Evaluasi Strategi Pengembangan Koperasi Nelayan (Studi Kasus Koperasi Pantura Dan Pansela Jawa Barat)
FIRSYAN RACHMIL DENY, HARGO UTOMO, MBA, Phd
2023 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang paling dekat
dengan masyarakat terutama masyarakat nelayan. Keberadaan koperasi sudah sejak lama dan
merupakan salah satu penggerak ekonomi yang paling handal. Namun dalam
perjalanannya, koperasi masih membutuhkan perhatian dan pengembangan dari para stake holder nya. Banyak kelemahan koperasi yang muncul tidak hanya karena persoalan ekonomi semata, namun
juga dapat mencakup persoalan sosial dan budaya.
Pada dasarnya amanat UU no 25 tahun 1992 tentang
Koperasi, mengindikasikan adanya ketegasan koperasi sebagai sebuah badan usaha
bisnis. Sebagai sebuah badan usaha koperasi adalah bagian dari penggerak
perekonomian nasional. Peran ini tidak bisa diabaikan, karena akan dinilai dari
seberapa besar koperasi dapat menyerap tenaga kerja dan menghasilkan
kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat nelayan umunya. Koperasi
sebagai sebuah badan usaha tidak dapat berdiri sendiri, dia pasti saling
terhubung erat dengan berbagai entitas masyarakat di lokasi tempat dia berada.
Maka menjadi hal yang stra tegis jika koperasi dapat tumbuh dengan baik, maka
entitas lainnya yang berhubungan dengan nya dapat juga akan tumbuh dengan baik pula.
Perikanan tangkap merupakan salah satu industri penting
di Indonesia karena tidak hanya menangkap ikan di perairan Indonesia, namun
juga memiliki kesempatan untuk menumbuhkan industri turunannya, menghasilkan
devisa dengan ekspor ikan yang ada juga sekaligus dapat memenuhi kebutuhan gizi
msayarakat Indonesia. Informasi dari KKP, kontribusi sektor perikanan terhadap
PDB nasional menunjukkan pertumbuhan positip. Dari 189 triliun di tahun 2014
menjadi 214,52 triliun di tahun 2016, tumbuh sebesar 13,5%. Pertumbuhan ini
lebih cepat dari sektor pertanian dan kehutanan, dan selalu lebih tinggi dari
pertumbuhan nasional. Diperkirakan di tahun 2019 tetap akan tumbuh sebesar 12%
(buku putih KKP, 2017)
Perikanan Jawa Barat merupakan salah satu andalan industri
perikanan nasional. Produksi ikan tangkap di
pantai Jawa Barat yang meliputi Pantura dan Pansela mencapai 284125 ton
(Jawa Barat dalam angka, 2017) dan termasuk salah satu wilayah yang memiliki
jumlah nelayan terbanyak dan kapal terbanyak di pesisir laut Jawa. Potensi
ekonomi ini dalam jangka panjang dirasa sangat strategis sebagai pintu masuk dalam
pengelolaan perikanan dan kelautan nasional. Koperasi harus menjadi barometer
pemanfaatan ekonomi perikanan dan kelautaan ini di Jawa Barat. Melalui pemilihan
strategi yang tepat, tujuan tersebut dapat diharap terlaksana dengan baik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa problem berat koperasi di Pantura dan Pansela lebih karena kurangnya kemampuan para pengurus untuk mengembangkan strategi dan perencanaan. Sehingga belum mampu memanfaatkan kekuatan dan potensi yang dimiliki koperasi atau bahkan alam dan kekayaan perairan Indonesia. Pemberian training, pelatihan dan pendampingan kepada koperasi dipercaya akan dapat meningkatkan kemampuan para pengurus koperasi di masa depan.
Cooperatives are economic organizations that are closest
to the community, especially fishing communities. Cooperatives have existed for
a long time and are one of the most reliable economic drivers. But in its
journey, cooperatives still need attention and development from their stake
holders. There are many weaknesses in cooperatives that arise not only because
of economic problems, but can also include social and cultural issues.
Basically the mandate of Law No. 25 of 1992 concerning
Cooperatives, indicates the firmness of cooperatives as a business entity. As a
business entity, cooperatives are part of the driving force of the national
economy. This role cannot be ignored, because it will be judged by how much the
cooperative can absorb labor and generate welfare for members in particular and
fishing communities in general. A cooperative as a business entity cannot stand
alone, it must be closely connected with various community entities in the
location where it is located. So it becomes a strategic thing if the
cooperative can grow well, then other entities related to it can also grow well
too.
Capture fisheries is one of the important industries in
Indonesia because it not only catches fish in Indonesian waters, but also has
the opportunity to grow its derivative industries, generate foreign exchange
with existing fish exports and at the same time be able to meet the nutritional
needs of the Indonesian people. Information from the Ministry of Maritime
Affairs and Fisheries, the contribution of the fisheries sector to national GDP
shows positive growth. From 189 trillion in 2014 to 214.52 trillion in 2016,
growing by 13.5%. This growth is faster than the agricultural and forestry
sectors, and is always higher than national growth. It is estimated that in
2019 it will still grow by 12% (KKP white paper, 2017)
West Java fisheries are one of the mainstays of the
national fishery industry. Captured fish production on the coast of West Java
which includes Pantura and Pansela reached 284125 tonnes (West Java in figures,
2017) and is one of the areas that has the largest number of fishermen and the
largest number of vessels on the coast of the Java Sea. In the long term, this
economic potential is considered very strategic as an entry point in national
fisheries and marine management. Cooperatives must be a barometer of the
economic utilization of fisheries and maritime affairs in West Java. Through
the selection of the right strategy, these objectives can be expected to be
implemented properly.
This research shows that the serious problems of cooperatives in the Pantura and Pansela are more due to the lack of ability of the administrators to develop strategies and plans. So that they have not been able to take advantage of the strengths and potentials of cooperatives or even the nature and wealth of Indonesian waters. The provision of training, training and assistance to cooperatives is believed to be able to improve the ability of cooperative administrators in the future.
Kata Kunci : Koperasi, Perikanan Indonesia, Strategi nelayan, Pelatihan dan pendampingan