang Jawa yaitu mencapai ketenangan dan kedamaian hidup. Perhitungan weton ini umumnya mencakup beberapa aspek antara lain yaitu perhitungan kecocokan pasangan, hari baik untuk melakukan pernikahan, bepergian, membangun usaha, membangun rumah dan acara-acara besar lainnya. Di tengah arus globalisasi saat ini, penting untuk mengetahui alasan dibalik bertahannya praktik oleh tukang petung, pola-pola yang mereka gunakan dalam menentukan hari baik dan hari buruk serta bagaimana tindak lanjut masyarakat terhadap hasil perhitungan tukang petung di Kabupaten Cilacap.

            Tulisan ini menggunakan teori interaksionisme simbolik oleh George Herbert Mead yang kemudian dikemas dalam kerangka pemikiran yang sejalan dengan metodologi kualitatif berupa teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan yaitu sejak bulan Februari 2023 hingga bulan Mei 2023. Sudut pandang dalam penelitian ini melibatkan total 7 narasumber yang terdiri atas 3 tukang petung dan 4 pengguna jasa weton di Kabupaten Cilacap.

            Hasil penelitian menunjukkan bahwa tukang petung memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat yang percaya terhadap praktik perhitungan weton. Kemajuan teknologi dan peradaban tidak membuat keberadaan weton dan tukang petung menjadi asing dan tersisihkan karena ilmu pengetahuan yang lahir dari teknologi belum mampu menyelesaikan masalah dalam perhitungan weton secara detail. Pelestarian tradisi ini merupakan bentuk interaksi timbal balik antara masyarakat dan tradisi perhitungan weton. Cara yang digunakan oleh masing-masing tukang petung pun ternyata berbeda mulai dari dasar kitab yang mereka gunakan dan interpretasi mereka terhadap simbol-simbol yang terkandung dalam ilmu perhitungan weton. Meskipun hasil perhitungan weton kerap kali tidak sesuai dengan harapan pengguna jasa, mayoritas dari mereka justru memilih mengikuti hasil perhitungan demi mendapatkan keselamatan.

A tukang petung is someone who is considered to have high knowledge in reading and determines good days and bad days through weton. Several groups of Javanese people who live in Indonesia, especially in Cilacap Regency, still have a lot of faith in the results of calculations made by tukang petung. This relates to the goals and philosophy of life of the Javanese, namely to achieve calm and peace of life. This weton calculation generally includes several aspects, including the calculation of partner compatibility, auspicious days for marriage, traveling, building a business, building a house and other big events. In the midst of the current flow of globalization, it is important to know the reasons behind the persistence of the practice by tukang petung.

            This paper uses the theory of symbolic interactionism by George Herbert Mead which is then packaged in a framework that is in line with qualitative methodology in the form of data collection techniques through observation, interviews and literature study. Data collection was carried out for three months, from February 2023 to May 2023. The point of view in this study involved a total of 7 informants consisting of 3 tukang petung and 4 users of weton services in Cilacap Regency.

            The results of the study show that tukang petung have a very important role for people who believe in the practice of calculating weton. Technological advances are felt to have not been able to replace the position of the tukang petung in carrying out detailed weton calculation practices. This preservation is a form of mutual interaction between the community and the tradition of weton calculation. The method used by each tukang petung is different, starting from the basis of the book they use and their interpretation of the symbols contained in the science of weton calculations. Even though the results of weton calculations often do not match the expectations of service users, the majority of them instead choose to follow the calculation results for the sake of safety.

Kata Kunci : Tukang Petung, Weton, Tradisi, Orang Jawa

  1. S1-2023-440197-abstract.pdf  
  2. S1-2023-440197-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-440197-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-440197-title.pdf