Laporkan Masalah

REPRESENTASI TOKOH SADEWA DALAM DUA LAKON PEDALANGAN SAJIAN KI SENO NUGROHO

Trisula Aji Manohara Sajati, Dr. Aprinus Salam, M.Hum.

2023 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini menganalisis representasi tokoh Sadewa dalam dua lakon wayang kulit purwa yang disajikan oleh Ki Seno Nugroho, yakni lakon Sadewa Ratu dan Sadewa Tundhung. Tokoh Sadewa merupakan salah satu simbol budaya Jawa yang dikenal sebagai tokoh kembar dan bungsu, serta setia terhadap kakaknya, yakni para Pandawa. Tokoh dalam lakon sajian ini dipilih atas dasar penemuan empirical gap bila dibandingkan dengan representasi pakem. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah menyelidiki makna representasi tokoh Sadewa yang disajikan secara berbeda tersebut. Penelitian ini menggunakan teori representasi Stuart Hall dan metode deskripif kualitatif dalam model semiotika. 

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pada tataran refleksi kebahasaan dalam kedua lakon tersebut, tokoh Sadewa direpresentasikan dengan makna rasa hormat dan keberanian melawan kekuasaan. Makna keberanian melawan kekuasaan terafiliasi atas refleksi kebahasaan tentang kepedulian terhadap rakyat, persamaan hak, kebebasan dan perlawanan terhadap kekuasaan yang sewenang-wenang. Makna pada tataran konstruksionis, tokoh Sadewa direpresentasikan sebagai simbol perjuangan rakyat dan persamaan hak dalam permasalahan akan pemberlakuan administrasi-birokrasi yang bersifat struktural. Makna tersebut dikontekstualkan oleh semangat zaman tentang konsep egalitarianisme dalam paham kebebasan modern dan prinsip hormat dalam paham budaya Jawa. Keduanya dikonstruksikan membentuk makna yang mewacanakan konsep yang terintegrasi, bahwa keberadaan struktur administrasi dengan konsep prinsip hormat tetap diakui sebagai acuan formal dalam tataran etis interaksi sosial. Hal tersebut bukan sebagai distribusi kekuasaan dengan arti ketundukan bersifat mutlak. Konsep egalitarianisme tersebut tidak dapat ditafsirkan secara radikal, melainkan lebih ditekankan secara terukur pada konteks tanggung jawab individu sebagai bagian dari perjuangan kolektif untuk rakyat dan melawan penyalahgunaan kekuasaan dalam struktur hierarki.

This research analyzes the representation of Sadewa’s character in two shadow puppet performances by Ki Seno Nugroho, namely Sadewa Ratu and Sadewa Tundhung. Sadewa is known in Java as one of the twins and youngest of the Pandawas, who is loyal towards his brothers. This character was chosen based on the empirical gap found in comparison with its traditional representation. The purpose of this study is to investigate the meaning of these different representations of Sadewa. This research uses Stuart Hall's representation theory and qualitative descriptive method in semiotic models. 

The research concludes that, at the level of linguistic reflection in the two plays, Sadewa is represented with the message of respect and courage against power. The latter message linguistically reflected concerns for the people, equal rights, freedom and resistance to abusive power. At the constructionist level, Sadewa is represented to symbolize the fight for the people and equal rights in a problematic structural bureaucratic administration. This message is contextualized by the concept of egalitarianism in the modern freedom and the principle of respect in Javanese culture. Both are constructed to form a message of an integrated concept, that the existence of administrative structures with the principle of respect is still recognized as a formal reference in ethical social interactions and not a distribution of power with the meaning of absolute submission. Egalitarianism cannot be radically interpreted, but rather emphasized in the context of individual responsibility as part of a collective struggle and against the abusive power in hierarchical structures.


Kata Kunci : Representasi, Wayang, Sadewa Ratu, Sadewa Tundhung, Ki Seno Nugroho

  1. S2-2023-476169-abstract.pdf  
  2. S2-2023-476169-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-476169-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-476169-title.pdf