Faktor-Faktor yang Memengaruhi Masyarakat Kota Yogyakarta untuk Berjalan Kaki di Jalur Pedestrian Pasca Penataan Ulang (Kasus: Jl. Jenderal Sudirman, Kota Yogyakarta)
Naufal Ferdian Novianto, Isti Hidayati, S.T., M.Sc., Ph.D
2023 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jalur pedestrian dapat
menggambarkan kehidupan suatu kawasan melalui aktivitas dan interaksi yang ada.
Kota Yogyakarta mulai mengarahkan pembangunannya menuju konsep walkable
city. Hal ini diwujudkan dengan proyek penataan ulang jalur pedestrian,
salah satunya di Jalan Jenderal Sudirman. Namun, tiga tahun pasca penataan
ulang tersebut, jalur pedestrian di Jalan Jendral Sudirman belum mampu
meningkatkan intensitas pejalan kaki. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat Yogyakarta
untuk berjalan kaki di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman pasca penataan
ulang dan menilai penerapan konsep walkability pada jalur tersebut.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deduktif, baik secara kuantitatif
(regresi logistik biner terhadap 150 kuesioner yang dikumpulkan melalui convenience
sampling) ataupun kualitatif (observasi lapangan dan wawancara stakeholder).
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan penerangan, peneduh,
tempat parkir, aktivitas, dan rasa keruangan (sense of place) belum
sesuai dengan konsep walkability, sedangkan hasil analisis regresi
logistik biner menunjukkan bahwa faktor ketersediaan penerangan, peneduh,
tempat parkir, dan kemenerusan jalan merupakan faktor lingkungan terbangun yang
berpengaruh signifikan terhadap aktivitas berjalan kaki. Jenis kelamin
“perempuan”, kepemilikan mobil “1 unit”, dan tujuan berjalan kaki “2 tujuan”
merupakan tiga faktor pengguna jalur pedestrian yang memengaruhi aktivitas
berjalan kaki masyarakat di jalur pedestrian pasca penataan ulang.
Pedestrian paths represent the vitality of a
neighborhood where social activities and interactions take place. Yogyakarta
has been focusing its development towards a walkable city through pedestrian
improvement projects, amongst them was implemented in Jenderal Sudirman Street.
However, after three years of its completion, the pedestrian improvement
project is unable to increase the pedestrian activity. Therefore, this research
aims to identify the influencing factors for Yogyakarta inhabitants to use the
pedestrian paths in Jenderal Sudirman Street after the improvement project and
to assess the implementation of the walkability concept. The analysis was
conducted using a deductive approach combining quantitative (binary logistic
regression of 150 questionnaires collected through a convenience sampling) and
qualitative (field observation and expert interview) methods. The field observation
shows that provision of lighting, shade, parking lot, activities, and a sense
of place do not support the walkability of the area, while the statistical
analysis show that the provision of lighting, shade, parking lots, and
continuity of the pedestrian paths have a significant effect on walking
activities after the improvement project. Moreover, gender "female",
car ownership "1 unit", and walking purpose "2
destinations" are users’ (internal) factors that influence people' willingness to walk after an improvement
project.
Kata Kunci : faktor, Jalan Jenderal Sudirman, pedestrian, penataan ulang, walkability