Studi Komparatif Unsur Budaya dalam Upacara Kematian di Jawa dan Jepang
Yulia Salsabilla, Robi Wibowo, S.S., M.A.
2023 | Skripsi | SASTRA JEPANG
Upacara kematian dilaksanakan oleh keluarga untuk mendiang dengan harapan dapat mengantarkannya menuju kehidupan baru. Pada penelitian ini penulis menggunakan objek upacara kematian di Jawa dan Jepang karena menemukan beberapa persamaan unsur ritual. Kerabat maupun bukan kerabat dari mendiang turut berpartisipasi dan memiliki peran dalam prosesi upacara kematian. Perilaku dan prosesi yang dilakukan pada upacara kematian hingga menjadi sebuah serangkaian ritual tidak serta merta terbentuk, tetapi memiliki makna tersendiri dibaliknya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui cara menjalankan prosesi upacara kematian dan mengetahui unsur-unsur budaya yang terdapat dalam upacara kematian di Jawa dan Jepang berdasarkan sudut pandang kerabat dan bukan kerabat. Diharapkan dengan memahami upacara kematian di Jawa dan Jepang beserta unsur budaya yang meliputinya, masyarakat dapat menempatkan diri dengan baik ketika berada dalam situasi tersebut. Hal ini pun dapat menjadi bentuk upaya melestarikan budaya-budaya yang ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif. Teori fenomenologi digunakan untuk membantu menangkap kesadaran pelaku dalam melaksanakan upacara kematian. Penulis menguraikan prosesi upacara kematian dari kedua wilayah untuk mengkaji unsur-unsur budaya dari sudut pandang kerabat dan bukan kerabat. Melalui hasil kajian, ditemukan unsur-unsur budaya yang berkaitan dengan pertimbangan uang duka berdasarkan kedekatan kekerabatan, budaya pelayat (uchi-soto dan ewuh-pakewuh), budaya pelepasan jenazah (brobosan dan kokubetsushiki), sudut pandang kepercayaan, budaya timbal balik (on’gaeshi/resiprokalitas), budaya hubungan senioritas (jouge-kankei), dan upacara peringatan.
The funeral ceremony is held by the family for the deceased in the hope of leading him to a new life. In this study, the authors used the object of funeral ceremonies in Java and Japan since several similarities in ritual elements had been found. Relatives and non-relatives of the deceased participate and have a role in the procession of the funeral ceremony. Behaviors and processions carried out at the death ceremony to become a series of rituals are not automatically formed, but have their own meaning behind it. This research was conducted with the aim of knowing how to carry out a funeral ceremony procession and knowing the cultural elements contained in the funeral ceremony in Java and Japan based on the perspective of relatives and non-relatives. It is hoped that by understanding the funeral ceremonies in Java and Japan and the cultural elements that cover them, being able to place themselves properly when they are in that situation. This can also be a form of effort to preserve existing cultures.
The method used in this research is qualitative with a comparative descriptive approach. Phenomenological theory is used to help capture the consciousness of the perpetrator in carrying out the funeral ceremony. The author describes the procession of death ceremonies from both regions to examine cultural elements from the point of view of relatives and non-relatives. From the results of the study, found cultural elements related to the consideration of funeral money based on kinship closeness, mourning culture (uchi-soto and ewuh-pakewuh), culture of releasing corpses (brobosan and kokubetsushiki), point of view of belief, culture of reciprocity (on'gaeshi /reciprocality), seniority relationship culture (jouge-kankei), memorial services, etc.
Kata Kunci : upacara kematian, Jawa, Jepang, kekerabatan, budaya.